taman

584 52 13
                                    

Nayeon menutup matanya membiarkan surai hitamnya tertiup angin malam. Nayeon lelah, dirinya kelelahan. Baginya, seperti ini juga sudah cukup untuk melepaskan kelelahan.

Keadaan sekitar Nayeon sedang sepi, maklum sekarang sudah tengah malam. Menurutnya, pada jam seperti inilah dirinya bisa menunjukkan dirinya yang sebenarnya.

Bukan, Nayeon bukanlah seorang werewolf ataupun vampire seperti di buku bacaannya ataupun tontonannya. Yang dimaksud oleh Nayeon adalah bahwa saat inilah dirinya bisa menunjukkan sisi dirinya yang lain.

Sisi yang jarang diketahui orang karena keahlian Nayeon. Iya, Nayeon sangat lihai menyembunyikan keadaan rapuhnya.

Mata Nayeon mulai panas, sepertinya ia akan menangis. Terlihat dari nafasnya yang mulai tidak teratur. Nayeon mengambil jaket dan menutupi dirinya sehangat mungkin. Lantas ia pun keluar dari Apartemennya dan duduk di kursi Taman.

Taman yang datangi Nayeon berada tepat di depan Apartemennya. Entah mengapa Nayeon memilih duduk di Taman yang dingin daripada kamarnya yang hangat.

Nayeon menyandarkan punggungnya ke kursi, menutup mata dan tak butuh waktu yang lama, terlihat bulir-bulir yang mengalir di mata hazelnya.

Jika kalian bertanya tentang beberapa kemungkinan jelek yang akan terjadi jika Nayeon berdiam diri di tempat ini sendirian, Nayeon 10000% yakin tak akan ada apa-apa. Itu karena keamanan disini sangatlah ketat. Hampir tak pernah ada kasus kriminal. Semua aman.

"Jangan menangis," mendengar sebuah suara, Nayeon menutup wajahnya.

"Maaf, tolong jangan menangis." Ulangnya.

Nayeon kaget, ada yang masih terjaga di tengah malam. Ingin rasanya membuka tangan yang menutupi penglihatannya tapi Nayeon terlalu malu. Malu karena tertangkap menangis di Taman sendirian.

"Saya Taehyung. Saya orang baik, janji tidak akan melukai Anda."

Nayeon diam mendengarnya.

"Anda pasti sedang sedih ya?'

"Ah, maaf karena menanyakan pertanyaan retoris,"

Nayeon masih diam mendengarnya.

"Saya baru pulang kerja, niatnya ingn pulang biar bisa istirahat tapi liat Anda,"

"Yaudah saya duduk disini. Nemenin Anda."

Masih sama. Nayeon masih terdiam. Setidaknya Nayeon sudah menghentikan air matanya.

"Saya masih belum hapus riasan di muka saya,"

"Percaya ngga percaya, saya ini idol loh."

Nayeon tertawa, sangat kecil tapi Taehyung, pria yang duduk sebelah Nayeon, masih bisa mendengarnya dan Taehyung sedikit tersenyum mendengarnya.

"Ingin berbagi cerita sama saya, Mbak?"

Nayeon diam.

"Aduh, saya ngga tahan ngeliat perempuan nangis,"

"Maaf, ya?"

Nayeon heran mengapa laki-laki sebelahnya itu meminta maaf dan ternyata tangan yang menutupi wajah Nayeon disingkirkan Taehyung. Nayeon ingin berteriak tapi teriakannya tertahan.

Taehyung membuka retsleting jaketnya dan membawa Nayeon ke dalam pelukannya.

"Saya ngga bau kan, Mbak?"

Nayeon menggeleng dan Taehyung tersenyum merasakan sensasi Kepala Nayeon yang bergerak di dadanya.

"Mbak boleh lanjutin nangisnya. Saya temenin,"

Buah Pena [Im Nayeon]Onde histórias criam vida. Descubra agora