22

3.9K 540 30
                                    

Dua hari sudah, dan Jungkook masih mendiamkan Chaeyoung yang terus berusaha berbicara kembali, memperbaiki hubungan mereka yang retak itu. Teman-teman Jungkook sih membiarkan saja, itu masalah mereka berdua jadi biarkan mereka berdua yang menyelesaikan. Apalagi Taehyung, memilih menjadi pengamat baik Chaeyoung dan Taeyong. Taehyung sudah menceritakan masalah ini ke teman lainnya kecuali Jungkook, agar mereka siap sedia jika terjadi sesuatu.

Chaeyoung duduk diayunan dekat taman rumahnya, mengayunkan kaki agar ayunan itu bergerak seirama, sesekali memperhatikan kalung yang ia lingkarkan sedemikian rupa agar menjadi gelang di pergelangan tangannya. Ia tidak mau memakainya di leher sampai Jungkook sendiri yang memasangkan.

Ia terlalu bodoh mempercayai omongan gadis itu kemarin. Kenal saja tidak, tapi justru ia percaya. Omongannya terlalu menyambung dengan omongan Mingyu soal strata. Lagi-- seharusnya ia memikirkan alasan lain kenapa Jungkook seperti itu sesuai kata Mingyu tentang alasan lainnya. Dan alasan itu tentang kelainan Jantung Jungkook.

Mingyu yang baru saja lari pagi hendak menuju mobilnya untuk pulang, terhenti saat melihat Chaeyoung disana.  Memilih menghampiri. Menepuk pelan pundaknya dan tersenyum saat Chaeyoung menoleh.

"Pagi-pagi sudah muram. Kenapa? "

Chaeyoung tertawa pelan, melihat ke arah Mingyu dengan kepala yang ia sandarkan ke tali ayunan.

"Dari mana? "

"Pertanyaan itu harusnya dijawab dengan jawaban, bukan pertanyaan juga. "

Tidak lucu sebenarnya, tapi ntah mengapa Chaeyoung ingin tertawa apalagi saat Mingyu berkata tadi dengan wajah merengut.

"Hanya memikirkan masalah ku dengan Jungkook. "

Mingyu mengangguk paham, ikut menyandarkan kepalanya ke tali ayunan.

"Masih belum mau berbicara dengan mu? "

"Eung, salahku langsung menyudutkannya. "

Mingyu tersenyum tipis mengusak halus rambut Chaeyoung.

"Tenang saja, biarkan saja dulu. Jungkook butuh waktu dan kau juga butuh waktu untuk memahami kenapa Jungkook bersifat begitu. "

Chaeyoung mengangguk dengan senyum manisnya. Mingyu membalasnya lalu menunduk untuk mengambil cokelat yang seingat nya masih ada di saku celana.

"Cokelat? "

Chaeyoung menegakkan kepalanya, mengangguk kemudian mengambil nya dari tangan Mingyu.

"Terima kasih. "

***

Mingyu menghampiri Taehyung yang sedang berkutat dengan tugasnya. Meletakkan minuman yang ia bawa di samping laptop.

"Hyung aku mau bertanya ?"

"Tanya saja,hyung dengarkan."

Mingyu diam sebentar,masih memperhatikan Taehyung yang kadang mendesis sebal jika ia salah mengketik atau terkadang menyumpah sendiri kenapa tugas ini tidak selesai-selesai.

"Jungkook masih marah ya sama Chaeyoung ?"

Taehyung mengangkat alisnya,berhenti sebentar hanya untuk menatap adiknya itu lalu lanjut mengetik.

"Jungkook tidak marah kok."

"Loh lalu ?"

"Kecewa Mingyu. Kecewa dan marah berbeda. Marah,Jungkook orang yang akan tetap berbicara dengan orang yang membuatnya marah. Tapi tidak untuk kecewa. Lagipula baguskan ?"

Mingyu meninju pelan bahu Taehyung. Tidak habis pikir dengan jalan pikirannya itu.

"Bagus apanya ha ?"

Strata (KookRose) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang