Tuhan, bolehkah aku sedikit mengadu?
Ketika itu, degup seolah tak lagi berirama syahdu
Bahkan mungkin sudah keluar dari do re mi fa so la si do
Aku menyaksikan hening yang dicipta sepi di sela2 pilu yang sendu
Sepasang mata mendarat di retinaku dan aku menunduk singkirkan rindu
Rindu yang kususun rapi sejak dia putuskan pergi demi satu hal yang dianggap fardhu
Dan aku cukup tertegun menahan rindu yang seolah sudah menjadi candu
Dalam diam aku berusaha berdamai dengan ego dan juga hawa nafsu
Bisakah aku menatapnya dengan senyum meski bibir kelu membisu?
Aku tak lantas ingin semua orang berprasangka palsu
Bahwa dia pernah mencintaiku dan itu bukanlah semata issue
Aku tahu rindu masih ia rasakan meski dirasanya semakin lesu
Perempuanku, aku melihatmu..
Jauh kuterjang, dekat ku terawang, tapi aku ingin tepati janji bahwa kita akan bertemu
Meski kadang aku hanya sekedar singgah dengan status sebagai tamu
Tapi tatapmu berjuta makna meski kuartikan dengan harfiyah semu
Perempuanku, sepertinya aku turut bahagia
Sepertinya juga aku tersadar bahwa yang kau putuskan adalah sesuatu yang mulia
Meski aku adalah pecundang dan kau pembohong itu bukan lagi rahasia
Tapi aku melihatmu penuh anggun dengan raut muka amat ceria
Dan aku kembali setelah menatapmu kembali dalam larut berusaha ria
Perempuanku, aku mohon izin
Aku yakin kau tau bahwa aku sedang tak bermain-main
Aku hanya berusaha merealisasikan apa yang tertulis dalam bathin
Bahwa aku harus bahagia meski bukan sosokmu yang kupeluk penuh ingin
Perempuanku..
30 desember jadi waktu yang membelengguku penuh kaku
Kukhitbah seorang gadis dengan jalan terjal yang kau tau penuh liku
Aku memutuskan untuk tidak melanjutkan tulisanku dalam satu buku
Buku yang kuukir penuh namamu dalam bingkai yang kini bertengger di bibir tungku
Agar kelak isi ceritanya tetap mencair dan tak membeku
Kelak kubuka kembali dengan pena baru menceritakanmu dengan istriku
Perempuanku,
Kau berhasil mencintai suamimu, lantas doakan aku juga berhasilmencintai calon istriku..
YOU ARE READING
Happy New Year 2019
PoetryDua ribu delapan belas, bergegaslah pergi,, Dua ribu sembilan belas, bergegaslah kemari,,