▶ 03 - 배드 [Bad]

742 137 12
                                    

│Bad│

□□□

Niatnya hanya berangan sebentar, Yoona tidak menyangka jika dirinya terlalu tenggelam dalam pemikiran dan melamun saat sedang bekerja.

Saat itu seseorang menarik lengannya cukup kencang membuat gadis itu kembali disadarkan pada kenyataan, namanya Bae Joohyun. Seseorang yang bukan bagian dari Flicker, kelab tempat dimana Yoona menghabiskan malam untuk bekerja. Joohyun adalah seorang barista yang membuka kedai kopi-nya sendiri yang kemudian mengizinkan Yoona bekerja untuknya, di waktu menjelang siang sampai menjelang malam. Kata lain, mereka sudah menjadi akrab dan berteman.

"Hei, apa yang kau pikirkan? Sesuatu seperti melanglang buana bersama client-mu nanti malam?" Joohyun agak meringis, "Bersihkan otakmu dan ingat jika ini masih pukul empat, kau masih berstatus karyawanku." imbuhnya mengingatkan.

Yoona jadi ikut meringis. "Aku juga tahu... Otakmu yang harus dibersihkan. Siapa juga yang memikirkan hal seperti itu. Sekedar informasi, saat melamun, otakku kosong dan tidak memikirkan apapun. Kau saja yang mesum!" ujarnya tak terima. Lagi pula ia tidak sepenuhnya bohong, ketika tak melakukan apapun, Yoona akan secara otomatis mengingat Sehun barang sebentar.

Joohyun pun membalas dengan kekehan namun matanya menatap sinis. "Tidak usah bohong, aku sudah lihat." katanya, kemudian menunjuk sesuatu dengan lirikan mata, dimana Yoona baru menyadari jika Joohyun baru saja mengintip pada ponselnya yang tergeletak begitu saja dengan layar yang menyala. "Profil klien-mu 'kan?" Joohyun bertanya.

Baiklah, Yoona lupa karena tidak me-close laman dari aplikasi perusahaan tempatnya kerja. "Sebenarnya, ya." Yoona menghela napas lebih dulu, meraih ponselnya lalu melanjutkan, "Aku tidak mengerti dengan hari ini, tapi profil yang dikirimkan boss-ku adalah dua om-om parlente, sangat hhhh, bagaimana ya menyebutnya?"

Joohyun dibuat tertawa, bahkan tawanya semakin keras ketika gadis itu dengan sengaja mengambil ponsel Yoona untuk melihat-lihat. "Memang sih, lalu kenapa? Kau berada di Flicker karena uang 'kan? Pilih yang tawarannya paling menggiurkan." ujarnya memberi saran, atau mungkin menyindir, entahlah, yang jelas Yoona merasa tersindir.

Sore ini kafe cukup ramai, tapi rata-rata pengunjung yang datang lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkencan dan mengobrol santai, jadi Yoona dan Joohyun tidak disibukkan dengan pesanan yang membludak. Mereka hanya sesekali mencuri pandang pada beberapa pasangan yang tengah bercengkerama di tengah ruang. Membuat iri.

Saat hening itu lah, Yoona kembali mengajukan tanya, "Joo, menurutmu, kenapa orang-orang itu ingin aku yang menemani malam mereka?" Yoona berucap seakan mengawang-awang mengingat sudah berapa juta won yang ia dapat hanya dengan menemani malam para pria hidung belang di sana.

Uang hasilnya bekerja di Flicker memang jauh lebih besar daripada gajinya sebagai karyawan Joohyun, tapi terkadang Yoona memikirkan kembali hidupnya saat ini. Dulu, sebelum memulai hidup baru sebagai wanita sewaan, Yoona ingat jika ia melakukan itu karena Sehun-nya menghilang. Sementara sosok ayah yang seharusnya menjadi sandarannya justru hanya datang untuk memukuli dan menggaulinya dengan paksa. Tak ada lagi yang bisa menghapuskan jejak menjijikan setelah kepergian Sehun. Entahlah, mungkin dirinya mengalami yang namanya mental illness, yang jelas, Yoona merasa lebih baik ketika orang lain menyentuhnya dan menghapus jejak ayahnya.

Tapi sekarang? Yoona sudah berhasil pergi, menghilang dari ayahnya. Tak lagi memikirkan ikatan keluarga meskipun ayahnya adalah satu-satunya yang ia miliki di dunia.

Yoona jadi sangsi atas alasannya tetap bertahan di Flicker dalam kondisi sekarang ini. Toh, sekarang pun ia sudah bekerja pada Joohyun.

Haruskah ia berhenti?

The Spirit Hunter ✔ | YoonHunWhere stories live. Discover now