Bagian 8

451 58 27
                                    

Ini pendek serius!!!
Karena ini cuman semacam bonus 😂😂
.
.
.
.
.

"Chagi?" Yuri mengelus tangan Tiffany.

Tiffany yang kaget refleks menoleh ke arah Yuri. Dilihatnya Yuri yang memandang dia dengan pandangan penuh tanya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Yuri.

Tiffany hanya menjawab dengan senyuman.

"Kau... Serius ingin menikah denganku?" Tanya Tiffany kembali.

"Tentu saja chagi, apa aku tidak terlihat serius?"

Tiffany menatap album yang di beri oleh Yuri dan mengelusnya.

"Kau tahu? Aku sangat senang kau ternyata memperhatikan ku dengan memberi album ini, dan kau tahu aku juga begitu bahagia karena kau melamar ku tapi aku rasa ada yang salah"

" Salah? Apanya?"

"Entahlah, aku merasa kau membuat ini bukan untuk ku"

Yuri mengernyitkan dahinya bingung.

"Aku membuatnya untuk mu chagi dan kau kenapa?"

"Aku dengar dari Sunny kalo hari ini Jessica pulang, tidak ingin mengambil kesempatan terakhir?"

Bagai di setrum listrik semua anggota tubuh Yuri menegang, sekarang ia tahu apa alasan kekasihnya berubah semenjak mereka pulang dari acara reuni itu.

"Kau.. bicara apa? Aku tidak mengerti"

Tiffany hanya tersenyum dan mengelus tangan Yuri.

"Aku memberimu kesempatan untuk mengambil sesuatu yang dulu pernah di ambil darimu"

Yuri menghela nafasnya, ia tidak suka keadaan seperti ini dan bukankah ia dan Jessica sudah sepakat saling menjauh?

"Aku dan Jessica masa lalu dan kau masa depanku jadi jangan membawa masa lalu pada kehidupan masa depan kita Fany"

"Seharusnya kau berkata begitu saat Jessica pertama kali datang kesini kan? Bukan malah mengajak berteman dan memberi harapan padanya" Tiffany berkata masih dengan menunjukkan senyumnya.

Ucapan Tiffany kembali mengunci bibir Yuri.

Yuri mengenal Tiffany 5 tahun dan ia hafal betul jika Tiffany memang bukan orang yang suka meledak-ledak saat marah, namun ia lebih suka mengeluarkan kalimat-kalimat yang menusuk.

Yuri tertunduk, diam. Ia sendiri bingung harus berkata apa, iya memang di lubuk hatinya yang paling dalam ia memang masih menyimpan perasaan pada Jessica tapi disisi lain ia tidak mau melepaskan Tiffany karena bagaimana pun Tiffany lah yang merubahnya membantu melewati semua kesakitannya.

"Kau tau Yul? Tujuan berpacaran itu untuk putus entah putus karena menikah atau putus karena memang sudah tak saling memerlukan"

"Aku masih memerlukanmu dan aku ingin kita menikah" Ucap Yuri dengan masih tertunduk.

Tiffany kembali tersenyum melihat orang yang saat ini masih berlabel kekasihnya itu menunduk tanpa melihat ke arahnya.

"Aku sama sekali tidak keberatan menjaga selama 5 tahun untuk calon pendamping sahabatku"

Yuri langsung mengangkat kepalanya dan menatap lurus pada Tiffany.

"Apa maksud mu? Aku sungguh serius mengajakmu menikah Fany" Yuri sedikit frustasi dengan ucapan Tiffany.

"Aku memberimu kesempatan sayang, tapi kalau kau menolaknya dan tetap mengajakku menikah aku tidak akan membiarkanmu pergi setelahnya"

Yuri mengerjapkan matanya Tiffany nya berubah menjadi sedikit menyeramkan namun ia juga tidak mau menarik omongannya.

"Aku milikmu chagi sungguh"

Tiffany tersenyum dan berdiri lalu menghela nafasnya pelan.

"Kau tahu Yul? Menjadi guardian angel mu adalah hal terbaik bagiku aku sama sekali tidak menyesal karena aku tau aku melakukannya untuk sahabatku" Tiffany mengelus bahu Yuri dan berjalan melewatinya.

Yuri tidak tahu harus berbuat apa disatu sisi ia ingin mengejar Tiffany dan menahannya namun disisi lain... Apa iya ia masih mengharapkan Jessica?

Tiffany berjalan keluar restoran dengan nafas memburu pertahanannya sedikit demi sedikit terkikis, air mata sudah menumpuk di ujung mata ia buru-buru mengambil ponselnya dan menekan sebuah nomor.

"Aku membutuhkan sekarang, bisa datang dan menghapus air mataku?" Ucap Tiffany sambil menahan isakannya.

"Tunggu disana aku akan menjemputmu"

***

Saya sudah berusaha menganggap akan baik baik saja
Tapi ternyata tak bisa
Saya masih merasakan sakit

Kosong,
Perasaan itu ntah mengapa menjadi kosong
Aku seperti tak dapat merasakan apa apa

Mati,
Aku ingin mati dan pergi
Aku frustasi
Aku gila sendiri

Dia tidak akan pernah tau bagaimana perasaanku
Dia tidak akan pernah sadar bagaimana perasaanku
Aku melepasnya untuk kebahagian lainnya

Aku ingin pergi
Aku tak sanggup
Sungguh!
Apalagi yang bisa menggambarkan perasaanku?

Semoga kau bahagia dan jangan bilang kau terluka
Karena kenyataannya aku yang kehilangan cinta
Aku yang di beratkan atas luka ini

***

Ini harusnya ada videonya eh ternyata ga bisa di masukin 😑 ya udah lah gini aja 😅

Belum tamat.

My Gift Where stories live. Discover now