THIRD : INTI ALCATRAZ

89.1K 3.4K 5
                                    

Manik kelam Kaleesha melihat 3 remaja yang asik bermain monopoli. Dengan cepat, Issac, salah satu diantara mereka menoleh begitu Kaleesha melemparkan sebuah bungkusan ke arahnya yang dengan mudah ditangkap. Kaleesha sudah menebak teman-temannya ada di rumah Issac, pilihannya dua, rumah Issac atau Batalion.

"Bisa kali salam dulu." Ucap Issac sambil meletakan bingkisan yang Kaleesha bawa.

"Takut lo kepanasan." Jawab Kaleesha santai. Gadis itu berjalan menuju arah dapur milik Issac. Tangannya dengan cekatan membuka bungkusan pizza dan menghangatkanya di microwave.

"Ada apa?" tanya Kaleesha pada teman-temannya. Tatapan mata mereka tidak biasa.

"Harusnya kita yang tanya begitu?" balas Saga. "Ada apa? Kenapa tiba-tiba ke sini?"

"Jadi gue diusir?"

Saga menarik napasnya sejenak. "Gak biasa lo main ke sini tanpa sebab, Kalee. Biasanya juga lo nolak tiap kita ajak kumpul. Lo doang inti Alcatraz yang jarang ngumpul, sekalinya ngumpul ngajak ribut orang."

Kaleesha tertawa. Memang benar, gadis itu selalu beralasan setiap teman-temannya mengajaknya bermain ataupun sekedar makan bersama. Kaleesha sendiri tidak menemukan alasan tepat untuk menjawab pertanyaan itu, mungkin karena terbiasa sendiri.

Namun jika sekalinya Kaleesha yang mengajak mereka untuk datang, bisa dipastikan Kaleesha akan berencana menghajar sesuatu. Hal ini dilakukan Kaleesha atas permintaan teman-temannya untuk tidak menghadapi sendirian.

Karena terbiasa sendiri, Kaleesha pun membalas orang-orang yang mengusik Alcatraz seorang diri. Dan hal itu membuat Issac marah.

"Luka lo udah sembuh?" tanya Issac. Laki-laki bernama Issac Sadega itu melihat pilu ke arah luka pada pelipis Kaleesha yang tertutup rambut. "Harusnya lo kasih tau dulu kalau mau balas, Lee."

"Keburu kabur kalau kasih tau kalian, lagian gue juga bisa berantem."

"Gue tau lo bisa berantem ya bajingan. Tapi bisa, 'kan kasih tau? Biar kita juga bisa backup lo kalau ada apa-apa." Sembur Nazeera.

"Itu udah diobati? Kenapa gak ditutup plaster?" tanya Nazeera lagi.

"Gak sembuh-sembuh kalau ditutup, lagian lecet dikit doang."

Issac, Nazeera, dan Saga. Tiga remaja yang merasa sedikit bersalah atas insiden balasan yang Kaleesha lakukan seorang diri. Kaleesha bisa melihat wajah-wajah bersalah itu, ia menarik napas sejenak. "Gak perlu nyalahin diri, ini udah tanggung jawab gue juga sebagai ketua. Gue cuma membalas apa yang Athar lakuin ke Saga, itu doang gak lebih. Gue punya alasan kenapa gak kasih tau kalian. Belum tentu juga kalian setuju sama rencana gue, gue cuma mau Athar dapat hal yang sama."

Memang benar, Athar yang terlebih dahulu menghajar Saga. Saga sebagai otak penyerang dan orang yang paling terakhir maju bersama Nazeera itu terkena imbas malam itu, pengeroyokan yang dilakukan oleh Athar membuat Kaleesha naik pitam. Kaleesha tidak suka jika ada orang yang tiba-tiba menyerang orang lain tanpa sebab.

Issac selalu menjadi benteng untuk Kaleesha. Dia orang yang pertama yang akan menghentikan Kaleesha jika gadis itu sudah turun ke medan perang. Issac tidak akan pernah membiarkan Kaleesha menguasai medan perang, Issac lebih sering bergerak tanpa memberitahu dan hal itu juga yang diterapkan oleh Kaleesha. Issac melakukan itu bukan tanpa alasan, ia tau Kaleesha memiliki kontrol tidak baik saat sedang emosi, semua bisa rata jika Kaleesha sudah turun. Dan Issac hanya mencegah hal-hal yang seharusnya tidak harus terjadi. 

Meskipun menyandang sebagai Ketua Alcatraz, Kaleesha nyaris tidak pernah terlibat dalam pertarungan. Issac bahkan teman-temannya yang lain mampu mengurus itu untuknya.

REBELLION Where stories live. Discover now