Dua puluh enam

4.4K 726 101
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[26]

Bae Suzy mendatangi restoran Nam Woo Hyun hari itu saat jarum jam menunjukkan angka sepuluh, tidak banyak pelanggan yang ada di sana. Hanya ada beberapa orang yang mungkin terlambat untuk sarapan. Woo Hyun dengan pakaian rapinya mendekati meja duduk Suzy dan tersenyum.

"Kau datang." Basa basinya, pria itu duduk di kursi depan Suzy membuat mereka berdua berhadapan.

"Maaf, aku tidak bisa hadir di acara pembukaan restoran barumu beberapa waktu lalu." Suzy menunduk tanda meminta maaf, dia benar-benar tidak bisa hadir hari itu karena ada banyak yang harus dipersiapkan untuk membuat pihak kepolisian membuka kembali kasus ayahnya.

"Tidak apa, aku melihatnya di berita― tentang kasus ayahmu." Suzy mengangguk paham, tidak tahu bahwa Woo Hyun mengetahui tentang hal itu. Suzy pikir pria itu mungkin sibuk dengan pekerjaan dan juga bisnisnya sehingga jarang melihat berita di televisi.

"Aku harap itu akan berjalan baik." Doa Woo Hyun lagi, tersenyum tulus membuat Suzy merasakan bahwa pria itu benar-benar mengharapkan yang terbaik untuk kasus yang sedang ia perjuangkan.

"Ya, aku juga berharap demikian."

"Kau sudah sarapan?" Tanya Woo Hyun kemudian, tidak ingin menghentikan pembicaraan mereka begitu saja karena pasti rasanya akan jadi sangat canggung. Suzy tersenyum kecil, "aku sudah sarapan."

"Bagaimana dengan makan siang? Apakah kau mau makan siang lebih cepat?" Suzy kembali tersenyum kecil dengan kepala yang ia gelengkan, "tidak apa. Aku hanya datang untuk menyapa." Wanita itu menyondorkan sebuah pot bunga berwarna putih berbentuk persegi, rangkaian bunga yang tidak akan pernah layu tersebut terlihat sangat indah dan juga elegan seperti orang yang menghadiahkan, "aku bingung ingin memberikan hadiah apa, aku rasa kau punya segalanya di sini." Kekeh Suzy kemudian, merasa tidak enak karena hadiah yang ia bawakan tak seberapa.

"Tidak, ini sangat indah. Aku akan meletakkannya di tempat yang spesial."

"Tidak harus begitu."

Keduanya kemudian tertawa bersama sampai akhirnya ponsel Suzy berbunyi nyaring, membuat beberapa orang yang ada disekitar mereka melihat ke arah meja sumber suara. Suzy buru-buru mengeluarkan ponsel dari tas tangan dan mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat dulu siapa yang menelepon.

"Di mana?"

Kim Myungsoo, sudah pasti orang itu yang menelepon. Suzy sudah tau hal tersebut dari kalimat pertama yang keluar, tidak perlu repot-repot untuk melihat namanya dari layar ponsel.

"Tidak ada pertanyaan yang lebih penting?" Dengus Suzy, tidak habis pikir kenapa dia harus terus melapor pada Myungsoo tentang di mana ia berada dan dengan siapa. Kekanak-kanakan sekali dan juga menyebalkan.

"Kau di mana?"

Pria itu tetap bertanya demikian, mungkin dia merasakan bahwa pertanyaan itu penting. Berbanding terbalik dengan Suzy yang menganggapnya sangat kurang kerjaan. "Aku tutup." Sahut Suzy kesal, dan benar saja― panggilan benar-benar terputus secara sepihak dengan Suzy yang memutuskan terlebih dahulu. Wanita itu mengerutu tanpa suara lalu meletakkan ponsel begitu saja di atas meja.

"Maaf, hanya seseorang yang tak penting." Ujar Suzy, melihat raut penasaran dari Woo Hyun yang masih duduk di hadapanya. "Kalau kau ada pekerjaan, silahkan lanjutkan saja. Aku akan langsung pulang."

Bad Reputation [END]Where stories live. Discover now