4

7.3K 420 22
                                    

Satya Pov

Jongin kesal pada orang yang mencubit pipinya. Ini sangat sakit, kenapa juga manusia ini ada di sini pikir Jongin.

"Kai, kenapa kau bisa disini?" tanya orang tersebut pada Jongin.

"Hanya berjalan-jalan Tae," saut Jongin.

Iya ternyata orang yang menyapa Jongin dan mencubit pipinya adalah Kim Taehyung, Adik kandung nya. "Lalu, kenapa kau ada disini?" tanya Jongin pada Taehyung kali ini.

"Aku sedang pergi kerumah teman di dekat sini, kau tahu Kim Hanbin kan?"

"Ohh, Hanbin. Iyya Hyung Tae ingat Hanbin ."

"Tae, mau menemani Hyung jalan-jalan. Mumpung Hyung ada di sini?" ajak Jongin pada Taehyung.

"Tentu saja kakakku Sayang, aku mau. Apapun akan ku berika untukmu."

"Terimakasih Tae."

Taehyung tersenyum melihat tingkah mengemaskan kakaknya. Tanpa pikir panjang Taehyung mengusak rambut putih milik Jongin.

"Taehyung, rambut Hyung rusakkan jadinya." rajuk Jongin pada sang Adik.

"Hahahahahaha."

Taehyung tertawa melihat tingkah merajuk Jongin. Bagaimana pun menggoda Jongin adalah kesenangan sendiri bagi Taehyung. "Taehyung, berhenti. Nanti Hyungie bisa mati karena banyak tertawa."

"Itu hahahahaa tidak ahahahaha akan terjadi hahahaha Hyung hahahahah." tawa Taehyung di setiap kata-katanya.

Jongin makin kesal melihat tingkah dari adiknya itu. Jongin berniat meninggalkan adiknya. Tapi sebuah tangan menghalangi dia.

"Sekarang kita pulang!" tegas suara yang sangat di kenali oleh Jongin.

"Lepaskan aku, Brengsek!" teriak Jongin.

Taehyung yang mendengar teriakan kakaknya segera menghentikan tawanya dan melihat apa yang terjadi pada kakanya itu. Wajah Taehyung di liputi amarah melihat kakaknya diseret paksa oleh manusia dengan muka ayam yang menghiasi wajah jeleknya.

"Ayam, berhenti disana. Atau kau aku bunuh dan aku botakin rambut jelekmu itu!" teriak Taehyung.

Sehun yang mendengar ada yang menghina model rambutnya. Perempat muncul di dahinya. Aura tidak mengenakan muncul pada tubuhnya. Siapa saja yang melihatnya merinding seketika melihat aura intimidasi dari Sehun.

"Apa-apaan kau rubah, beraninya menghina rambutnya!" bentak Sehun.

"Diam kau, Ayam! Cepat lepaskan kakakku Ayam?!"

"Aku tidak akan melepaskan Jongin." tegas Sehun.

"Kau tidak lihat, kakakku kesakitan Ayam."

Jongin hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mahkluk di hadapannya ini. Satunya pantat ayam, satunya rubah.

"Cepat lepaskan, kakakku Ayam. Atau aku akan mem.."

"Dongsaeng, aku serahkan singa iblis ini padamu."

Taehyung mengentikan ucapanya saat seorang menciumnya. Jongin melotot lucu melihat kelakuan Adiknya yang di cium oleh Jungkook. Sehun menyeringai keji melihat Taehyung tidak bisa berkutik. Ternyata rencananya berhasil. Tentunya sebelum dia menghampiri Jongin dia lebih dulu menelepon Adiknya.

"Hn." jawab Jungkook.

"Tae, kemana saja kau. Aku sudah menghubungimu?!"

"Tapi kau tidak menjawab panggilan ku, dan orang rumah mengatakan kau pergi, untuk ada Sehun yang melihatmu."

"Jadi, ikut aku. Kau harus di hukum." tegas Jungkook.

"Tapi Kookie.."

"Diam, Tae!" bentak Jungkook.

Taehyung menunduk mendapatkan bentakan dari Itachi. Nyalinya menciut seketika. Siapapun yang mendapatkan aura intimidasi dari keluarga Oh akan menciut.

Seringai kemenangan terukir di wajah Sehun. Tanpa menunggu lama, Sehun menyeret Jongin pergi dari hadapan KookTae.

"Kau cepat ikut aku," kata Sehun dengan datar.

"Kita mau kemana, Hunnie?"

"Diam dan ikuti saja aku Bodoh." jeda sesaat "Kau harus di hukum, karena sudah berani melanggar ucapku."

"Ucapan apa, Brengsek."

"Sudah kubilang, jangan dekat dengan wanita atau pria selain diriku."

"Tapikan itu Adikku Sehun."

"Aku tidak peduli, itu Adik atau siapapun. Sekali aku bilang tidak iya tidak."

"Kau harus mengerti dengan situasi, Bodoh."

"Kau selalu seenaknya, Brengsek."

Ngomong-ngomong mereka sekarang lagi di mobil, baru saja tiba. Sehun langsung menyeret Jongin masuk ke dalam mobil yang dia bawa.

"Aku begini demi kebaikanmu, Kai. Kau harus tahu itu!"

"Tapi ini terlalu berlebihan, Hunnie."

"Tidak ada yang berlebihan jika sudah menyangkut kau, Bodoh."

Sehun menarik Jongin kedalam pelukannya. Jongin tersentak kaget nerima pelukan itu. Tapi setelahnya dia membalas pelukan Sehun.Etah kenapa Jongin, merasa nyaman di pelukan Sehun. Jongin sendiri belum menyadari bahwa dia mulai terjatuh pada pesona sang Oh.

"Bodoh, kita adalah tunangan. Sudah sepantasnya aku melindungimu. Aku juga tidak mau, sesuatu yang sudah menjadi milikku di sentuh orang lain."

"Iya, aku tahu itu Brengsek." tapi Jongin berpikir sepertinya dia melupakan sesuatu.

Tapi apa iya, pikirnya dalam hati. Dari pada pusing-pusing memikirkan ini, lebih baik Jongin menikmati pelukan Sehun. "Kita, ke apartemen miliku sekarang." kata Sehun tanpa batasan. Sambil melepaskan pelukannya pada Jongin.

Jongin mempoutkan bibirnya, karena kesenangannya di ganggu. Seringai muncul di wajah Sehun. "Tenang, Dear di apartemen kita bebas melakukan apapun. Jadi jangan merajuk begitu."

"Yak, dasar mesum!!" teriak Jongin sambil memukul bahu Sehun.

"Aduuh, sakit Dear."

"Wekk," Jongin malah menjulurkan lidahnya pada Sehun.

Tentu saja kesempatan itu di gunakan olehnya untuk menghisap lidah Jongin. Terjadilah ciuman panas dan perang lidah.
Jongin sibuk mengalungkan tangannya di leher Sehun. Sedangkan Sehun sibuk menekan tengkuk leher Jongin mempersempit jarak mereka.

Sehun mengangkat Jongin untuk duduk di pangkuannya. Tangan Jongin mulai merambat ke rambut Sehun, meremas rambut Sehun dengan sensual.

"Enghh," erangan kenikmatan dari keduanya pun semakin panas.

Tapi pasokan oksigen membuat Jongin melepaskan ciuman itu secara paksa. "Kau mau membunuhku, Brengsek?"

Ucap Jongin di sela-sela kegiatannya mengambil nafas. Sehun diam tidak menjawab. Matanya sudah di penuhi kabut nafsu.

"Kita harus, pergi dari sini sekarang!" tegasnya.

Dengan kecepatan cahaya, cie elah cahaya. Dengan sangat terburu-buru Sehun menyalahkan mesin mobil miliknya. Dia membawa mobil begitu cepat.

Tanpa mendengar protessan dari si pemuda pirang. "Kita tidak akan mati, Bodoh. Sebelum aku memasuki lubangmu." begitu ucapan Sehun membuat Jongin diam pada akhirnya.

Jongin merasakan aura tidak mengenakan pada bokongnya. Apalagi dia masih berada di pangkuan Sehun. Sesuatu yang keras, berhasil mengganjal di sana. Jongin tidak bodoh untuk mengetahui benda apa itu. Jongin bergerak gelisah di pangkuan Sehun.

"Dear, ahh berhenti bergerak begitu, atau aku akan menghajarmu di sini!"

Jongin kicep, dengan cepat dia berhenti bergerak. Ancaman Sehun tidak pernah main-main asal kalian tahu. "Sial, kenapa apartmenku jauh sekali." kesal Sehun.

Sehun frustasi kawan. Padahal apartemennya cuman butuh waktu 10 menit dari tempat Jongin. Mungkin nafsunya udah di ubun-ubun jadi apa terasa jauh.

Tbc...

MY POSESIF BOYFRIEND | ENDWhere stories live. Discover now