BTR ~ Part 26

941 88 10
                                        

"Abang kamu bilang, weekand kemarin kamu di..." tanya Handry di sela memutar telapak kaki Nadine dengan searah.

"Dicium??"

"Beneran???"

"Iya, cowok itu bilang kalau kami dekat, tapi Mas tau kan apa yang udah terjadi, jangankan orang lain, aku aja lupa siapa nama aku"

"Dan orang yang mencium kamu itu yang kemarin jemput kamu dirumah sakit??"

"He'eh, itu dia. Nadine juga kaget kenapa abang itu yang jemput Nadine.."

"Kamu enggak tau namanya.."

"Sudah dikasih tau sih tapi lupa, hehehe"

"Namanya James.."

"Loh, kok mas tau??"

"Ya taulah, kemarin kan dia jemput kamu, terus disebutin nama dia siapa, jadi Mas tau."

"Ooh... Mas udah, kaki Nadine udah enggak keram lagi kok, kita latihan lagi yuk?!"

"Kamu aja baru istirahat kurang dari 5 menit, sebentar lagi ya, Jangan maksain.."

"Tapi Nadine beneran udah enggak apa apa, udah enggak capek lagi kok."

"Mas hargai semangat kamu yang luar biasa kuatnya, tapi kamu harus mikirin kaki kamu juga, kalau kecapean, buka sembuh kamu nya, malah tambah sakit.." Hendry mencubit hidung Nadine.

"Aww, sakit mas." Nadine memukul lengan Handry, lalu keduanya tertawa dengan lepas.

"Dulu kamu juga seperti ini enggak ya??" tanya Handry disela tawanya, sedetik kemudian dia merutuki kebodohannya sendiri karena menanyakan apa yang sebenarnya ingin diketahui oleh Nadine sendiri.

"Eh, maaf. Mas enggak maksud buat kamu jadi gini.." Handry membujuk Nadine yang masih menundukkan kepalanya.

"Enggak apa apa kok.. Aku juga penasaran sama aku yang dulu gimana." Nadine menyeka air matanya dengan lembut.

"Kamu yang dulu itu ceria, enggak cengeng, keras kepala, makan mood mood tan. Ya itu kamu" sambung James yang tiba tiba sudah ada disana, melipat kedua tanggannya didepan dada.

James berjalan kearah Nadine dan Handry. James berjongkok di depan Nadine sambil menggenggam tanganya.

"Aku bisa nunjukin gimana kamu yang dulu"

"Maksud kamu apa?? Mau buat Nadine sakit karena berusaha mengingat apa yang dia lupakan?!" tanya Handry dengan sebelah alis terangkat keatas ditambah dengan kening yang berkerut dalam.

"Aku hanya ingin mewujudkan apa yang dia inginkan, bukan ingin membuatnya sakit.." James kembali berdiri, menatap Handry dengan tajam.

"Udah ya. Enggak usah bahas ini. Apa yang kuinginkan enggak usah kalian hiraukan"

"Tapi aku peduli sama kamu" jawab Handry dan James bersamaan.

"Kalau kamu enggak keberatan, bisa aku kekamar kamu, ambil bukti?" pinta James.

"Ke kamar? Bukti?" tanya Nadine tak mengerti bukti apa yang dimaksud oleh James.

"Maksud kamu apa? Masuk ke kamar seorang gadis?" Handry juga ikut berdiri, menatap James dengan sinis kembali.

"Aku mau, aku mau lihat, walaupun aku enggak bisa ingat, tapi aku mau tau, mau tau apa yang terjadi sama aku yang dulu.." peryataan Nadine membuat kedua pria tampan tadi melihat kearahnya.

"Ayo.." James mengulurkan tangannya ke hadapan Nadine. Dengan ragu, Nadine merima uluran tangan James. Saat Nadine sudah berdiri, dengan sigap, James langsung menggendongnya. Sedangkan Handry masih bergeming ditempatnya berdiri.

BEFORE THE RAIN✔️Where stories live. Discover now