Weekend (Last Part)

164 32 0
                                    

Keysa mendorong pelan gue dan yang lain untuk masuk ke mobil. Dia yang nyetir katanya. Tapi gue was-was. Udah lama nggak nyetir mobil setau gue?

Di perjalanan pun semuanya diam. Termasuk Keysa. Dia fokus ke jalanan. Haden cuma bisa lirik-lirik atau nyenggol lengan gue.

"Chr-"

Belum selesai nyebut namanya aja gue udah di sinisin lagi.

"Sorry.." kata gue pelan.

"Mau berapa kali lagi gue harus bilang jangan nginep di kos-an Keysa?" kata Chris. Dia ngomong sama gue tapi tatapannya lurus ke jalan raya. Ketus.

"Chris, could you stop it?" kata Keysa sambil memberhentikan mobil ke pinggir jalan.

"Aku berhentiin disini dan silahkan kalian ke luar. Masih mau lanjut kan?"

"Jalan aja, Sha.." kata gue.

"Oke, gue minta penjelasan kalian berdua!" kata Chris sambil ngelirik ke gue dan Keysa.

"Hmm.. Iya, gue semalem di kos-an Keysa.."

"Ngapain?"

"Karena gue ngerasa dia berubah. Jadi gue hubungin semalem. Pas gue nyampe.."

Keysa lanjutin kalimatnya, "Gue nangis. Gue yang suruh nginep. Puas lo?"

"Fine.." udah gitu aja jawabannya Chris.

"Gantian nyetir. Aku capek. Mau tidur." Keysa langsung keluar dari mobil dan nyuruh Chris buat gantiin dia nyetir. Tanpa nunggu waktu lagi, Chris pindah. Keysa duduk di samping gue. Di kursi tengah. Haden pindah ke depan. Mau duduk di depan aja katanya.

Keysa langsung tidur. Capek beneran kayaknya. Gue pindahin kepalanya ke pundak gue. Nggak peduli kalau Chris sadar.

***

Chris berhenti di depan gang kos-annya Keysa. Baru gue keluar mobil mau gendong Keysa yang masih tidur, udah di geser sama Chris. Oke.

"Gue aja. Lo bawa aja motor lo dari kos-an dan pulang."

Gue diem aja. Males ribut lagi. Chris bawa masuk Keysa ke kos-an dan gue pamit sama Haden.

"Tenang aja, bang. Nanti juga biasa lagi." kata Haden.

"Gue balik dulu. Kalo ada apa-apa sama Sasha kabarin gue."

Haden mengangguk.

Di perjalanan pun gue nggak fokus. Kepikiran cerita dari Chris. Gue nggak bisa marah soal itu ke dia. Gue juga belum tanya apa-apa ke Keysa. Lagipula gue bukan siapa-siapanya Keysa kan? Entahlah.

Gue langsung masuk kamar sesampainya di rumah.

***

Lagi enak tidur, geter terus hp gue. Waktu gue buka, ternyata Keysa.

Keysa
Bintang.. Lagi tidur?

Me
Kenapa, Sha?

Keysa
Aku telfon ya?

Belum gue bales, Keysa udah nelfon.

Kamu gapapa?

Engga? Kenapa emangnya?

Maafin Chris ya?

Yaelah santai aja, Sha..
Biasa gue mah berantem sama dia.
Nanti juga baik sendiri.

Tapi kan gara-gara aku?

Mau ketemu gak?

Hmm, dimana?

Kafe X?

Ya udah aku ke sana. Dadah!

Gue pun langsung meluncur ke kafe yang di maksud. Nggak mau ngapa-ngapain sih. Meski baru tadi ketemu, ada yang pengen di omongin aja.

Dan ternyata, gue duluan yang sampe. Ya iya lah Bintang... Rumah lo sama kos-an doi lebih deket rumah lo ke kafe...

Gue milih meja di pojokan yang pake sofa. Biar enak aja ngobrolnya. Sambil nunggu Keysa dateng, gue pesen makanan. Sekalian buat Keysa. Dia pasti belum makan.

"Mas?" kata gue memanggil pelayan yang terdekat dari meja gue.

"Iya, mas. Mau pesen apa?" tanya pelayannya.

"Saya pesen nasi goreng seafood 2. Tapi yang satu jangan pedes ya. Sama teh manis angetnya 2 juga. Terus air mineral dingin 1."

Keysa akhirnya dateng setelah gue pesen makanan.

"Loh aku udah di pesenin?" tanyanya.

"Iya. Tinggal duduk aja." gue menepuk sofa di sebelah yang masih kosong. Keysa pun langsung duduk di samping gue.

"Makasih ya hehehe tau aja aku belum makan."

"Mana pernah kamu makan kalo abis ngomel."

Keysa menatap gue dengan tatapan sendu.

"Maaf ya gara-gara aku kalian jadi ribut.."

Pesanan kami pun datang. Gue suruh Keysa untuk makan dulu. Ngomongin hal itu nanti setelah makan selesai. Sebenernya gue nggak perlu bahas ini ke Keysa. Tapi sepertinya harus. Ada perasaan nggak enak dan agak nggak nyaman. Lagipula Keysa juga pasti nutupin hal ini. Karena Chris pun begitu.

"Jadi.. Mau ngomongin apa sih?" tanya Keysa setelah kami selesai makan.

"Kamu sama Chris."

See? Langsung berubah ekspresinya. Gugup.

"Kita udah kenal lama kan, Sha?" kata gue melanjutkan. Keysa mengangguk pelan.

"Terus?"

"Kenapa kamu gak pernah cerita kalo sebenernya kamu bukan sepupunya Chris?"

"Bintang.." Keysa memposisikan badannya untuk berhadapan dengan gue. Dan gue masih dengan posisi yang sama, nggak berubah. Nggak bisa natap Keysa.

"Ungkapin aja. Aku dengerin." kata gue yang lagi mencoba untuk santai.

"Papaku punya proyek sama papanya Chris. Udah lama. Bahkan jauh sebelum aku ketemu kamu di sekolah. Papa percaya sama Chris. Beliau minta tolong Chris untuk jagain aku. Aku pun sampe lulus SMA gak tau motifnya apa. Sampe akhirnya.."

"Sampe akhirnya papa mau kamu sama Chris lanjutin perusahaan mereka? Berdua? Pasangan?"

Keysa mengangguk pelan.

"Kita sepakat untuk menyebut hubungan kita itu 'sepupuan'. Dan sebenernya.. Waktu kamu pertama kali nginep di kos-an aku, Chris tau. Chris gak suka. Dan dia gak pernah kasih tau aku alasannya apa. Sampe akhirnya tadi dia marah."

"Kamu gak ngabarin dia kan kalo kita ketemuan?"

Keysa menggeleng, "Engga. Tenang aja." ucap Keysa sambil mengelus pundak gue.

"Dia gak pernah kasar sama kamu kan?"

"Hmm, engga. Dia gak pernah main tangan. Cuma kalo marah aja serem hehe.."

"Sha.." gue akhirnya merubah posisi duduk dan menatap Keysa.

"Hmm?"

"Kamu suka sama Chris?"

"Engga. Kata siapa?"

"Gak gapapa. Ya udah kalo gitu. Aku tenang sekarang."

"M-maksudnya...?"

***

Eyes On You | Seo Changbin (Completed!) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt