Turun Dari Puncak

1.5K 57 6
                                    

       Setelah puas berfoto-foto dan menikmati pemandangan, kami langsung turun dari puncak dan menuju warung Mbok Yem sesuai janji tadi. Saat turu  mentari semakin memancarkan panasnya, tapi ini sangat menguntungkan kami karena cuaca semakin hangat. Kami sudah berada diatas awan, sangat indah sekali, ingin rasanya melompat merasakan lembutnya awan.
  Jalan menuju Mbok Yem adalah turun memutari puncak hargo dumilah menuju puncak hargo dalem. Jalannya sudah setapak dan agak menurun.

     Setelah sampai di warung Mbok Yem tiba-tiba ada sesuatu bergerak dari atas pohon. Ada seekor monyet melompat ke arah saya, karena refleks saya langsung lari menghindarinya. Banyak orang yang berteriak agar tidak lari karena malah akan dikejar oleh monyet itu, tapi bagaimana lagi namanya saja refleks.

       Saat berlari tiba-tiba kaki saya kambuh lagi, kedua kaki saya sangat kaku dan sedikit bengkok. Saya sudah tak mengkiraukan lagi monyet yang merambat ditubuh saya karena memang sangat sakit sekali rasanya. Setelah minta tolong kepada teman saya dan beberapa pendaki yang ikut menolong, kaki saya diluruskan. Agak mendingan tapi masih sakit, untungnya ada pendaki lain yang membawa salonpas untuk menghangatkan kaki. Kaki saya pun sudah agak mendingan, saya berterima kasih dan beristirahat menenangkan diri.

     Setelah saya bertanya kepada teman saya, ternyata monyet tadi adalah peliharaan Mbok Yem, namanya Temon. Dia cukup nakal tetapi tidak melukai pengunjung. Hanya saja kalau ada makanan sebaiknya disembunyikan karena dia suka merebut, dan jangan biarkan apabila dia merambat ke kepala karena akan menjambak rambut.

     Setelah bisa berjalan lagi saya memesan menu telor ceplok di warung Mbok Yem. Saya makan disebelah tiga teman orang surabaya tadi. Saya minta nomer whatsapp nya karena foto-foto saya ada di kameranya.

     Baru pertama kali saya merasakan makan di atas awan, makan dengan pemandangan alam yang menakjubkan dan butuh perjuangan untuk bisa sampai kesini. Ya, Gunung Lawu memberikan saya sejuta kenangan. Mengajari saya apa artinya perjuangan,persabahatan,kekompakan dan kekeluargaan. Di tempat inilah saya membuktikan bahwa tidak ada usaha yang sia sia selama dibarengi dengan rajin berdoa.

     Setelah selesai makan saya dan teman-teman harus segera turun karena memang jadwal yang mepet dan ingin segera beristirahat. Di sepanjang perjalanan turun lautan awan masih setia menemani, suara burung juga menjadi musik setiap pendaki yang lewat. Banyak juga pendaki yang baru menuju ke atas hari itu. Setelah sampai basecamp, karena hari sudah malam kami memutuskan pulang besok saja dan bermalam di basecamp untuk satu malam lagi.

      Demikian kisah saya dengan teman-teman. Terimakasih kepada Allah swt. Terima kasih kepada teman-teman seperjalanan.
Semoga kisah ini bisa memotivasi dan bermanfaat bagi setiap pembaca.
Ingatlah, di balik gelap kan datang kemenangan. Hanya semangat dan doa yang bisa memberimu keajaiban.

   Salam literasi dan salam lestari!

Menggapai Puncak (Gunung Lawu)Where stories live. Discover now