Penjelasan 2

1.3K 42 1
                                    

Hari ini aku benar-benar kacau dan memalukan, mulai dari bangun pagi yang kesiangan, lari dari parkiran sampai kelas di lantai 4, dosen yang nyatanya tidak masuk, hampir terpeleset dikamar mandi, tabrakan dengan pak Bambang yang terkenal dengan kegatelannya, terjatuh ditangga, terpeleset pas mau ke ruangan dekan, dan berakhir saat makan dikantin tapi aku lupa tidak bawa uang tapi aku bersyukur karena ada Risa yang mau membayar makananku.

Huh aku benar-benar tidak paham dengan diriku hari ini, akupun masuk ke rumah saat sudah mengantarkan Risa ke depan. Aku sepertinya harus berendam untuk menyegarkan kembali badanku, aku memejamkan mata untuk merasakan sensainya, sudah lama aku tidak memanjakan tubuhku ini, mumpung ini masih siang kan jadi ada banyak waktu untuk aku berendam.

Selesai dengan ritual berendamku, aku memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit tempat ibunya Salman dirawat, aku ingin menanyakan motorku yang hilang kepada satpam. Aku memesan taksi online untuk pergi kesana. Satu setengah jam cukup untuk sampai disana.

"Pak!" aku memanggil pak satpam yang sedang berjalan entah mau kemana, dia menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya untuk menghadap kepadaku, akupun segera berlari dan melambaikan tangan, memberi kode bahwa aku yang memanggilnya.

"Eh, mbak Kanaya ya? Ada apa mbak?"

"Motor saya udah ketemu belum?"

"Oh motor itu, gak ada mbak. Saya udah lapor polisi tapi tetep gak ketemu"

Akupun hanya bisa menatap bapak tersebut, mengedip-ngedipkan mata apakah ini nyata? Aku kehilangan motor itu? Lantas, nanti aku berangkat kuliah harus bagaimana?

"Mbak!" pak satpam menepuk pundakku, aku pun tersadar.

"E-eh, gimana pak?"

"Mbak gapapa?"

"Huh, gapapa pak. Mau bagaimana lagi kalo memang tidak ketemu" ucapku dengan lesu.

"Kalo CCTV nya gak rusak mh mbak, pasti bakalan ketemu pelaku nya" ucap pak satpam.

"Yasudah pak, terimakasih ya" akupun membalikkan badan dan berjalan ke arah jalan untuk mencari angkot atau taksi.

"Mbak, maafkan bapak ya" akupun menghentikan langkahku dan menoleh ke belakang.

"Kenapa bapak minta maaf?" tanya ku sambil mengernyitkan dahi.

"Karena bapak kurang ketat dalam menjaga keamanan disini" ucapnya dengan sedih.

"Eh, sudahlah pak jangan begitu. Saya tidak apa-apa, bapak tenang saja ya"

"Sekarang mbak mau kemana?"

"Saya mau pulang"

"Mau diantar anak bapak?" aku tidak menjawab pertanyaan pak satpam tersebut, pak satpam pun berjalan ke arah kanan, ku lihat dia berbincang-bincang dengan seorang pria sambil menunjuk ke arah ku. Pria tersebut melihat ke arahku lalu menganggukkan kepalanya, akupun memalingkan wajahku ketika ku tahu bahwa pria itu berjalan ke arahku.

"Mbak Kanaya?" tanya pria tersebut.

"I-ya"

"Pulangnya saya antar ya?" ucap dia.

"Eh!" akupun terkejut saat dia berkata seperti itu.

"Saya disuruh bapak saya, mbak" ucap dia.

"Pak satpam yang itu?" ucapku sambil menunjuk ke arah pak satpam yang sedang berbincang dengan satpam lain.

"Iya mbak, itu bapak saya"

"Oh oke"

"Bagaimana mbak? Ayo saya antar pulang"

"Gak usah mas, saya bisa pulang sendiri" ucapku menolaknya dengan halus.

"Sayangnya saya sudah janji sama bapak saya untuk mengantar mbak"

Pyuuhh ..

Akupun akhirnya diantar pulang oleh dia, aku tidak tahu nama dia siapa dan aku tidak minat untuk menanyakan namanya.

Sesampainya di rumah aku segera mengganti pakaianku dengan pakaian yang santai, aku memilih untuk duduk didepan televisi sambil berselonjoran kaki, aku mengambil ponselku diatas meja, aku harus menghubungi mamah dan memberitahukan bahwa motorku hilang.

Tuutt .. Tuutt .. Tuutt ..

Tidak dijawab, akupun terus mencoba menghubungi mamah tapi hasilnya nihil. Orangtua ku terlalu sibuk, untuk mengangkat telepon dari aku pun mereka tak sempat.

Tok .. Tok .. Tok ..

Tok .. Tok .. Tok ..

Aku menatap malas ke arah pintu, aku mager sekali. Tapi aku penasaran juga siapa yang datang, akhirnya akupun memaksakan diri untuk membuka pintu.

"Hai Naya" ucap Salman, aku mengerlingkan mata saat mendapat sapaan darinya. Salman menggeserkan badannya ke kanan, dan DAMN! wanita itu! Mita, ada apa Salman mengajaknya kesini?

"Kanaya" ucap Mita.

"Ada apa ya?" tanya ku pada Salman dan Mita.

"Aku kesini mau ngejelasin masalah yang kemarin aku omongin sama kamu Nay" ucap Salman.

"Udah lah, gak penting ini" ucapku sambil berniat ingin menutup pintu, namun gerakanku berhasil dicegah oleh Salman, dia mendorongku masuk ke dalam. Aku memberontak, tindakkan nya saat ini sangat tidak sopan sekali. Akhirnya aku, Salman dan Mita duduk disofa, akupun dengan cepat melepaskan cekalan tangan Salman pada tanganku, aku memasang wajah super kesal kepada mereka.

"Maaf Nay, aku berbuat begini kepadamu. Kalau tidak seperti ini, kamu mana mau dengerin penjelasan aku sama Mita" ucap Salman kepadaku.

"Ngomong sekarang aja Mit" perintah Salman kepada Mita. Ku lihat diujung mataku dia menganggukkan kepalanya dan menghirup nafasnya lalu membuangnya pelan-pelan.

"Begini Nay, pertama aku mau minta maaf karena dulu gara-gara aku kalian jadi putus dan akhirnya jadi begini". "Dulu aku itu ada masalah sama mantan aku, jadi dia itu selalu datengin aku bahkan ngenganggu aku. Aku gak mau balikan lagi sama dia, makanya aku minta tolong sama Aryan. Kenapa aku minta tolong sama Aryan, yaa karena temen cowok aku yang ada disini cuman dia, aku gak punya banyak temen cowok selama ini. Aku juga seneng banget waktu itu Aryan mau bantu aku, terlebih lagi aku udah suka sama dia sejak masih SMA. Tap ...". Aku dan Salman sontak memandang Mita, ia yang menyadari nya langsung menghentikan ucapannya dan balik memandang ke arah aku dan Salman.

"Apa katamu tadi?" tanya Salman.

"Aku menyukaimu"

"Bagaimana bisa?"

"Bisa, aku menyukaimu sejak masa SMA. Ketambah lagi saat kamu bersedia membantuku dan bersikap manis sekaligus perhatian padaku"

"Oh ya Tuhan. Maaf Mita, aku melakukan itu semuanya atas dasar teman. Aku tidak ada rasa sedikitpun kepadamu, dari dulu sampai sekarang hatiku hanya untuk Kanaya, tolong mengertilah dan jangan baper!" aku langsung menoleh ke arah Salman, dan Mita mulai mengeluarkan air mata nya. Kemudian dia beranjak dari duduk nya dan berlari keluar tanpa mengucapkan apa-apa.

___________________________
I'm back hehe

MANTANWhere stories live. Discover now