LATE AUTUMN

444 40 6
                                    

Pairing : Siwon X Kyuhyun
.
.
Warning : Pertama, Kyuhyun lebih tua dari Siwon. Kedua, Saia adalah seorang muslim. Tapi disini, saia banyak menyebutkan gereja dan kegiataan keagamaan umat Kristen. Mohon maaf apabila ada yang tidak sesuai atau salah presepsi. Agama disini hanya untuk bumbu saja. selebihnya akan fokus di WonKyu.
.
.
.
.
.

Musim gugur datang terlambat tahun ini. Musim yang seharusnya muncul di pertengahan bulan September ini justru baru terasa di awal bulan oktober. Angin yang berhembus dingin dan daun-daun kering yang berguguran menjadi ciri khas musim ini.

Pagi itu, seorang wanita paruh baya yang kira-kira berusia 45 tahun terlihat mendampingi seorang pemuda yang umurnya jauh dibawahnya. Keduanya terlihat memasuki sebuah gerbang sekolah swasta yang cukup terkenal di Seoul, Korea Selatan.

"Aigo, kau pasti lupa membawa syal-mu lagi." Keluh wanita itu ketika ia memperhatikan pemuda disampingnya yang terlihat kedinginan. Pemuda yang diajak bicara hanya diam, tidak menyahut. Pandangannya mengitari gedung sekolah yang mirip gedung pencakar langit itu. pikirannya sibuk melayang-layang menyusun rencana gila untuk mengacau di sekolah ini. Mereka berdua kemudian berhenti di sebuah ruangan dimana pintunya bertuliskan "Kepala Sekolah".

"Kau harus bersikap lebih baik." Bisik wanita itu sebelum seseorang berperawakan tubuh kurus dan pendek menyambut mereka.

"Ah, selamat pagi, Ny. Choi. Senang sekali melihat anda di sekolah kami." Sapa laki-laki tadi. Senyuman palsu terpulas di raut wajahnya yang sudah dipenuhi keriput.

Wanita yang dipanggil Ny. Choi tak mau kalah, ia sudah ahli dalam hal basa-basi seperti ini. dikeluarkannya sebuah amplop dari dalam tas bermerknya. Kemudian tanpa malu menyodorkannya kepada kepala sekolah itu.

"Aku tidak ingin berlama-lama. Aku titipkan Siwonnie di sekolah ini. Dia sebenarnya anak baik, tetapi karena kami terlalu memanjakannya dia jadi seperti ini." Jelas Ny. Choi. Bibirnya yang dilapisi lipstick berwarna merah itu tersenyum.

Remaja 18 tahun yang sedari tadi merasa muak mendengarkan perbincangan orang-orang dewasa itu mendengus. Kedua tangannya ia sembunyikan di kantong jaketnya ketika udara dingin yang keluar dari AC membuatnya merinding.
Bodoh. Pikir pemuda itu. Apanya yang disebut hukuman jika ia hanya harus pindah sekolah dan tinggal bersama Ibunya. Ayahnya pasti bercanda. Apa tidak ada hukuman yang lebih berat dari ini? Hatinya terus bertanya-tanya.

"Baiklah, Ny. Choi. Kami mengerti. Mulai besok senin, Siwon sudah bisa masuk ke kelas." Kata Kepala sekolah itu sambil menyimpan amplop tadi ke dalam laci meja kerjanya.

"Terima kasih. Kalau begitu kami permisi."

Keduanya otomatis bangkit dari tempat duduk mereka. Apalagi untuk si remaja dengan raut muka yang dingin itu, rasanya ia sudah tidak tahan berlama-lama duduk di ruangan itu. Wanita paruh baya tadi, Ny. Choi, sang Ibu, menggamit lengan putra semata wayangnya itu dan melenggang dengan anggun melewati koridor sekolah yang sepi.

"Ini kesempatan terakhirmu. Kau harus lulus di sekolah ini atau selamanya menjadi berandalan." Ancaman itu terdengar lucu di telinga Siwon. Bahkan deru suara mobil mereka yang lembut terdengar lebih indah baginya daripada suara Ibunya sendiri.
.
.
.
.
Choi Siwon. Remaja berumur 18 tahun yang harus pindah ke kota kelahirannya, Seoul, setelah kurang lebih 10 tahun menetap di Kanada. Kepindahannya ini bukan tanpa alasan. Pemuda yang semula tinggal bersama Ayahnya itu dikeluarkan dari sekolahnya di Kanada setelah ia ketahuan berkelahi dengan teman sekelasnya. Sang Ayah yang sudah tidak tahan dengan kelakuan liar sang putra, memutuskan untuk mengembalikan Siwon pada Ibunya yang tinggal di Korea.

LATE AUTUMNWhere stories live. Discover now