18. Kamar Apartemen dan Kamar Hotel

3.8K 679 138
                                    


"Hasrat di sebut 'hasrat' karena tak terpuaskan." - Goenawan Mohamad

***

"Kamu pria pertama yang Rasi kenalkan pada saya sebagai pacarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu pria pertama yang Rasi kenalkan pada saya sebagai pacarnya." Prolog Rahardian Haryadi, Papanya Rasi. "Kamu pasti sangat istimewa sampai Rasi mengenalkan kamu pada saya. Menyaksikan bagaimana cara kamu bersikap pada Rasi, membuat saya yakin kamu memang istimewa. Maka saya percayakan Rasi sama kamu. Saya titipkan Rasi pada kamu, agar kamu jaga. Tapi malam ini kamu mengecewakan saya, Tares."

Tares bersusah payah menelan ludah setelah mendengarnya. Sejak tadi Tares hanya menunduk tidak berani menatap wajah Rahadian Haryadi. Tares benar-benar malu dan merasa sangat bersalah.

"Jelaskan, kenapa kamu ada di kamar Rasi dini hari begini?"

Dengan kedua tangan mendingin yang terkait sejak tadi, Tares menghela nafas panjang, menegapkan punggungnya, seraya perlahan menaikan kepalanya, memberanikan diri menatap netra Rahardian.

"Maaf, Om saya..." sejak diminta turun untuk berbicara empat mata oleh Rahardian, Tares terus mencari kalimat tepat untuk menjelaskan tentang keadaan yang membuat pria penting dalam hidup Rasi malam ini murka. Tapi Tares tak kunjung menemukan kalimat yang dirasanya tepat dan berakhir mengaku dirinya salah, kembali meminta maaf, pada Rahardian. "Saya salah, Om. Saya minta maaf."

"Res! Jelasin yang sebenernya aja ke Papa." Pekik Rasi yang sejak tadi berdiri khawatir dekat tangga.

"Rasi! Naik ke kamar kamu!"

"Papa harus dengerin penjelasan Rasi dulu!"

"Papa bilang Papa ingin bicara empat mata dengan Tares. Sekarang juga kamu naik ke kamar kamu!"

Rasi tetap keras kepala, tidak memerdulikan gertakan Papanya.

"Pa, Rasi dan Tares punya alasan kuat kenapa tiap malam Tares nemenin Rasi tidur. Please dengerin penjelasan Rasi dulu!"

Rahardian Haryani terdiam, menyerah, tidak lagi memerintah Rasi kembali ke kamarnya.

Kini, Rahardian beralih menatap lekat-lekat lelaki yang setengah jam lalu dia temukan tidur di kamar putrinya. "Kalau begitu, Tares yang harus menjelaskan pada Papa, bukan kamu."

Mengumpulkan kekuatan, Tares mengangkat lagi wajahnya, kembali memberanikan diri menatap wajah Rahardian. "Rasi mengidap Asma Nokturnal, Om. Tepatnya dua bulan lalu dokter memberikan vonisnya."

Mengerti yang dimaksud Tares, air muka Rahardian berubah muram.

"Biar Rasi yang jelasin detailnya ya, Pa?" Rasi berjalan mendekat tanpa meminta persetujuan lalu duduk di samping Papanya.

"Dua bulan sebelum ditangani Dokter Tomo, Rasi sering kebangun tengah malam gara-gara sesak. Awalnya cuma sekali semalam. Papa ingetkan waktu Rasi Mak Euis ijin seminggu buat pulang kampung karena Abahnya meninggal?"

Konstelasi (Hug Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang