Kisah kisah biasa yang memiliki aura luar biasa. Bernamakan cinta, kuberi satu untukmu.
Keberanian.
***
Ini merupakan kumpulan FF acak, berbagai genre.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(Maafkan covernya ya... Coba-coba manip lewat hp, masih kaku eheheh biasanya ngedit di laptop sih. Mohon maaf kalau jelek)
Cast: Kim Jaehwan Park Jihoon Honda Hitomi
Genre: Romance
Type: SONGFICT-ONESHOT
Note: Silakan dengarkan lagu Wanna One-Nothing Without You dan 너의 이름을
***
Aku berdiri dari kejauhan, tak ingin melewatkan sehirup napasnya. Aku kini sedang menikmati setiap inchi wajah dari gadis di seberang sana.
Melihat warna cantiknya saat puas tertawa, penuh kebahagian. Aku merasakannya, begitu menginginkannya. Bahkan ketika matanya mengembung manis saat mengeluarkan suara lucu itu.
Aku semakin ingin melihatnya tersenyum. Meski dari kejauhan semata. Walau senja berlalu, seolah lagu sedang menemani lamunku ini.
***
"Apa yang kau lakukan? Masih memandanginya?" Suara berat Jihoon membuatku mengalihkan pandangan dari gadis berpipi kemerahan itu.
"Sejak kapan kau di sini?" Aku menimpali, sambil meliriknya curiga.
"Sejak kurasa gadis itu tampak semakin cantik. Beautiful...," jawabnya duduk di sampingku. "Hyung? Kau melakukannya dengan benar kan? Apa Hitomi menerima surat itu? Aku sangat bersemangat." Jihoon mengalihkan pandangan pada gadis berponi manis. Aku tersenyum lalu menggeleng.
Tiba-tiba tatapan kami bertemu, bintik di matanya tepat mengenai hatiku. Aku bergegas berdiri mencoba agar tak tampak gugup. Kusentuh saku beberapa kali untuk mengurangi perasaan aneh.
"Kumohon, bergegaslah!" Suara Jihoon mengantar langkah ringan untuk mencoba menghampiri Hitomi. Gadis Jepang, putri dari dosenku.
Kutatap Jihoon sejenak, anak lelaki di hadapan yang tampak pucat mencoba menyemangatiku. Aku tersentuh sesaat, merasa seolah pengkhianatan itu tak perlu kulakukan. Niatku, seharusnya tak perlu dilakukan.
"Hitomi-chan?"
"Jaehwan Oppa?" panggilnya tersenyum padaku. Suaranya yang ringan terdengar lucu. Tidak, Jaehwan. Sadarlah. Lakukan tugasmu yang seharusnya. "Aku menunggumu untuk datang terlebih dahulu, tapi kau tetap duduk di sana. Apa itu dia?" serang Hitomi menunjuk lelaki yang jaraknya tak begitu jauh di belakangku.
"Kau sudah baca surat itu?"
"Tentu saja. Kenalkan aku padanya. Berapa lama dia menderita Gerd? Berapa lama harus dirawat di sini?" Hitomi tampak penasaran dengan sosok itu. Jihoon.
"Dia akan segera pulang ke rumahnya. Kau tenang saja." Aku meyakinkan Hitomi.
***
Rumah sakit pun semakin ramai, aku ikut membantu Hitomi untuk tugasnya sebagai relawan sekolah. Tak sengaja, Jihoon anak tetangga sebelahku melihat Hitomi dan meminta untuk dikenalkan.
