11. A Rioters

180 69 98
                                    

Aku menatap tteokbokkiku sambil menghela nafas malas, anak lelaki di depanku terus tersenyum sambil menatapku manis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku menatap tteokbokkiku sambil menghela nafas malas, anak lelaki di depanku terus tersenyum sambil menatapku manis. Dia memajukan kursinya hingga kursinya hampir membentur meja. Setelah mengerucutkan bibirnya singkat dia mencondongkan tubuh ke depan dan menopang dagunya dengan tangan, membuatku mendadak melahap tteokbokkiku dengan sebal.

"Uhuk uhhukkk." Aku terbatuk, saus gochujang itu sepertinya masuk ke hidungku dan membuatku batuk. Mark khawatir dan memberikan minum kepadaku, sementara anak lelaki itu menyodorkan tisu kepadaku.

"Apa kau yang mengajaknya?" tanyaku pada Mark marah.

"Yak tidak, aku bahkan tidak ke dorm NCT Dream seminggu ini. Renjun-ah kenapa kau di sini?"

"Akhirnya setelah sepuluh menit ada yang menanyaiku, sungguh kalian berdua tega mengabaikan keberadaanku di sini," gerutu Renjun sambil kembali ke posisi awal lalu melirik arlojinya.

"Aku datang ke sini karena ingin menjadi reporter tentunya. Saekyu-ya apa kau bertengkar dengan Jaemin?" tanya Renjun.

"Tentu saja tidak, kenapa dia harus melakukannya," respon Mark menyahuti.

"Hey! Apa yang Jaemin katakan padamu?" tanyaku kesal. Dengan cepat aku bisa menebak bahwa ini ada hubungannya dengan Jaemin.

Aku masih teringat saat Jaemin menelponku tadi malam. Dia terdengar lebih serius dari biasanya. Dia bilang dia sedang jatuh cinta, orang waras mana yang akan mempercayai hal ini? Ya, aku sebagai salah satu dari orang waras itu sangat tidak mempercayainya. Bagaimana bisa dia jatuh cinta pada perempuan padahal dia tidak pernah bertemu perempuan beberapa saat ini. Eum ye, jangan hitung aku ya!

Ah tapi akhirnya aku mengerti, dia bersikap aneh dan terus menanyaiku pertanyaan-pertanyaan itu karena dia terus memikirkan gadis yang dia lihat di depan gedung SMent--yang entah bagaimana bisa dia yakini sebagai takdirnya. Serta entah ini takdir atau kebetulan gadis itu adalah adiknya Huang Renjun! Ya Si reporter itu.

Karena Jaemin malu dia menyuruhku untuk menggali informasi dari Renjun tentang adiknya, sial aku tidak percaya Jaemin mempunyai rasa malu.

Si Sialan itu bilang dia sedang jatuh cinta, aku terus tertawa tidak percaya pada awalnya. Tapi sebagai sahabat yang baik aku berjanji akan membantunya. Jaemin menyuruhku bertemu Renjun, aku mengatakan sudah ada janji dan dengan ceroboh aku mengatakan aku akan makan tteokbokki dengan Mark di kedai Kalsun sepulang sekolah.

Jaemin terkejut, dia bertanya kenapa bisa aku memiliki janji bertemu dengan Mark. Aku juga terkejut menyadari kecerobohanku, aku merasa sangat bodoh setiap kali memikirkan Mark. Akupun segera mengakhiri telponku dengan Jaemin tadi malam sebelum Jaemin bertanya banyak.

"Tidak banyak, dia hanya bilang kau akan bertemu dengan Mark hyung disini, aku tidak tahu kenapa dia memberitahuku," ucap Renjun tiba-tiba.

"Apa? Jadi kau kesini karena perintah Jaemin? Kau disini untuk mengawasi kami? Seharusnya aku tidak memberitahu Jaemin!" seruku kesal, Mark menatapku dengan tatapan 'Kenapa kau memberitahu Jaemin'.

Ineffable Fate | Na JaeminWhere stories live. Discover now