SIXTH : RUMAH YANG KALEESHA SEBUT NERAKA

78.6K 2.8K 0
                                    

"Maksud lo apa?" belum ada 10 menit Kaleesha berada pada kediaman megah Mahawira, gadis itu melirik Kasaga yang datang dengan menyemburnya. "Murahan tau gak lo jadi cewek."

Kaleesha versi laki-laki itu menepuk bahu kakak sulungnya, meminta laki-laki itu untuk mengatur emosinya. "Jangan gitu, dia cewek kalau lo lupa." Tegur Kaleon.

Kasaga tertawa, "Cewek?" ia menatap tajam ke arah Kaleon. "Lo masih bisa sebut dia cewek? Cewek murahan maksud lo?"

"Aga." Ucap Kaleon lagi.

"Apa sebutannya kalau bukan murahan, Le? Jangan dibelain terus, biar dia sadar kalau tingkah dia itu benar-benar murahan. Genit banget ke Jaegar, harusnya dia gunain otaknya, masuk tiga besar tapi kelakuannya minus."

"Harusnya dia sadar. Jaegar udah sama Azhalea. Dia sama Azhalea, sama-sama cewek. Minimal punya malu dikit."

"Kenapa jadi lo yang heboh? Jaegar aja santai." Jawab Kaleesha tenang. Ia memilih duduk di sofa panjang ruang tamu megah itu.

"Karena lo itu murahan. Gak punya otak ya lo? Gue sebenarnya gak peduli mau siapapun yang mau lo incar, mau kepala sekolah bahkan berandalan sekalipun, gue gak peduli. Gue juga gak mau tau lo ngapain aja, mau lo jual diri sampai bunuh diri sekalipun, itu urusan lo. Lo sadar, 'kan kalau lo selalu jadi topik pembicaraan."

Kaleesha tertawa. "Ternyata lo punya banyak waktu sampai ngikutin semua tentang gue ya."

"Gue saranin, daripada lo kepanasan, berhenti ngurusin gue, Ga."

"Masalahnya lo libatin teman gue, bangsat!" tekan Kasaga. Laki-laki itu marah, rahangnya mengeras.

"Oke juga rasa solidaritas lo." Kaleesha kembali menjawab tanpa emosi. Seolah semua makian itu sudah terbiasa ia hadapi.

Kaleesha tau, Kasaga hanya berusaha menyadarkannya, sama seperti yang Vania lakukan. Hanya saja cara Kasaga sedikit berbeda.

Dalam diam, ia melirik kakak sulungnya yang ia rindukan. Dalam binar mata Kasaga tidak ada lagi tatapan sayang, yang ada hanya tatapan kebencian. Tidak ada lagi Kasaga yang melindungi dirinya dari siapapun, Kaleesha bisa mengerti itu, yang ada kini hanya Kaleesha, yang melindungi dirinya sendiri dari apapun dan siapapun termasuk Kasaga.

"Wow, lihat siapa ini yang datang." Suara Kaden membuat 3 remaja itu menoleh. Dengan pakaian kantor, Kaden menghampiri anak-anaknya. Sejujurnya ia sedikit terkejut dengan ucapan Kaleesha, putrinya benar-benar datang setelah sekian lama ajakannya tertolak. "Halo, Alee, long time no see. Alee apa kabar?"

"Sangat baik."

Tidak lama dari itu, Keyvara, istri Kaden datang. Wanita itu berlari memeluk Kaleesha. Kaleesha tidak bergeming, ia bingung bagaimana mereaksi ini.

"Alee, lama banget gak ke sini." Keyvara melepaskan pelukannya, melihat dan mengusap surai putrinya dengan sayang. Gadis itu terlihat berusaha keras mengendalikan dirinya.

Berbicara dengan Kaden membutuhkan waktu 2 tahun untuk Kaleesha melakukan itu. Sedangkan kepada Keyvara, Kaleesha nyaris tidak bisa melakukannya hingga saat ini. Ketakutan yang ia punya masih terlihat jelas.

Kaden yang melihat itu tersenyum kecil, "Ayo, Ma ganti baju dulu. Habis itu kita makan sama-sama."

Keyvara tidak ingin melepaskan Kaleesha. Ia takut, jika ia pergi Kaleesha sudah tidak ada. Kasaga yang mendengar itu mengangguk setuju. "Papa benar, Ma. Lebih baik bersih-bersih dulu, habis itu kita makan."

Setelah kedua orang tuanya melenggang pergi, Kasaga ikut meninggalkan mereka. Kini hanya ada dua anak kembar Mahawira yang kembali diselimuti oleh keheningan.

REBELLION Onde histórias criam vida. Descubra agora