Dunia sedang mengerjaiku !

2 0 0
                                    

Satu garis lurus di monitor EKG (elettrocardiogramm) memupuskan harapanku untuk bisa kembali berlari di bawah hujan bersamamu. Sembari para perawat menutup tubuh gagah itu yang pucat dan kaku, dia tak bisa lagi mengendarai burung besi mengelilingi dunia. Kekasih hatiku sudah pergi meninggalkanku selamanya.

Tiga tahun lalu, di depan toko buku langgananku, aku berteduh karena diluar hujan, sangat deras. Tiba-tiba seseorang keluar dari toko buku, menyenggol lenganku hingga goodybag berisi buku yang baru saja aku beli jatuh ke air. Aku marah, bukan, lebih tepatnya aku murka. Buku yang kuincar selama berbulan bulan dan baru saja kubeli disenggolnya hingga jatuh dan basah, dan kotor!
"Astaghfirullah, maaf mbak, maaf saya ganti bukunya, maaf banget mbak!"
Raksasa itu mengoceh tiada berhenti untuk meminta maaf, tak ku gubris sedikitpun. Dan aku sibuk mengelap bukuku yang sudah basah dan lembek. Aku benci hal ini, beberapa kertas sketsa di dalamnya juga rusak, tak lagi berwarna putih, tapi kini bercorak pulau dari sabang sampai merauke.
"Makasih, gausah!" Jawabku dengan sangaaat ketus, semua orang pasti tau aku sedang marah waktu itu.
Aku tak menoleh dan langsung berlalu, menembus hujan, saking marahnya aku, tak tau harus kemana. Sayup-sayup aku mendengar seseorang juga ikut berlalri di belakangku menuju super market yang sama denganku.
"Hei, maaf banget saya ga sengaja tadi, beneran."
Aku tak tahu dia berbicar dengan siapa sampai dia menunduk dan melihat mataku lekat.
"Hei, maaf, saya ga sengaja jatuhin buku kamu, saya mau gantiin, kasih judulnya sama saya, ntar saya balik lagi ke toko bukunya dan belikan buat kamu"
"Mas, kan saya udah bilang gausah repot, bukunya udah ga dijual lagi, udah abis, gausah sosoan mau ganti deh"
"Saya cariin kemana aja deh, yang penting kamu kasih tau saya judulnya"
Dengan malas aku masuk ke dalam supermarket tadi dan membiarkannya mengikutiku. Risih, aku seperti dijaga bodyguard, secara dia 10 cm lebih tinggi dariku.
"Oke, jadi apa judul bukunya ?"
"Aduh, masnya ga ngerti bahasa indonesia ya? Kan saya udah bilang gausah"
"I don't, jadi tetep saya ganti ya "
"No, i'm okay, you make me feel uncomfortable, and now back off "
Agak kasar kan aku jadinya. Aku bisa lihat dia merasa bersalah karena membutku marah dengan dua perkara, yang pertama bukuku, dan mengikutiku kemana aku pergi selama hampir 30 menit.
Dia kemudian masuk kedalam supermarket tempat aku belanja tadi, dan aku pergi ke tempat buku yang tadi untuk membeli buku sketsaku.
Daan, semesta sepertinya sedang bermain denganku, aku lupa dompetku tertinggal di supermarket tadi.
Aku segera berlari kembali ke tempat manusia raksasa itu berteduh. Dia senyum-senyum melihatku yang tampak bodoh karena kehujanan. Tepat sebelum aku membuka pintu supermarket itu, dia mengeluarkan dompetku. Baru aku mau bicara, tiba tiba dia menghela
"Saya ga nyolong, ini tadi ketinggalan, dan mbak kasirnya nitipin ke saya karna tadi kamu jalan sama saya dilihatnya. Dikiranya saya pacar kamu, padahal gatau dia kalo saya musuh kamu"
Aku tersenyum simpul, dan mencoba kembali mengatur ekspresi wajahku sembari mengecek isi dompetku.
"Tenang, saya ga ngambil sepeserpun dari dompet kamu, saya cuma ngambil ini tadi" dia menunjukkan struk belanjaanku dari toko buku tadi. Dan nomor hpku yang kutaruh di dalam dompet, untuk berjaga jika dompetku hilang, mereka akan tahu kemna harus menghubungi.
"Gausah repot-repot, saya bisa pesan lagi nanti, makasih udah jagain dompet saya" kataku sembari berlalu
"Nanti saya telpon kalau sudah ketemu, dan sama-sama, hati hati ya kay !" Sahutnya dengan senyum lebar seolah-olah puas dengan entah apa.
Eeh, tunggu, darimana dia tahu namaku? Pasti dia buka dompetku! Dasaar !

Sayap cintakuWhere stories live. Discover now