KCM1

1.3K 30 0
                                    

Hari ini, hari di mana seorang Nasya bersekolah di salah satu sekolah menengah pertama yang ada di perkampungannya. Tinggal bersama dengan ibunya, membuat Nasya bersemangat.

"Aku berangkat, Mah," ucap Nasya yang mencium punggung tangan mamahnya.

"Hati-hati,nanti kalau kamu lapar tinggal pulang yah," ujar mama Nasya.

Nasya tersenyum dan mengangguk mengerti. Setelah berpamitan dengan mamanya, Nasya beranjak meninggalkan rumah dan menuju sekolah barunya.

Tidak butuh waktu lama untuk Nasya sampai di sekolahnya, karena jarak rumah ke sekolahnya tidaklah jauh hanya memerlukan beberapa langkah untuk sampai ke sekolah.

"Selamat pagi," ucap Nasya yang baru saja memasuki kelas IX-B.
"Pagi, kamu anak baru yah?" sapa salah satu teman baru Nasya. Nasya hanya mengangguk dan tersenyum.

"Iyah, nama aku Nasya," ucap Nasya yang menyodorkan tangannya untuk dijabat. Teman lawan bicaranya pun tersenyum dan menjabat tangan Nasya.

"Pindahan dari, Jakarta?" tanya temannya.

"Iyah, aku lahir di sini dan masa kecil aku juga di sini, sebagian dari mereka teman SD aku," ungkap Nasya. Teman barunya hanya tersenyum manis pada Nasya.

"Nama aku Rina," ucap salah satu teman baru Nasya.

"Nasya," katanya.

                                  *  *  *  *

Setelah masa perkenalan, kini Nasya tengah sibuk menulis naskah dialog karangannya. Sedangkan dari beberapa sorot matanya mengerah ke Nasya. Mungkin mereka memiliki tanda tanya, kenapa dia sibuk nulis? Sedangkan ngga ada tugas bahkan ngga ada guru sama sekali.

"Kamu tuh nulis apa, Nas?"

"Eh... Ini... Karangan, Nay"

"Karangan apa?"

"Novel."

Setelah mengetahui bahwa Nasya sedang menulis karangan, kedua teman yang duduk di depannya pun menghampirinya dan melihat hasil karangannya.

"Bagus Nas, bolehkan aku pinjam buat dibaca?" tanya Maya teman Nasya.

"Eh... Jangan! Itu belum tamat," tolak Nasya secara halus.

"Yah, masa ngga boleh," lirih Maya dengan memasang wajah datar.

"Kamu tau plagiat ngga?"

"Apa emang?"

"Plagiat itu adalah orang yang dengan gampangnya meniru karya orang lain, tanpa hak cipta!" jelas Nasya dengan lirikannya.

"Tapi aku ngga akan niru, aku cuman pinjam dan mau baca," ucap Maya.

"Hmmm... Tapi di sini aja, jangan dibawa pulang!" tutur Nasya yang dengan lembut memberikan bukunya pada Maya.

Maya menerimanya, kini bukan hanya dia yang membaca karangan Nasya. Melainkan temanya Rinapun ikut serta dalam membaca karangan Nasya. Masih ada hari esok? Kapan aku bahagia? Itulah judul dari hasil karangan cerita yang telah dibuatnya.

"Keren," gumam seseorang

"Apalagi ini," lirih Nasya yang melembungkan pipinya serta membulatkan bola matanya bosan.

"Udh kan bacanya?" tanya Nasya yang langsung mengambil buku karangannya.

"Kamu kok bisa sih bikin cerita gitu?" tanya Rina menoleh ke arah Nasya yang tengah duduk tepat di belakangnya.

"Hasil karangan, you knowlah,"

"Nanti kalau ada pr nulis novel, aku minta ajarin sama kamu yah," pinta Rina. Nasya hanya mengangguk kecil.

Diary DepresikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang