Part 16

33 7 0
                                    

Sasya POV.

Berjalan menyusuri jalan kota
Itu yang dilakukan gadis yang bermata sipit dengan menggunakan pakaian tebal yang menyelimuti tubuh mungilnya itu

Ia melihat ada 3 orang gadis yang mungkin seumuran dengannya berjalan di atas trotoar di selingi tawa, itu membuat Sasya mengenang masa-masa ia bersama kedua sahabatnya ia sangat rindu akan sahabatnya rasa sesak di dadanya membuatnya ingin menangis di tambah lagi ayahnya melarangnya untuk berkomusikasi dengan siapapun terutama dengan teman-temannya yang berada di Indo yang tidak ia ketahui sebabnya, itu berhasil membuatnya air matanya terjatuh ke bumi ia menagis dalam diam dan terus melanjutkan jalannya sambil tertunduk tak peduli orang-orang menatapnya aneh

Brukk

Gadis itu terayun ke belakang dan membuatnya terjatuh ke bumi, gadis itu meringis dan berdecak

"Punya mata ngak sih"
Ia sedikit teriak namun pria itu hanya mendengarnya samar-samar ia membantu Sasya bangkit

"Your okey?"

"Hmmm"
Ia baru menyadari perkataannya tadi

Untung gue tadi pake bahasa Indo pasti dia ngak ngerti
Gumamnya merasa lega

"Aku bisa bahasa Indonesia kok"

Skakmat

Dia cenayang? Kok bisa baca pikiran gue?

"Gue ngak cenayang cuman nebak aja?"

Sasya hanya diam mematung jika ia bergumam lagi pasti di tebak oleh pria yang berada di depannya

"Kok ngelamun nanti kesambet loh"

"Iya lo ganteng kok"
Ucapnya refleks tak sadar dari ucapannya tadi langsung ia menutup mulutnya

"What?"

Sasya masih diam

"I handsome?"
Ucapnya tersenyum miring

"Ih gr tingkat dewa"
Ucapnya menahan malu dan berlalu

"Hi Sorry please stop"
Cegahnya agar Sasya menghentikan langkahnya namun nihil realita tak semanis ekspektasi Sasya malah mempercepat langkahnya segera ia berlari kecil mendahului Sasya

"Please stop"
Ucapnya bungkuk lalu terengah-engah

"Sorry"
Ucapnya lagi

"Lo ngak salah"
Ucapnya lembut

Kayanya gue pernah liat deh tapi di mana yah?
Gumamnya, kali ini pria itu tak mengomentari gumamannya

Pria itu memetikkan jarinya tepat di depan mata Sasya itu sukses membuatnya tersadar

"Hmm"

"Rumah lo dimana?"

"Mau ngapain"

"Anter lo pulang"

"Ngak usah gue bisa sendiri"

Pria itu menunjuk dengan dagu gerombolan pria kekar memegang botol minuman keras yang berada beberapa meter darinya, mata Sasya tebelalak kemudian sedikit berpikir

Aduh kalau gue pulang sama dia di kiranya gue cewek lemah kan gengsi tapi kalau gue pulang sendiri....

"Udah ikut aja"
Ucapnya menarik pelan tangan Sasya berjalan berbalik arah menjauhi gerombolan pria tadi

"Eh lo mau bawa gue kemana?"
Pria itu tetap berjalan

"Jangan-jangan lo mau lakuin hal aneh ke gue?"
Ucapnya mengira-ngira

"Ngak"

Dia sekarang berada di depan mobil bmw hitam milik pria itu

"Masuk gih"
Pinta pria itu membuka pintu mobilnya

After MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang