Mino pulang dengan wajah kusut, masih persis sama seperti saat ia meninggalkan rumah tadi pagi.
"Tu-tuan akan segera pulang kumohon lepaskan aku"
Menutup rapat mulutnya Jinu tidak bisa menyingkirkan pria yang mengekangnya itu.
.
.
10 menit yang lalu.
Ting! Tong! Ting! Tong!
Untuk pertama kalinya Jinu mendengar suara bel di rumah itu, sejak ia tinggal di sana tidak pernah ada seorang pun tamu yang datang.
Semua yang tinggal di sana tau password atau pin pintu jadi Jinu tak perlu repot untuk membukakan mereka pintu. Oh dan selama Jinu tinggal disana Jinu juga belum pernah meninggalkan rumah.
Kembali ke keadaan Jinu sekarang, ia sedang berjalan ke arah pintu, sebelum itu Jinu memperhatikan layar monitor yang terhubung dengan kamera di bel. Jinu melihat ada seorang pria di balik pintu itu.
Clack!
Jinu membuka pintu dengan senyum yang dapat membuat siapa pun salah paham, ia memang seperti itu selalu terlihat ramah bahkan untuk menyambut pria yang bahkan tak dikenalnya.
Setelah jas mahal membalut tubuhnya, rambut hitam kecoklatan dengan mata tajam mempesona- tampan, itu yang ada di pikiran Jinu saat ini.
"Siapa?" Mata rusa itu membulat dipenuhi rasa penasaran.
"Apa Mino hyung ada?" Pria itu bertanya dengan langkah kaki berjalan masuk melewati Jinu.
"Aah tuan, dia sedang tidak ada di rumah" Jawab Jinu mengikutinya.
"Tuan?" Pria itu berbalik menatap Jinu dari atas hingga ke bawah dan kembali ke atas lagi menatap mata rusa Jinu yang mengedip lucu.
Tidak ada komentar lebih, ia hanya tersenyum menyungging membuat Jinu bingung.
Melanjutkan langkahnya pria itu mendudukan diri di sofa ruang tengah dengan nyaman.
"Aku akan menunggu disini" Ucapnya.
"Ba-baiklah, apa kau ingin minum sesuatu?" Tanya Jinu sopan, lagi pula pria itu tamu tuan-nya bukan? Tidak ada salahnya untuk juga melayaninya.
Bukan melayani itu yang Jinu maksud.
Ingatkan aku pernah menulis jika Jinu itu hanya milik Mino.
"Ani, hanya saja aku ingin kau duduk di sini" Pria itu menepuk pelan ruang kosong di sebelahnya.
"Berapa umurmu? 18, 19, 20?" Tidak ada angka yang benar yang diucapkannya, Jinu juga memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu.
"Aku akan ambilkan minum" Pamit Jinu, perasaanya aneh. Orang itu menatap Jinu seakan ingin memakannya.
Satu-satunya yang Jinu harapkan adalah kepulangan Mino. Jika bukan Mino, Yoon atau Hoony juga tidak apa.
Tapi sepertinya Yoon tidak mungkin pulang karena sekarang ini masih jam 2 siang.
Hoony? Ah, ia tak akan pulang jika belum tengah malam.
Jinu sudah selesai membuat minuman, tapi ia masih tak berani untuk keluar dari dapur sampai "Permisi..." Suara pria itu terdengar memanggilnya.
"Ah nde?" Dengan cepat Jinu membawa minuman itu keluar dan menemui pria itu lagi.
Apa Jinu telah salah membiarkan orang itu masuk ke rumah? Pertanyaan itu berputar di kepala Jinu, selain berharap untuk Mino segera pulang.
YOU ARE READING
slave ; minwoo/songkim
Fanfiction⚠WARN⚠ Mature content🔞 BxB . Bagaimana rasanya dibelikan mainan baru? [090618]
