4

8.4K 1.6K 204
                                    

hyunjin melipat lengan kemejanya sampai sikut. lantas menggaruk rambutnya yang bahkan tidak gatal. selalu, selalu seperti ini ketika ia berhadapan dengan jeongin.

mereka berdua duduk diatas sofa dengan dua cangkir teh hangat yang menemani. sejenak mengenyahkan pekerjaannya demi sang kekasih tercinta.

"ada apa, jeongin? kamu gak biasanya dateng kesini, saya kaget pas denger kamu tiba-tiba udah ada di lobby." ujar hyunjin memecah keheningan.

jeongin tersenyum kecil, merasa senang ketika hyunjin membuka percakapan. raut wajah hyunjin nampak khawatir, meskipun terlihat beberapa kali ia mencoba untuk mengalihkan pandangan.

"apa aku ganggu kakak kerja? maaf kak, aku- aku cuma gak tau harus kemana lagi." tukas jeongin dengan nada yang lirih. tidak seperti biasanya, jeongin yang hyunjin kenal adalah jeongin yang selalu ceria.

"k-kamu, mau cerita sama saya?" tawar hyunjin.

meskipun jarinya berkeringat, ia mencoba untuk membawanya untuk menggenggam jemari milik jeongin. mengelusnya dengan perlahan dan gerakan terpatah. hyunjin mencoba menenangkan jeongin, ia tahu bahwa kekasihnya itu tidak dalam keadaan yang baik.

"i'm sorry, aku..., aku cuma ngerasa kacau." ia menghela napas sebelum melanjutkan, "revisi terakhir skripsiku hampir dirobek sama dosen pembimbing karena beliau kira aku manipulasi data, padahal aku cuma salah ketik. itu emang kesalahan aku, tapi aku gak nyangka sampe segitu fatalnya." jelas jeongin dengan mata yang berkaca-kaca.

"jeongin, saya memang gak bisa bantu banyak. saya yakin kamu pasti bisa selesaiin, tenangin dulu diri kamu ya?"

jeongin mengangguk lemah. alasan datang ke kantor hyunjin sebenarnya ada diluar kendalinya. ia hanya bingung harus datang ke siapa, dan hyunjin lah yang menjadi jawabannya. beberapa hari yang lalu hyunjin pernah mengatakan bahwa jeongin bisa datang kesana kapan saja.

jeongin lantas tersenyum ketika melihat raut hyunjin yang masih saja terlihat khawatir. kemudian ia balas menggenggam jemari hyunjin erat, membuat hyunjin terbatuk kaku.

"nanti kita makan siang bareng yuk, kak?" tawar jeongin.

"boleh, jeongin."

keadaan kembali hening dan canggung ketika jeongin tidak menjawab. jeongin sibuk mengamati ruangan yang ditempati hyunjin. ruangan yang berada di lantai paling atas perusahaan, lantai dimana hanya ia sendiri yang menempati.

"jeongin, kamu mau saya peluk?"

jeongin menoleh kearah hyunjin. pria dewasa disampingnya itu sama sekali tidak melihat kearahnya, hanya sibuk melihat langit yang terpampang bebas diluar jendela.

tidak ada jawaban dari mulut jeongin. membuat hyunjin mengalihkan pandangannya kepada pemuda lain yang berada disampingnya. tanpa kata, ia merengkuh pelan tubuh jeongin. menggiringnya pada sebuah pelukan hangat yang menenangkan.

jeongin membalas pelukan itu dengan sama eratnya, sementara tangan hyunjin mengelus pelan punggung jeongin.

jeongin terkekeh pelan ketika ia menyadari sesuatu.

"kak, pelukan doang deg-degannya sampe kerasa gini loh sama aku?" goda jeongin ditengah pelukan mereka.

hyunjin tidak membalasnya, malah mempererat pelukan mereka dan menenggelamkan wajahnya diperpotongan leher jeongin. entah karena terlalu nyaman, atau terlalu malu.

awkward ; hyunjeong ✓Where stories live. Discover now