Goresan Rasa

33 4 0
                                    

Langit Gelap telah berganti, matahari telah menampakkan sinar teriknya ,dan ayam sudah berkokok, tapi sharen Masih bergelung di bawah selimut putih polosnya. Menikmati mimpi indahmya, hingga suara yang selalu ada dirumahnya itu terdengar, membangunkannya dari mimpi indah yang telah hilang setelahnya.

" Sharen bangun sayang kamu Kan Hari ini sekolah , hm. " bunda Renata menepuk wajah lelah sharen Yang Masih menutup matanya.
" Sebentar lagi bun, Aku Masih ngantuk. " kembali mengeratkan pelukannya pada guling kesayangan.
" Yasudah kalau kamu telat, jangan marah- marah Sama bunda ya. "

***

" Bun, ko bunda ga bangunin Aku, sih. Duh udah telat banget ini. Yah, Ayo anter Aku sebentar lagi pasti gerbang dikunci. " ucap Sharen yang masih sibuk menyiapkan alat sekolahnya.
" Kamu bunda udah bangun Dari subuh, kamu Masih Aja meluk guling kesayangan kamu Itu. Kamu juga kebiasaan banget bukan di siapin dari semalam, dan pagi pagi gini panik kan " kata bunda yang melihat putrinya sibuk menyiapkan alat sekolahnya sampai semua barang berserakan.

Kebiasaan buruk sharen yang memang kalau malam hari sudah asik dengan kegiatannya dia akan lupa semuanya, termasuk menyiapkan barang untuk dibawa kesekolah besok hingga dia jadi kerepotan seperti sekarang.

" Yasudah, Ayo cepat! ayah anter kamu sekolah. Lain Kali tidur Itu jangan larut malem jadi telat bangun Kan kamu. Barang barang juga udah berapa kali ayah bilang siapin semua itu dari semalam, lihat kamu sendirian yang kerepotan. " ucap Ayah gara menengahi perdebatan ibu Dan anak Yang selalu terjadi Di pagi hari.

Itu merupakan salah satu aktifitas Sharen Atmajaya. Membuat keributan. Setiap hari ada saja yang dilakukannya hingga membuat ayah dan bundanya emosi melihatnya. Sharen memang benar benar masih remaja labil.
putri sulung Doni Atmajaya ini, memang benar benar membuat satu rumah heboh.

Sharen yang merupakan siswi kelas 11 yang sekolah di SMAN 3 Jakarta. Remaja yang masih labil, seorang anak yang masih mencari jati dirinya. Walau rasa malas untuk pergi ke sekolah itu sering terlintas di otaknya tapi apa boleh buat sekolah itu penting untuk menggapai semua cita-citanya dan harus dia lakukan demi semua harapannya.

***
Saat sampai ke kelas terlihat kelas sudah ramai murid murid SMA 3 yang sedang sibuk dengan kegiatan masing masing. Dengan lemas sharen berjalan ke arah tempat duduknya.

" woi, ren lemes banget sii " ucap Fani teman sekelas sharen, saat melihat temannya itu terlihat duduk ditempatnya.
" kepo aja si fan, suka suka aku dong. Udah ah jangan ganggu aku lagi kesel nih." jawab sharen yang sedang menggerutu itu.
" Ih dasar masih pagi udah marah marah aja. " Balas Fani.
" Lagian kamu ribet banget sih, aku kan lagi kesel gara-gara bunda aku marah-marah tadi pagi." Kata Sharen yang teringat kejadian saat bundanya marah-marah kepadanya.
" Makanya ayo dong temenin aku ke kantin, kamu jangan diem terus di kelas sekali kali keluar gitu jangan nulis terus." Ucap Fani memaksa sharen yang sedang duduk itu.
" Ya ampun Fani ini masih pagi kamu udah pengen ke kantin?! "
" Ya aku kan belum sarapan tadi pagi. "
" Ya sudah ayo dari pada nanti kamu pingsan lagi belum makan. "

Akhirnya Fani dan sharen yang sedang malas itu pergi kekantin.

Entah sejak kapan sharen suka menulis, yang pasti sekarang menulis menjadi kegiatan rutin sharen.

Kring kring kring ...
Bel pulang sudah berbunyi, semua anak kelas berteriak bahagia. Begitupun dengan sharen yang sudah sangat bosan di sekolah.

" Huh, akhirnya bel juga. " Ucap Fani senang.
" Iya ya udah capek banget aku, pengen cepat - cepat pulang ke rumah " kata Sharen yang sedang merapikan alat tulisnya.
" Yasudah, yuk ren kita pulang. "
" Yuk , "

Begitulah keseharian sharen disekolah ga ada yang spesial, hanya datang lalu pulang.

Awalnya sharen ga sependiam sekarang, dia suka keramaian, suka berteman dengan banyak orang.

Sampai akhirnya teman yang menjadi kepercayaannya, teman mainnya, hilang entah dimana tepat saat kenaikan kelas.

Sekarang ia menjadi pendiam berteman dengan beberapa orang saja itupun tidak sepenuh nya percaya seperti dulu.

Hingga menulis menjadi kegiatan rutinnya.

Bukan menulis biasa, tapi menulis sebuah harapan. Harapan yang di goreskan di atas sebuh kertas dan memo di ponselnya.

Sharen hanya berharap semoga goresan Harapan itu dilihat tuhan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 14, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Harapan Di Atas GoresanWhere stories live. Discover now