CHAPTER 5

85.3K 4.5K 87
                                    

"FIFTY Shades of Grey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"FIFTY Shades of Grey."

Penyesalan Kyra adalah ketika ia tidak sengaja turun dari kamarnya dan melihat Lian, Arka serta Kenzo tengah menonton film kesukaannya. Sejujurnya Kyra lebih menyukai novelnya dibandingkan filmnya. Di dalam novel, lebih kerasa. Itu saja menurut Kyra.

"Gue mikir lebih baik diganti."

Kenzo mulai bersuara, membuat semua pasang mata menoleh ke arahnya.

Kyra mengabaikan perkataan Kenzo dan terus menonton. Kyra sudah menonton ketiganya, sendirian tentu saja. Akan tetapi, meski ia menonton ketiganya, Kyra selalu men-skip bagian itu karena jujur Kyra merinding.

Dalam hidup Kyra, hanya itu film erotis pertama yang ditontonnya selama ini. Kegemaran Kyra dalam membaca menjauhkannya dari film-film. Sebelum film Grey rilis tentu saja. Kyra selalu berpikir bahwa Grey tidak hanya mengubah hidup Ana, tapi juga hidup Kyra dalam hal kegemaran.

"Kamu udah nonton ini, 'kan?" tanya Arka kepada Kyra yang masih sibuk dengan camilannya.

Kyra mengangguk dan berkata, "Kamu belum, 'kan?"

Arka mengangguk. Kyra tahu itu. Arka menyukai film sejenis Avengers, John Wick, Final Distination, Exorcist dan film lain yang tidak memiliki banyak romansa dan drama. Alasan Arka menonton Grey dan Ana saja karena paksaan dari Lian. Arka yang sudah berjanji untuk menuruti Lian sampai pernikahan membuat kekasih Kyra tersebut menurut saja.

"Ini dimulai," ucap Kyra perlahan ketika ia mengingat dengan jelas bagaimana Grey dan Ana melakukan itu.

Tet

Kyra, Arka dan Lian terkejut ketika adegan utama dalam film tersebut terhenti atas perbuatan Kenzo yang mematikan film tersebut.

"Ken," seru Lian.

"Ada yang mau minum? Sebaiknya kita mengobrol."

Tanpa menunggu respon siapapun, Kenzo berjalan ke dapur sembari membawa remot di tangannya dengan alasan supaya tidak ada yang menonton lagi.

"Kupikir Ken mulai---"

Kyra menghentikan bisikan Arka di telinganya saat ia paham apa yang akan Arka ucapkan.

"Kamu mulai tertarik?" balas Kyra.

Arka langsung menggeleng dengan wajah yang merah padam, sedangkan Kyra hanya bisa tersenyum.

Beberapa saat kemudian Kenzo kembali dengan satu botol fanta dan empat gelas. Lalu setelahnya Kyra dan yang lain mulai duduk di bawah.

"Jadi, kalian bakal nikah kapan?" Arka memulai pembicaraan.

"Masih nunggu proyek Kenzo selesai," jawab Lian.

"Lo udah ada bayangan tema pernikahannya?" tanya Kyra kemudian.

Lian mengangguk. "Pengin nuansa putih dan emas sih, biar kesannya elegan. Tapi nanti palingan yang ngurus para orangtua. Gue cukup sibuk karena gue mau kelarin kerjaan sebelum hari H. Kenzo juga gitu."

"So, kalian tinggal terima beres?" tanya Kyra.

Lian mengangguk.

Kyra sedikit tidak setuju dengan itu. Kyra pikir, karena ini adalah pernikahan yang sakral dan mungkin akan terjadi sekali seumur hidup, akan lebih baik untuk mengaturnya sendiri sesuai dengan keinginan. Itu yang Kyra pikirkan. Sehingga jika ke depannya Kyra akan menikah, ia ingin benar-benar mengaturnya sendiri bersama calonnya. Tentu saja sebelum itu Kyra akan bekerja hingga ia mampu menabung dengan banyak karena sejujurnya jika Kyra memilih untuk menikah, ia akan resign dan benar-benar fokus menjadi ibu dan istri yang baik.

Yah, meskipun begitu, Kyra percaya tiap perempuan memiliki pemikiran yang berbeda.

"Setelah nikah lo bakalan tetap kerja?" tanya Arka.

Lian mengangguk. "Gue sama Ken juga setuju untuk nunda anak dulu."

Kyra langsung memandang Lian dengan dalam.

Untuk apa mereka menikah jika menunda anak?

Itu adalah hal yang selalu Kyra pertanyakan. Ada banyak kisah nyata yang Kyra dengar. Salah satunya adalah berniat menunda anak, tetapi setelah mereka memiliki keinginan untuk memiliki anak, Tuhan tidak memberikannya.

Karma is real?

Kyra selalu miris dengan hal itu.

"Gue pikir kalian nggak usah nunda anak," ucap Kyra cepat. "Kalian udah dewasa. Sebelum nikah juga kalian udah mikir, 'kan? Terus kalau kalian nunda anak, apa itu sama aja kalian nggak ngehargai pernikahan?"

"Ky, bukan itu maksudnya," balas Lian. "Gue sama Kenzo cuma mau fokus ke karir dulu sebelum---"

"Kalau gitu seharusnya kalian jangan nikah dulu, 'kan?"

Pertanyaan Kyra mampu membuat semua pasang mata memandangnya dengan diam.

Hello, KyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang