"Pengen deh, badannya kurus kayak kamu."
Entah sudah berapa kali Sri Hayati mendengar ucapan itu dari orang-orang yang tubuhnya berisi alias gemuk di sekitarnya. Entah kenapa juga di mata mereka tubuh kurusnya ini tampak lebih baik. Sementara saat orang-orang yang gemuk ingin tubuhnya langsing alias kurus, ia justru kebalikannya. Ia berusaha sekali menaikan berat badannya dengan segala jerih payah yang ia usahakan.
"Enak kalo kurus, bisa nyempil kalo lagi naik krl."
Kalau itu menurutmu, coba saja naik krl di jam sibuk. Apa itu bisa direalisasikan? Yang ada malah terhimpit oleh lipatan lemak yang tiap ada hentakan akan berlarian menggelepar kesana-kemari. Di tambah lagi, Sri Hayati juga dianugrahi tinggi yang tak seberapa. Tiap hari harus berjibaku dengan lipatan lengan beragam manusia yang memiliki wewangian unik, apalagi kalau jam pulang kantor.
“Iya nih, bagi dagingnya dong!”
Kalimat itu sudah mendarah daging buat Sri Hayati, setiap ada makhluk sempurna yang berkomentar mengenai bentuk tubuhnya. Sama halnya yang orang gemuk rasakan. Banyak mulut yang mencibirnya. Mulai dari di bilang cungkring yang gizi buruk lah, kurang daging lah, sampai kata-kata menohok seperti “papan penggilasan" atau "LCD TV".
○●○
Smg, 02.02.2019
13.24 WIB
YOU ARE READING
Never Ending You!
ChickLitketika semua berjalan lancar bukan berarti Tuhan mengiyakan Cinta yang diharapkan datang tanpa memberi aba-aba sehingga Sri Hayati dibuat kelimpungan dengan logika dan keinginannya sendiri. Ia yang seorang perantauan dari tanah Jawa selalu mengalami...