MHDP/prolog

367 14 5
                                    

Namaku Dalinda Yunda Attayla,banyak orang memanggilku lala.
Aku anak tunggal dari pasangan suami istri Ridwan Attala dan Mariyana Ningrum,papa berprofesi sebagai Dosen disalah satu universitas negri dikotaku dan mama mengabdikan dirinya sebagai ibu rumah tangga dan sesekali mengikuti kegiatan Ibu-ibu PKK dengan para sahabatnya.

Sejak kecil papa sudah mengajarkan landasan agama yg begitu kuat untuk ku,aku bukan tumbuh selayaknya anak yg bisa bebas bermain disaat pulang sekolah ataupun disore hari,tapi papa membangun batasannya untukku,pagi kuhabiskan dengan menempuh pendidikan SD kala itu dan sepulang nya aku disuguhi sepiring nasi dari mama dan bantal empuk yg siap disinggahi kepala mungilku setiap pulang sekolah,dan sorenya kembali sekolah agama mengiringi hari-hariku dari duduk dibangku Kelas I smpai kelas VI,begitu terus aktifitas ku setiap harinya.
Hingga memasuki bangku SMP papa menunjuk salah satu Pondok Pesantren Modern di salah satu kabupaten kotaku yg jaraknya lumayan jauh dari rumah,yg mana tempat itu nantinya akan menjadi tempatku menuntut ilmu hingga 6 tahun kedepan sampai aku lulus Pendidikan SMA.
Dan dari sanalah dimulai kisahku,Pondok Pesantren Miftahul Ilmi.
Kelam penuh liku dan luka.
Tak jarang ditemani tawa ketulusan yg beriringan dengan nestapa tak kasat mata yg kian membelenggu jiwaku yg lama mati.

_______

"Yang suci cepat ke mushola!"

"Na'am(iya)ustadzah"

Suara gemuruh langkah kaki para santriwati menggema disepanjang lorong kamar Maryam dan beberapa kamar lainnya menuju mushola.

Mawar Hitam di PesantrenWhere stories live. Discover now