SECOND : JAEGAR, KETUA MATARAM

96.7K 3.7K 1
                                    

Entah hari ini bisa disebut hari sial bagi Kaleesha karena harus dikeluarkan dari kelas karena lupa mengerjakan tugas atau hari keberuntungan bagi Kaleesha karena meskipun dikeluarkan ia bisa bertemu dengan Jaegar.

Laki-laki itu berada di lapangan dengan hormat bendera. Seperti biasa, insting seorang Ketua Mataram tidak bisa diragukan. Ia menyadari seseorang berjalan ke arahnya.

"Hai, Jae."

Jaegar melirik sekilas, Kaleesha lagi. "Dia lagi." Gumam Jaegar tanpa menoleh.

Gadis itu tersenyum, melihat ke arah Jaegar yang nampaknya mengacuhkan kehadirannya. "Lagi ngapain di sini? Dihukum?"

"Mata lo gak buta sampai gak bisa lihat gue lagi apa di sini."

Kaleesha mengangguk kecil. "Lo haus gak Jae? Tapi gue lagi gak bawa minum. Haus enggak? Gue bisa ke kantin kalau lo haus."

Jaegar sama sekali tidak menjawab. Rasanya sangat malas meladeni orang asing yang tiba-tiba sok akrab dengannya.

"Jae? Jawab dong, hobi banget ngacuhin gue."

Karena tidak kunjung menjawab, Kaleesha berlari kecil meninggalkan Jaegar. Jaegar pikir Kaleesha menyerah dan memilih pergi karena diacuhkan, tapi dugaan Jaegar salah, tidak lama gadis itu kembali datang dengan membawa dua botol air mineral.

Bahkan dengan berani, Kaleesha menarik tangan Jaegar, memberikan satu minumnya. "Lo mau apa sih?" geraman Jaegar tertahan.

"Ngasih lo minum? Lo bisa lihat sendiri, 'kan? Buru di minum, panas juga di sini."

Kaleesha memilih duduk di dekat tiang bendera. Wajah cantik gadis itu terpapar sinar matahari yang terhalang pepohonan, sangat cantik.

Mata cemaninya menatap ke arah Jaegar, menelisik apa yang membuat laki-laki itu dihukum, Jaegar tidak memakai dasi. "Oh gak pakai dasi ternyata."

"Eh tapi bukannya tadi waktu upacara lo pakai ya? Gue gak lihat lo ada dibarisan yang gak pakai atribut lengkap." Ucap Kaleesha lagi. Dalam diam gadis itu mengakui keberanian Jaegar, dia tidak lari dari hukuman.

"Apa gue ke koperasi ya? Tapi waktu hukuman lo bentar lagi selesai, gue gak lihat lo dari tadi sih, Jae."

"Dasi gue ada di Azhalea." Jawaban Jaegar membuat Kaleesha mengangguk kecil. Jaegar bisa melihat raut kekecewaan pada gadis itu, tapi itu bukan salah Jaegar, bukan?

"Harusnya lo gak kasih dasi lo ke Azhalea, Jae. Lo jadi dihukum, 'kan sekarang?"

"Itu lebih baik daripada dia yang harus panas-panasan di sini." Jawab Jaegar lugas.

Kaleesha kembali terdiam. Jaegar akan melakukan apapun untuk Azhalea. Jaegar mau menghalangi angin untuk Azhalea, menutupi gadis itu dari matahari, selama itu Kahisya Azhalea, Jaegar akan melakukan apapun.

"Kalau gue dikeluarin dari kelas, Jae. Lupa gak kerjain PR." Ucap Kaleesha lagi.

"Apa gue peduli? Gue juga gak tanya."

Kaleesha tertawa kecil. "Jangan galak-galak gitu kenapa sih, Jae? Takut lo naksir gue kalau galak."

Kali ini Jaegar yang tertawa. Rasa percaya diri gadis ini patut diacungi jempol. "Gue? Naksir lo? Bangun, Kal. Jangan kebanyakan mimpi."

"Lho? Emangnya kenapa? Gue cantik kok, apalagi gue adik dari teman lo Kasaga sama Kaleon, bukannya itu hal yang luar biasa."

Jaegar hampir terlupa jika Kaleesha juga menyandang marga Mahawira sama seperti Kasaga dan Kaleon. Hanya saja tingkah Kaleesha tidak mencerminkan bahwa ia seorang Mahawira.

REBELLION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang