10

5.7K 490 32
                                    

Gun memilih untuk berada didalam ruangan P’Yui ketimbang untuk gabung bersama Off dan yang lainnya. Ia terlalu malas untuk melihat Off. Ia masih belum bisa mengontrol emosinya, ia takut akan luluh melihat Off. Gun membuat dirinya seolah sedang sibuk, ia tidak ingin dipaksa bergabung dengan yang lainnya, ia merasa mengantuk dan membenarkan posisinya agar bisa tidur senyaman mungkin. Gun belum benar benar tidur, ia mendengan suara kaki berjalan mendekatinya, saat suara kaki itu berhenti dan ia bisa mencium bau bayi. Ia bis menebak, yang datang mendekatinya adalah Off. Gun bisa merasakan tangan Off yang membelai rambutnya, Gun berusaha untuk tetap tenang. Off dengan tiba tiba mencium pipinya dan membisikan kata “I miss you, Atthaphan.” Ia saat ini berusaha untuk tidak bergerak dan mengatur detak jantungnya, Off bermain main dengan perasaan Gun, lagi. Gun benci itu. Ia tidaj ingin jatuh lagi, ia rasa sudah cukup ia tersakiti. Saat Off menyelimutinya dan berjalan menjauh, Gun bernafas lega.

Apa yang sebenarnya Off lakukan.

Gun mendapat telpon dari Pak. Ia segera menjawab telponnya.

“Ada apa, Pak?” Ia dan Pak sudah berbaikan, tidak ada lagi rasa takut seperti yang dulu ia alami. Ia sekarang hanya ingin berteman.

Kutebak, kau belum makan siang kan? Mau keluar makan bersamaku?” Gun pikir itu adalah tawaran yang bagus, karena ia belum makan siang. Ia tidak ingin makan siang bersama Off dan yang lainnya.

“Kau selalu bisa menebaknya. Mau menjemputku atau aku bersama P’Kwang?” Gun bisa mendengar Pak sedang tertawa.

“Bukankah lebih enak hanya kita berdua? I mean just you and me, makan siang romantis.”

Gun tertawa, Pak masih sama seperti dulu  yang suka menggodanya. “Kau masih sama seperti dulu, jangan membuatku takut lagi. ”

“Aku mencoba meraihmu kembali, bukan menakutimu. Bersiaplah, aku menjemputmu.” Gun memutuskan telponnya dan bersiap untuk keluar. Ia tidak ingat Off dan yang lainnya masih disana, tetapi ia tidak peduli. Ia memberitahu P’Kwang kalau ia akan makan bersama Pak dan Pak akan menjemputnya.

“P’ Gun makan siang bersama Pak, dia akan menjemputku dan mengantarku nanti. Syuting mulai jam 2, kan?” Ia bisa melihat Off terkejut saat ia menyebut nama Pak.

P’Kwang terlihat ragu untuk memberinya ijin keluar bersama Pak. “Kau yakin? Tidak mau makan siang bersama kita saja, kau tidak lupa kan kita akan pergi karaoke bersama?”

Gun tersenyum seraya menggeleng, ia menolak ajakan P’Kwang untuk makan bersama. “Gun sudah berjanji makan bersama Pak, P’. Gun tidak lupa, nanti Gun pergi bersama Pak.”

P’Kwang melihat kearah Off, “Kau tidak minta ijin pada Papiimu?”

Ia mendesah, P’Kwang pelupa. “Memangnya dia siapa sampai Gun harus ijin? Gun pergi dulu ya P’, Pak sudah menunggu. Bye P’Kwang, P’Tay, New.” Ia melambaikan tangannya dan menghilang dibalik pintu, ia segera menemui Pak yang sekarang sudah menunggunya.

Ia melihat mobil Pak yang sudah menunggunya, ia berjalan kearah mobil itu.

“Menunggu lama?” Ia tidak lupa menyapa Pak.

Pak tersenyum melihat Gun, “tidak terlalu lama. Aku bahkan bisa menunggumu memaafkanku selama 3 tahun.”

Gun terkekeh, ia setuju dengan perkataan Pak. Pria itu dengan sabar menunggu mendapatkan maaf darinya.

“Oh ya, nanti aku ada acara karaoke bareng bersama yang lain, kau mau menemaniku?”

Pak mengangguk, “Dengan senang hati, lil prince.”

It Is You ( I Have Loved )Where stories live. Discover now