FIRST : SI PEMILIK MATA CEMANI

113K 4K 12
                                    

Setelah upacara berakhir, seluruh barisan dipersilahkan untuk meninggalkan lapangan dan kembali menuju kelas masing-masing melanjutkan pembelajaran.

Tapi tidak dengan Kaleesha, gadis itu terus berada di tempat terpaku ke arah seorang laki-laki dengan tampilan sedikit urakan yang sedang berteriak nyalang ke arah 3 laki-laki yang tertunduk di bawah kakinya, Kaleesha bisa menebak itu adalah adik kelas.

Jaegar Sankara, orang yang berteriak itu terus menatap nyalang. Pentolan Cakrawala yang menyandang gelar Ketua Mataram itu terlihat sangat menyeramkan, aura yang terpancar dari tubuhnya mampu membuat siapapun menunduk takut, sama seperti 3 laki-laki itu.

"Kal?" Saras yang baru saja menyelesaikan urusannya dari toilet melihat Kaleesha masih sama di tempat yang sama sebelum ia meninggalkannya ke toilet. Lagi-lagi Jaegar, orang yang membuat Kaleesha terdiam. "Udahan kali, ayo balik. Takut ketahuan OSIS, bisa bahaya nanti kita kalau masih ada di sini."

Tidak kunjung menjawab, Saras menarik paksa tangan Kaleesha dan menyeret gadis itu menuju kelas meninggalkan kegiatan yang tidak bermanfaat itu.

"Lama banget lo berdua, dari mana aja sih? Kantin dulu atau gimana?" sembur Olin. Sebagai teman sebangku belakang, memastikan semua teman-temannya berada di kelas sebelum pembelajaran di mulai, Olin bertanggung jawab penuh.

"Lo ya, untung pak Arif gak masuk. Kalau aja beliau udah datang terus kalian baru datang, apa gak kena masalah?"

Saras yang mendengar itu menarik napas sejenak. Ia tau bagaimana galaknya seorang Arif Satya itu. "Kalee nih, sahabat lo ini tadi lagi lihat pangerannya dulu."

"Jadi, selama 30 menit lo berdua di luar cuma lihatin Jaegar doang?" ucap Vania.

"Bukan gue, Kaleesha." Jelas Saras lagi.

Vania mendengkus. Ia tau bahwa temannya ini mengincar seorang Jaegar Sankara, orang pertama yang wajib di jauhi oleh siapapun yang ingin bersekolah dengan tenang di sini.

Melibatkan Jaegar dalam hidupnya hanya membawa malapetaka. Jaegar dengan segala jenis predikat yang dia punya, cowok paling nakal di Cakrawala, hobi berantem, meski otaknya cerdas. Anak salah satu penanam saham terbesar di Cakrawala, salah satu kolega papa Kaleesha.

Menyandang nama Mahawira membuat Kaleesha dengan mudah dikenali orang. Semua orang tau bagaimana kehebatan Mahawira, seorang pembisnis handal yang namanya sudah melambung tinggi. Bahkan Kaleesha disebut anak yang terlahir beruntung, karena menjadi bagian dari Mahawira. Terlebih Kaleesha memiliki satu orang kakak laki-laki dan kembaran laki-laki, sehingga semua orang beranggapan Kaleesha akan dijaga layaknya berlian.

Meskipun kenyataannya tidak sesuai dengan ucapan semua orang. Kaleesha maupun kedua saudaranya membiarkan berekspetasi tinggi terhadap dirinya maupun keluarganya.

"Jadi apa yang anak emas Cakrawala itu lakuin hari ini? Adik kelas mana lagi yang cari perkara?" tanya Vania beruntun.

Gadis itu menjeda kalimatnya, "Biar gue tebak, masalah kali ini gak jauh dari dia nyamperin orang yang ngomong kalau Mataram bermasalah? Bukannya emang benar ya? Kok anti kritik begitu?"

"Kalau dia tau kelomponya bermasalah, yang harusnya dibenahi ya kelompoknya bukan nyamperin orang yang ngomongin."

"Jangan kencang-kencang gitu kalau ngomong, Van. Mata-matanya banyak, bisa jadi lo habis ini yang disamperin Jaegar." Ucap Saras.

"Lho kenapa? Samperin aja ke sini, semua yang gue omongin juga fakta, Ras." Jawab Vania santai.

Olin menaikan tasnya di atas meja, menjadikan sandaran kursinya sebagai pegangan menghadap bangku Kaleesha dan Saras yang berada di belakangnya. "Kata Paja, mereka itu anak yang kemarin sempat mau gabung ke Mataram, tapi ada beberapa hal yang ngebuat mereka gak lolos. Terus mereka ngomong kalau Mataram cuma cari orang yang bisa berantem doang, gak peduli dari mana asal jago berantem aja. Sedangkan menurut mereka, Mataram itu orang-orang yang berisi dengan rasa solidaritas yang tinggi."

REBELLION Where stories live. Discover now