Eight: Beautiful Feeling

495 42 9
                                    








Kang Younghyun







Aku membolak balik halaman majalah dengan tidak sabar setelah sebelumnya mengganti saluran tv dari satu ke yang lainnya secara acak dan berakhir menekan tombol power. Kini majalah itu pun teronggok di atas meja karena baru saja kulempar.

Sekali lagi aku melirik ponselku yang tergeletak mengenaskan diatas meja. Layarnya masih hitam tidak menunjukkan kehidupan. Jam 10 malam dan Lee Jora belum memunculkan batang hidungnya. Dia masih harus melakukan kewajibannya bimbingan privat denganku.

'ting'

'ting'

'ting'

'ting'

Setengah jam kemudian bel pintuku dibunyikan secara brutal, siapa lagi pelakunya. Aku bergegas menuju pintu dan membuka pintu untuk sang tamu.

Baru saja aku akan menumpahkan omelanku, aku melihatnya menunduk berpegangan pada tembok sambil mengatur napasnya yang nyaris putus itu, membuatku jadi tak tega untuk memarahinya.

"Ehem... Jam berapa ini Lee Jora?" Tanyaku. Dia tidak menjawab hanya sibuk mengendalikan napasnya.

"Cepat masuk sebelum ada yang melihat." Aku mendorong tasnya agar cepat masuk kedalam sebelum ada orang yang melihat.

Jora langsung menghempaskan badannya ke sofa dengan posisi terlentang.

" Saem... boleh aku minta segelas air?" Pintanya sambil menaikkan tangannya seperti memanggil pelayan. Aku mengangkat alis lalu mengabaikannya mengambil buku-buku di ruang kerjaku.

"Kau ambil saja sendiri."

Aku kembali dan mendapatinya tengah memejamkan matanya. "Ehem!"

Lee Jora membuka matanya lalu tersenyum padaku. Dia mengeluarkan buku-bukunya. Kemudian dimulailah sesi bimbingan privat malam ini. Aku memintanya setiap hari untuk datang kemari setelah dia pulang kerja paruh waktu-nya. Aku melihat perkembangan Lee Jora setelah beberapa minggu belajar.

Aku meninggalkannya dengan beberapa soal untuk menjawab telepon dari abeoji.

"Ne, Abeoji?" Aku menjawab dengan nada terdengar lelah. Memang aku lelah dengan semua tingkah Abeoji.

"Besok jangan lupa untuk acara penyambutanmu, Younghyun-ah."

"Ne,"







⚠⚠⚠








"Saem!"

Aku melihat Lee Jora berlari ke arahku. Aku sedang duduk di taman belakang sekolah sambil membaca buku ringan, menikmati detik demi detik sebelum aku pergi dari sekolah ini. Dia terlihat sangat senang sekali. Rambutnya berkibar tertampar angin.

"Saem aku berhasil naik ke peringkat 50! Ini semua berkat bantuan Saem, kamsahamnida!"

Aku menutup bukuku.

"Bagus! Selamat untukmu! Itu juga berkat kerja kerasmu, Lee Jora." Terselip rasa banggaku padanya. Dia memang sudah bekerja keras. Dia rela belajar sampai larut malam, ditempat kerja juga dia menyempatkan diri untuk belajar meski dengan waktu terbatas. Lee Jora juga memanfaatkan waktu istirahatnya. Dia benar-benar bekerja keras untuk memperbaiki nilainya.

Aku mengusap kepalanya, dia tersenyum seperti anak anjing, menggemaskan sekali, kemudian tersadar kami sedang berada disekolah. Aku segera menurunkan tanganku. Jantungku kenapa bergetar tak karuan seperti ini hanya melihatnya tersenyum seperti itu?

warning! - day6 youngk ✅Where stories live. Discover now