Chapter 1

18 0 0
                                    

Bye kota Bandung dan welcome kota Jakarta. Perpindahanku ini semoga bisa membuat awal baik bagiku. Oh, perkenalkan namaku adalah Rama, aku berumur 16 tahun ini. Remaja awalku tumbuh saat umurku segini, oh bukan. Hahaha. Acara membuat siaran langsungku langsung terhenti ketika mamaku memanggilku untuk segera bersiap – siap.

"Ya ma, aku akan segera kesana" ucapku sambil meng-non aktifkan ponselku, aku beranjak dan segera mengenakan jaketku.

Sesampainya di depan rumah, mobil keluarga sudah terparkir disana bersama mobil pengangkut perbekalan rumah. Aku, papa, mama dan kakak perempuanku segera masuk mobil dan segera berangkat. Oh iya aku akan memperkenalkan kakakku ya, kakakku ini adalah kakak yang paling tersayang, namamya adalah Olivia. Umur kami berbeda 2 tahun lho.

***

Selama perjalanan, aku senang memandangi jalanan diluar sana.

***

Sesampainya kami memasuki kota Jakarta, tepatnya kami sampai pada malam hari, papa terlihat seperti memasang sebuah GPS maps di handphone-nya. Mencari – cari sebuah perumahan bernama vila A.

"Apa sudah ketemu?" tanya mama sambil membantu melihat di layar handphone papa.

"Sudah ma, tapi ini sepertinya bermasalah. Titik awal dengan posisi kita seperti melompat – lompat" jawab papa sambil terus mencoba membenahi GPS maps-nya.

Aku sedikit menegakkan tubuhku, "bagaimana kalau pakai GPS navigasiku, pa?" usulku.

Papa menoleh kearahku dan diikuti oleh mama. "tentu, coba kau cari perumahan bernama Villa A" ucap papa sambil menganggukkan kepalanya kearahku.

Akhirnya akupun mencoba mencari tempat tujuan kami dan memasang titik awal kami berada.

"Ini pa, ketemu, papa bisa memasang ponselku di kaca depan mobil" ucapku sambil memberikan ponselku pada papa.

Papa menganggu dan menempekan ponselku di jendela depan mobil dekat kaca depan. Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan. Butuh waktu hingga 1 jam untuk bisa sampai disana.

***

Sesampainya di rumah baru kami, kami pun segera memarkirkan mobil dan mobil angkutan barang kami. Aku membantu mengangkut beberapa perbekalan disitu.

Setelah kami semua selesai merapikan barang – barang di rumah kami. Akupun segera naik menuju kamar baruku dilantai atas, aku melihat kearah jendela, karena jendela kamarku menghadap langsung pada pemandangan perumahan yang sangat indah jika malam hari, lampu – lampu rumah menyala seperti bintang yang menapak di bumi. Tiba – tiba ekor mataku tertuju pada satu tempat diujung sana, tempat seperti hutan. Aku langsung berencana untuk pergi kesana besok pagi.

Setelah itu, aku membaringkan tubuhku diatas kasur dan bermain ponsel lagi. Aku membuka IG-ku disana. Dan melihat siaran langsung yang tadi pagi sudah ku buat. Memang banyak sekali yang menonton termasuk teman – temanku dari sekolah lamaku.

'LINE !'

Aku tersentak ketika line-ku berbunyi, seketika aku buka line-ku dan melihat siapa yang sudah mengirimiku pesan, Dio, ia adalah sahabatku di sekolah lamaku dibandung.

*percakapan lewat line*

Dio : "aku pasti merindukanmu, sob"

Aku pun tersenyum dan segera membalas, "aku juga" tak lupa ku tambahkan emoticon menangis sebelum kukirim.

Dio : "kirimi aku pesan terus ya sob, biar kamu tidak melupakanku. Hehe. Segera cari pacar disana, jangan jomblo terus kayak disini *emoticon cry-laugh*"

Aku menggigit bibir bawahku dan membalas. "yee.. aku harus fokus sekolah dulu dong, baru cari pacar untuk langsung kubawa kepernikahan *emoticon cry-laugh*"

Tetiba acara bermain line-ku terhenti karena aku sudah mulai mengantuk. Akupun tertidur dengan ponsel yang masih ku genggam.

***

Keesokkan harinya, sinar matahari menerpa masuk melewati dindingku. Aku terbangun oleh suara kicauan burung, kubuka selimutku dan langsung turun menuju ruang tengah.

"Pagi ma" ucapku dengan mata yang masih terkantuk – kantuk.

Mama membalasku dengan senyuman, "pagi juga Rama" ucapnya sambil menggoreng –entah menggoreng apa- "segeralah basuh mukamu dan sarapan. Setelah itu, kamu boleh berjalan – jalan disekitar sini, kurasa udara pagi disini cukup sejuk" ujar mama sambil membalikkan gorengannya.

"Eum" ucapku sambil menuju kamar mandi.

***

Seusai membasuh muka, akupun segera menuju meja makan dengan keluargaku. Hidangan yang tersaji cukup memuaskan untukku karena ada beberapa makanan yang kusukai.

"Ma" panggil Olivia di sela – sela acara makannya. Dengan sontak mama beserta papa ikut melihat kearah Olivia, begitu juga aku.

Olivia menaikkan sebelah alisnya. "Aku ingin membeli sepatu baru di saat sekolah baruku mulai. Mama papa tahukan kalau sepatuku sudah jebol semua?" ujar Olivia dengan tangan yang ditaruh di sisi kanan dan kiri piring.

Mama dan papa mengangguk sebagai respon 'ya' untuk Olivia. Kemudian papa berbicara kepadaku. "Bagaimana denganmu, Rama. Apa kau ingin dibelikan sesuatu?"

Mendengar itu, akupun langsung menggelengkan kepala sebagai jawaban 'tidak'. Aku tau, kalau semua barangku masih layak pakai untukku.

Tak lama, acara sarapan pagi pun usai. Kakak dan mama membereskan peralatan makan, sementara papaku langsung duduk disofa dengan sebuah korang yang digenggamnya. Sementara aku segera mencari sepeda pedalku untuk pergi berkeliling.

"Rama" panggil mama.

Mendengar itu, aku pun langsung menghentikan langkahku dan berbalik. "Ya, ma?" tanyaku penasaran.

"Nanti kamu ikut tidak saat membeli sepatu untuk kakakmu?" tanya mama sambil menghentikan acara mencuci piringnya.

"Eum, kurasa tidak ma, aku ingin berkeliling di area sini untuk mengenal jalan" jawabku.

"Ah, baiklah, semoga hari-harimu menyenangkan. Mama dan papa nanti akan membelikanmu makanan siang" ujar mama sambil mulai mencuci pring lagi.

"Okay, ma. Aku berangkat dulu" ucapku sambil keluar rumah.

Aku segera mengambil sepeda pedalku dan mulai mengayuh. Pertama, aku akan pergi ke hutan itu. Suasana di perumahan ini tak begitu ramai, warga disini sedang sibuk dengan urusannya, ada yang sedang membersihkan mobil di halaman rumah, ada yang sedang menyapu halaman dan lain-lain. Semakin lama, semakin kencang sepeda yang ku tumpangi.

Akhirnya sampai juga aku di tempat tujuan. Memang bagus tempatnya, udara di hutan itu juga segar sekali. Aku pun segera menaruh sepedaku dan masuk kedalam hutan. Tak lama aku sudah masuk kedalam, disana terdapat sebuah rumah pohon kecil dan sebuah telaga di samping rumah pohon itu, dengan keinginanku yang cukup besar, akupun segera memanjat anak tangga itu dan langsung duduk di rumah pohon sambil melihat telaga.

Aku benar – benar tidak percaya kalau ada hal bagus dalam perumahan ini. Aku terus memandagi telaga itu.

"I LIKE THIS PLACE!!!!" ucapku sambil berteriak, meluapkan rasa senang yang ada di dadaku.

Tiba – tiba dari belakang muncul suara 'BERISIIIKKK!!' yang sontak membuatku hampir terjengkang jatuh. Akupun segera menoleh kebelakang dan melihat...

-

-

-

-

-

-

-

-

BERSAMBUNG

STAY WITH YOUWhere stories live. Discover now