Chapter 5 ⚔️ The Miracle of Mind

120 46 53
                                    

•••
"Berpikirlah sebelum bertindak, sebuah ungkapan pendahulu untuk mereka yang bodoh."
•••

Demondog itu menerjang cepat, tetapi sebelum mengenai Saturn, dia tak jauh lebih cepat dari Rhea yang juga langsung menerjangnya dari sisi samping untuk melindungi Saturn, Demondog yang tadi menerjang, terpental cukup jauh.

Saturn refleks terjatuh ke tanah dan menutupi wajahnya. Anjing-anjing lain datang menerkam Rhea, menggigitnya hingga membuat luka cabik dan cakaran yang tersayat pada kulitnya, membuat bulu bertotolnya berhamburan rusak.

Rhea menggeram kesakitan, para Demondog menahan tubuhnya di tanah agar tidak bisa lagi menyerang dan melindungi saudaranya.

Saturn membuka wajahnya saat menyadari dirinya tak diterkam, ia melihat Rhea terkapar tak berdaya di bawah belenggu para Demondog. Salah satu Demondog yang tadi terpental, bangkit dan berlari lagi ke arah Saturn lalu menerkamnya.

Srak!

Tepat di bawah moncong sang anjing neraka yang menganga lebar siap untuk menggigit, seketika tertutup rapat, karena tertanam sebuah anak panah runcing berekor merah menyala dari moncong bawahnya hingga tembus ke hidung berlendirnya.

Karena ia sempat menerjang, tubuhnya tetap melayang dan menghempas tubuh Saturn keras. Saturn sempat mengambil salah satu anak panah yang ia punya, menjulurkannya ke depan tepat saat Demondog menerjangnya tadi.

Darah sang anjing neraka mengucur keluar hingga membasahi wajahnya, ia sempat tidak bisa melihat namun segera membersihkannya, menyingkirkan jasad anjing dari tubuh kecilnya.

Para Demondog yang tadinya menahan Rhea melolong tak terima, mereka melepaskan Rhea yang tak berdaya lalu berlari beramai-ramai ke arah Saturn yang masih terduduk lemas di tanah.

Saturn memegangi kepalanya pening, mencoba membuka matanya dan sekali lagi terperanjat melihat sekelompok Demondog berlari ke arahnya. Terpintas lagi tentang sihir angin yang ingin ia gunakan.

Srek!... Srek!... Srek!... Srek!

Empat buah anak panah tertancap tepat pada kepala anjing-anjing neraka yang berusaha untuk menyerangnya.

Saturn memandang tak percaya, ia melihat ke arah belakang dan tak ada mendapati seorang pun yang menembakan anak panah selain para pedagang yang tertunduk ketakutan di tempatnya masing-masing.

Ia tetap mengedar pandang ke belakang, mencari seseorang yang membantunya, namun tetap, nihil. Tiba-tiba ia menyadari anak panahnya menghilang dari quiver* di punggungnya, ia melihat di sekitar tempatnya duduk menjulurkan kaki, juga tidak ada satu pun yang terjatuh.

Saturn melihat anak panah yang tertancap, itu adalah anak panah yang sama yang dia punya, tetapi hanya empat. Ketika ia memandang ke atas, beberapa anak panah melayang di atas kepalanya, manik matanya membulat terkagum-kagum.

Saturn mencoba berdiri, anak panah itu mengikutinya lebih tinggi, melayang-layang seolah-olah diayukan semilir angin lembut yang bergelombang.

"Berhasilkah?" gumamnya kecil.

Berpikirlah selalu jika ingin menggunakannya lagi

Tapi sihir angin penghembus seharus bukan seperti ini. Para Brigant pun ikut terkejut, Rhea hening tak sadarkan diri. Beberapa pedagang yang tadinya tertunduk, mendongak melihat sekitar, beberapa anak panah terbang di atas kepala seorang bocah berumur empat belas tahun!

"Si-siapa kau!" tanya salah satu Brigant tergagap.

"Aku Saturn, kucing yang anjingmu lukai itu adalah saudaraku dan paman pedagang yang kau palak itu... adalah kaumku!"

The League of Magicworld #ODOCTheWWG #Longlist2018Where stories live. Discover now