Bonus✩

1K 104 7
                                    

Beberapa bulan telah berlalu, usia kandungan juga sudah membesar. Keluarga kecil Sena sore ini tengah kedatangan tamu, tak lain adalah Knights. Mereka semua duduk bercengkrama di ruang tamu minus Izumi dan Arashi yang sibuk berkutat di dapur.

"Ara-nee... biar aku saja, sih, yang di dapur," panggil [y/n] manja dari sofa ruang tamu--berhubung dua ruangan yang memisahkan mereka itu tak memiliki tembok pemisah.

Arashi cekikik, "Bumil diam saja, biarkan Nee-chan yang bekerja," katanya.

"Nee-chan ndasmu. Menggelikan tahu, Naru-kun," protes Izumi setengah berdesis--tak mau istrinya dengar.

"Duh... Izumi-chan kenapa, sih, selalu protes?" Arashi menggeleng.

"Narukami-senpai benar, Onee-sama," tutur Tsukasa. Pemuda itu sibuk menjejalkan kue ke dalam mulutnya. "Onee-sama kan, tak boleh terlalu lelah."

"Enak ya... hari-hari jadi Secchan yang lakukan pekerjaan rumah," sambar Ritsu yang bermalas di atas karpet.

Lalu Leo mana? Dia sibuk menulis sesuatu di dalam buku tulisnya, tepat di samping Tsukasa. Katanya sih, lagi dapat inspirasi, sayang kalau dilewatkan.

"Aku tak sepenuhnya berdiam diri, kok," balas [y/n], menjejalkan kue kering ke dalam mulutnya. "Izumi tak bisa menjemur baju dengan benar."

"Oi!" Izumi lantas memprotes dari dapur, sedangkan kawan-kawannya tertawa.

"Aah! 'Ksatria pun tak sempurna tapi menegakkan pedang itu suatu kebanggaan' itu dia! Tulis. tulis...!" Leo tahu-tahu heboh sendiri. Yang lain hanya bisa sweatdrop.

"Hei kalian," [y/n] mengalihkan topik. Tersenyum sombong, dia berkata, "Aku dan Izumi sudah mau punya anak lagi. Kalian kapan menikah?"

Ritsu melek, Tsukasa memerah, Leo menghentikan aktivitas menulisnya. Hening seketika.

"Suou...! Kita kapan menikah?!" Pekik Leo tiba-tiba memeluk adik kelasnya itu. Untung Tsukasa tak tersedak. Ritsu cengengesan di sisi lain.

"Leader, hentikan! Kalimatmu jadi ambigu, tahu!" Tsukasa memprotes sambil berusaha melepaskan diri.

"Ambigu bagaimana?" Leo mengerjap.

"Aku tidak akan menikah denganmu! Aku masih normal!"

"Eh? Siapa bilang kau tak normal? Aku kan, hanya bertanya, kapan kita menikah!"

"Leader!" Wajah Tsukasa merona, samar-samar menyemburatkan warna senada rambutnya.

Yang lain tertawa.

"Su-chan jangan malu-malu, deh," ledek Ritsu memperburuk keambiguan LeoTsukasa/eh.

"Ritsu-senpai!"

***

Malam pun tiba. Semua orang telah pulang, menyisakan Izumi dan [y/n] berdua saja di apartement. Mereka berdua sama-sama tengah bersiap untuk pergi tidur. [Y/n] sudah selesai duluan. Kini dia tengah sibuk mengaplikasikan krim di wajahnya dan merapihkan rambutnya.

Perawakan wanita yang tengah berdiri di depan cermin meja riasnya itu mengulas senyum tipis ketika refleksi suaminya terlihat memasuki kamar mereka. "Sudah selesai?" sapanya.

Izumi menoleh, lalu berdehum sejenak sambil menghampiri. Dia melingkarkan lengannya di tubuh sang Istri, serta mengistirahatkan dagunya di bahu wanita itu. Kedua iris birunya menatap lekat-lekat pada bayangan mereka di cermin.

"Hanya tinggal menunggu hatinya, ya?"

[Y/n] terkikik sebentar, membalas, "Ya... lalu seseorang akan mulai memanggilmu Ayah."

Mengulas senyum tipis, Izumi membalas, "Aku janji akan memperbaiki diriku mulai sekarang. Menjadi sosok ayah dan suami yang lebih baik untukmu."

"Apa yang kau katakan?" balas [y/n]. Dia melepaskan pelukan suaminya demi memutar badannya. Kini dia bisa memandang lurus pada iris biru Izumi, yang selalu dia suka itu. [Y/n] tersenyum lembut dan berujar, "Kau selalu menjadi suami yang terbaik untukku. Dan akan jadi ayah yang terbaik juga untuk putera kita."

Izumi terkekeh. Ia belai wajah [y/n] dengan penuh kasih. Hal itu juga yang tersirat dari matanya, dan Izumi bersungguh-sungguh atas perasaannya ini. "Seleraku memang tak pernah salah. Syukurlah aku tak salah menikahi perempuan," katanya.

[Y/n] tertawa pelan, kini dia yang yang melingkari tubuh Izumi dengan lengannya. "Terima kasih sudah menikahiku."

"Hm... aku tahu...," balas Izumi sambil buang muka, membuat istrinya menyernyit.

"Masih saja tsundere?"

Izumi seketika melirik lagi pada [y/n], kini dengan sedikit semburat merah muda di wajahnya. "Aku tak seperti yang kau bilang!"

***

Udah. Cuman mau ngetik itu aja 😅😭 /ditabok/

Lupa aku mau pub ini :" gomen...

Love,

Alicia

Misunderstood [Sena Izumi x Reader]Where stories live. Discover now