O7

2.1K 343 179
                                    

S H L I
M A L Z

(n.) someone who is always unlucky

) someone who is always unlucky

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hanya satu kamar?"

"Ini yang tersisa, semua sudah penuh."

"Oh." Langkah itu kubuntuti tenang, tak luput dengan tangan kami yang saling menggenggam erat. 

Setelah menyusuri lorong sempit nan minim cahaya, Taeyong membawaku menuju satu kamar. Kami bersinggah di Motel—aku tahu karena membaca saat tiba di parkiran tadi. Sebenarnya aku tak paham makna asli dari tempat satu ini, yang sedari tadi ku temukan hanya beberapa pasangan yang lewat. Mungkin benar bahwa konotasi 'negatif' lebih tepat untuk tempat satu ini.

Seharusnya kami sudah pulang, namun langit sedari tadi memang tak kunjung bersahabat. Aku baru teringat bahwa ramalan cuaca tadi pagi benar adanya. Jalanan begitu licin di luar sana, mungkin Taeyong tidak berkenan untuk menyetir.

Telunjukku bermain jenuh pada jendela kaca, mengusir embun yang sedari tadi disebabkan oleh air hujan. Sudah hampir satu jam, namun curah bening di luar sana semakin menggila derasnya. 

Tak ada percakapan lebih yang kami bicarakan sejak di mobil tadi, ku pikir Taeyong juga tak memiliki mood yang baik, berbeda dengan istrinya yang terus saja mengoceh dengan penuh sumringah.

Merasa kaki telah pegal, aku beranjak menuju kasur. Terduduk lalu sesekali melirik ia yang juga terduduk di kursi kayu dengan asap yang sesekali mengepul dari mulut. Melamun. Tidak biasanya aku menangkap gelagat itu, pun jika sedang suntuk ia lebih memilih untuk bercerita tanpa ku tanya.

Lantas, ini apa?

"Kau ..."

"Kau ..."

"Kau dulu."

"Duluan saja."

Aku berhela, menumpukan afeksiku dengan tenang ke arahnya. "Kau ... sakit?"

Taeyong tersenyum. "Menurutmu?"

Bahuku mengedik enteng. "Giliranmu."

"Kau tahu banyak ... tentang Jisoo?"

"Tentu." Jelas saja, apa yang tak ku ketahui dari seorang Kim Jisoo?

"Berarti kau tahu, alasan dari kondisiku sekarang."

Tunggu ... apa maksudnya ..., "Kau ... bicara ... apa?" ... ini?

Bukannya menjawab, Taeyong berdiri perlahan. Dari mulai meletakkan rokok pada asbak, melucuti jas hitamnya lalu menyampirkan pada punggung kursi, hingga berakhir mendaratkan duduk di sebelahku—seluruh gerak – gerik pria berkemeja putih ini tak luput dari perhatianku.

"Rahimnya bermasalah."

"Apa?" tolehku pongah, menyusuri paras sempurna yang memucat itu dari dekat.

𝐒𝐇𝐋𝐈𝐌𝐀𝐋𝐙 | kjn x lty ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang