Part 1 : Nice To Meet You!

136 8 5
                                    

"Sialan. Gue telat nih!",ujar cowok yang baru sampai gerbang sekolah itu.

Disaat yang lain sudah berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing,gue malah terlambat begini, gumamnya lagi.

Tak henti-hentinya ia berbicara dalam hati,karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain diam dan memegang gerbang sekolah.

Hari ini adalah masuknya tahun ajaran baru. Itu artinya,para pelajar mulai menjalankan kewajibannya lagi dari pagi hari,yaitu belajar di sekolah. Ada yang menjalaninya dengan gembira,mungkin karena sudah kangen dengan suasana belajar dan bertemu teman-teman,gebetan atau bahkan pacar,entahlah.. hanya mereka yang tau. Ada juga yang biasa-biasa saja,mungkin mereka sudah pasrah dengan suasana sekolah..

Gue Denan,lengkapnya Abiyan Denandra. Gue cowo kelas 2 SMA yang usianya 16 tahun,yang hidupnya biasa-biasa aja,gini-gini aja. Gue bukannya malas sekolah,tapi entah kenapa tadi gue telat bangun,jadinya disaat yang lain udah semangat berangkat dari pagi buta buat sekolah,gue malah telat 10 menit dari bel masuk. Dan sekarang,gue cuma bisa nunggu di depan gerbang sekolah.

Sekolah gue disiplin banget,ngga boleh ada satupun siswa yang melanggar,meskipun itu anak guru sekalipun. Semua diperlakukan sama rata,tidak ada pembedaan. Tapi sekarang bukan saatnya gue bahas sekolah gue,tapi gue mau mikirin gimana caranya bisa masuk ke sekolah tanpa ketahuan.

"Apa gue manjat gerbang aja kali,ya?" Lagi ngga ada satpam juga yang jaga di pos,yaudah deh gue coba",ujarnya yang sudah mulai pasrah karena tidak ada cara lain.

Gue berusaha memanjat gerbang yang cukup tinggi itu,ia hampir berhasil sampai akhirnya... Ada yang teriakin gue biar ga manjat gerbang.

Suara siapa ya?

"Petugas keamanan hari ini adalah Razeta dan Nadhya. Silakan,kalian pakai tanda baju kalian dan segera menuju gerbang. Usahakan jangan sampai ada yang lolos dari pengawasan kalian,atau kalian bapak hukum!"

Begitulah kata Pak Roy saat briefing tadi pagi. Beliau adalah kepala sekolahku yang paling tegas. Siapa yang berani melawan,siap-siap saja mentalmu akan diuji olehnya.

Gue dan Razeta langsung memakai tanda baju kami dan langsung menjalankan perintah Pak Roy tadi. Oh iya,kenalan dulu. Nama gue Nadhya Zalfa Anasya. Biasanya orang bakal manggil kita dengan nama pertama atau nama tengah kita,tapi gue lebih suka dipanggil Nasya,karena gue emang dipanggil seperti itu sama keluarga dan teman-teman gue.

"Zet,kalo misalnya ada yang lolos,gimana?"

"Ya,lawan aja"

Oh my god,sesantai itu dia ngerespon gue.

"Maksud lo,lawan kaya gimana?"

"Ah,liat aja nanti. Kita aja belum tau ada yang bakal lolos apa ngga. Santai aja kali,Nas"

Sebenernya gue ngga mau jadi petugas keamanan seperti ini,apalagi kalau Senin. Karena biasanya,sering ada anak-anak bandel yang nekat buat menerobos gerbang. Gue jadi petugas ini pun karena dicalonin sama ketua kelas gue,jadi mau tidak mau gue harus jalanin tugas ini.

Sesampainya di gerbang,gue dan Zeta bagi tugas.
"Nas,gue lupa ambil buku piket. Lo tunggu sini aja,gue sebentar aja kok"

"Oke,Zet"

Gue ngeliat cowo mau manjat gerbang. Tapi kalau dilihat-lihat kayaknya dia gabisa manjat juga,tuh.

Gue teriakin aja kali ya.. ayolah gue harus berani,daripada gue sama Zeta kena hukuman dari Pak Roy.

"HEI,JANGAN COBA-COBA MANJAT YA! NANTI GERBANGNYA RUSAK,TAU!"

Dia kaget lalu melihat gue dari luar gerbang.

RuntuhWhere stories live. Discover now