Part 5: Kejutan.

20 2 6
                                    

Sorry for typo(s) and broken English!:')

And this part dedicated to @strwbrrycheesecake thanks for the comments xx <3

***

"Asiq dah yang kemaren nge-date sama Tio!" ledek Kinan ketika Syaqila baru saja meletakkan tasnya di tempat duduknya.

Syaqila mengernyit, "emangnya yang kemaren tuh bisa dibilang date apa?" tanyanya bingung, "gue sama Tio 'kan cuma temenan, masa iya nge-date?" lanjutnya kembali.

Kinan menghela napas lelah, temannya yang satu ini menjadi genius ketika menjelma sebagai penasehat cinta orang lain, dan menjadi makhluk paling bego ketika Ia mengalami hal itu sendiri.

"Sya, pulang sekolah kita ke rumah makan padang yuk?" ajak Kinan yang menatap Syaqila prihatin, "gue beliin otak ntar," ujarnya disambut pukulan dari Syaqila, "sakit jir!" umpatnya sembari menyentuh 'korban kekerasan' Syaqila, yaitu tangan kirinya.

"Anyway, gue duduk ama lo ya mulai sekarang, si Keyla pindah duduk ama Nawang soalnya," katanya sembari menyebut nama teman sebangku Syaqila yang mulai detik ini resmi menjadi mantan teman sebangkunya.

"Yaudah, gapapa, gue pengen ngerasain duduk ama lo hehehe," aku Syaqila jujur.

Tak lama kemudian seseorang berlari kearah mereka, dia Rayhan, dalam kondisi ngos-ngosan, "samperin Nadine! Dia di kelasnya nangis gamau berenti kata temen sebangkunya!" bisiknya panik membuat Syaqila dan Kinan bangkit dari duduknya dalam kondisi yang sama, "demi apa?" tanya Kinan terkejut, Syaqila menarik tangannya lalu berlari ke kelas XII IPA 7, kelas Nadine setelah mengucap terima kasih pada Rayhan.

"Layla, gue ijin masuk ya?" pinta Syaqila pada Layla—ketua kelas IPA 7 yang disambut anggukan cemas sang empunya nama, "iya, kalian tenangin Nadine ya? Daritadi dia udah sesenggukan gitu, takutnya masih nangis pas guru masuk," pintanya khawatir, masalahnya guru jam pertama ini benar-benar gahar segahar-gaharnya guru, takutnya Nadine diprotes dengan kejam oleh guru itu.

Syaqila mengangguk cepat, "iya, doain aja kita bisa bikin Nadine tenang," ujarnya diamini oleh Layla lalu Syaqila dan Kinan langsung menuju ke tempat duduk Nadine yang terletak di pojok kanan kelas.

Mereka melihat sekumpulan siswi berkumpul disekitar tempat duduk Nadine, intuisi perempuan ketika melihat sesamanya menangis. Terlihat Nadine menyembunyikan wajahnya dibalik jaket hitam miliknya.

Syaqila dan Kinan membelah kerumunan tersebut, "Nad?" Syaqila menyentuh pelan bahu Nadine yang naik-turun, isakan Nadine terdengar sangat keras, wajar kalau banyak orang tahu Ia menangis.

"Nadine lo kenapa?" tanya Kinan bingung, meskipun begitu Nadine tak merespon satupun panggilan kedua sahabatnya itu, membuat mereka clueless.

Katya bangkit dari tempat duduknya, "maaf, gue daritadi berusaha nanya dia, tiba-tiba dia nangis pas ngeliat hp, dia gamau bilang apa-apa, gue bingung," ujarnya sembari menggaruk kepalanya, "gue gabisa bantu lebih, sorry. Raja minta ketemuan," Ia menyebut nama pacarnya, "lo duduk sini aja Sya," lanjutnya lalu pergi keluar setelah mengusap bahu Nadine pelan.

"Nad?" Syaqila menghembaskan bokongnya ke kursi, "jangan nangis doang dong, lo kenapa?" tanyanya bingung, "gue clueless sumpah," lanjutnya agak frustrasi.

Tapi, Syaqila punya firasat ini ada kaitannya dengan Rio, iya sih, beberapa hari yang lalu, Rio meninggalkan emoji hati berwarna merah di kolom komentar salah satu anak hits sekolah, yang sayangnya kalau bicara sama orang yang bukan gengnya, songongnya bikin istighfar.

Tapi Rio emang ngeselin abis, Syaqila sudah merasakan pengalaman menyebalkan dari Rio sejak kelas sepuluh.

Dulu, sekolahnya membuat larangan para murid untuk menjalin hubungan khusus, alias pacaran. Tapi larangan tersebut akhirnya terlupakan dari memori semua orang, karena bukan SMA namanya kalau gak ada yang pacaran.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 18, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Which One?Where stories live. Discover now