Cr - 1

2.6K 207 44
                                    

Second book in this year.

Hope you enjoy with my new book.


**

"Kakak, untukmu"

Seorang gadis tengah memberikan surat pada salah satu pria yang ada di depannya. Gadis itu menunduk, berharap suratnya diterima.

Riuh para siswa yang ada di kantin pun berganti dengan kikikan pelan dan tampang keheranan.

Sementara pria yang diberi surat hanya diam memandang datar gadis di depannya.

"Kakak, kumohon terimalah surat dariku"

Tiga pria di belakangnya hanya terkekeh melihat salah satu temannya dipermalukan seperti itu.

Berani sekali gadis itu

Apa dia sudah gila

Memalukan sekali

Percayalah, setelah ini dia akan ditendang

Tidakkah dia akan malu jika ditolak?

Banyak sekali bisik-bisik tidak bersahabat dari orang di sekitarnya. Hingga didengar oleh seseorang yang baru saja sampai di kantin tersebut.

Orang itu mencari sumber perhatian seluruh manusia yang ada disana.

"Bacakan!" Kata pria itu, dingin.

Gadis itu mendongak. Menatap pria yang baru saja membuka suara.

"Buka dan bacakan suratmu itu. Surat cinta, bukan?"

"A-apa? T-tapi?"

"Baca sendiri atau teman-temanku yang akan membacakannya?"

Terlihat jelas gadis itu menahan malu. Bahkan tangannya bergetar menahan takut, mungkin.

"B-baiklah"

Perlahan gadis itu membuka suratnya sendiri. Dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan bibir bergetar dia mulai membacanya.

Sungguh, bukan ini yang gadis itu inginkan. Dia hanya ingin pria di depannya ini membacanya sendiri dan mengetahui perasaannya. Bukan Membuatnya dipermalukan seperti ini.

"U-untuk k-kakak-"

Ssrrtt

Seketika kertas itu pindah tangan. Salah satu di antara keempat pria itu merebutnya. "Ck! Kau terlalu lama. Biar aku saja"

Dengan diiringi kekehan pria itu mulai membacanya. "Untuk kakak yang selalu mengganggu pikiranku"

Baru satu kalimat dibacakan, suara tawa sudah memenuhi ruangan. Tak terkecuali tawa pria yang membacakannya.

"Tahukah kakak, jika aku men-"

Ssrrtt

Sekali lagi, kertas itu berpindah tangan. Seseorang kembali merebutnya. Kali ini bukan dari mereka. Namun, seorang gadis yang berpenampilan seperti preman, mungkin? Topi di balik ke belakang. Celana sobek-sobek. Mengenakan kaos longgar. Dengan mulut yang sibuk mengunyah permen karet.

Gadis itu berdecih dengan tatapan tajamnya. "Dasar kurang ajar! Apa yang kalian lakukan?! Kalian ingin mempermalukannya?! Bagaimana jika itu kalian?!"

"Ssh! Kau ini!" Seorang pria hampir maju menghajar gadis itu. Namun, langkahnya ditahan oleh teman di sampingnya.

"Apa susahnya menerima lalu menyimpannya dalam saku tanpa membuat keributan. Kalian pikir kalian siapa, ha?"

"Kau tidak tahu kami?!" Ujar salah satunya lagi.

"Aah, ya" gadis itu menunjuk-nunjuk dengan telunjuknya. "Park Jimin, Kim Taehyung, Min Yoongi, dan kau si sialan Jeon Jungkook"

"Apa maksudmu, sialan, hah?" Ini Jungkook, pria yang ingin diberi surat tadi.

Dengan sikap beraninya gadis itu mendekati para penonton yang terdiam disekitarnya.

"Ku tanya padamu. Kau kenal mereka?"

Satu persatu mereka ditanyai. Ada yang mengangguk. Meski ada juga yang menggeleng.

Untuk orang kesekian, gadis itu mendapatkan jawaban yang berbeda. "Aku tahu mereka. Tapi tidak mengenalnya"

Setelah mendapat jawaban itu, si gadis kembali pada empat pria itu. "Kau dengar? Tidak semua orang mengenal kalian. Dan kalian masih ingin sombong? Menjijikkan!"

"Lalu, kenapa kau mengenal kami?" Sahut pria yang diketahui bernama Kim Taehyung.

"Kenal? Tidak. Siapa yang bilang?" Jawab gadis itu meremehkan. "Yaaa, setidaknya aku pernah melihat kalian di majalah dinding universitas. Sangat disayangkan, kalian sombong. Setidaknya menurutku"

Gadis itu merangkul pundak gadis di belakangnya untuk diajak pergi. Sebelum sebuah suara kembali menghentikannya.

"Sialan sekali kau!" Jungkook kembali bersuara.

Terpaksa gadis itu kembali berbalik dan menatap tajam pria itu. "Apa?! Kau bahkan lebih sialan!"

Tanpa diduga gadis itu mengambil tangan Jungkook. Mengambil permen karet di mulutnya dan diletakkan di sana. Lalu, segera berbalik untuk pergi.

Semua terkejut. Berani sekali gadis ini. Sementara, Jimin dan Taehyung menatap jijik tangan temannya yang jelas terkena ludah gadis itu.

"Sialan!" Umpat Jungkook yang ingin menempelkan permen itu di rambut belakang sang gadis.

Sayang, rencananya gagal. Reflek gadis itu sangat baik ternyata. Karena, si gadis langsung berbalik dan memutar tangan si pria Jeon. Lalu mendorongnya hingga terhuyung ke belakang.

"Awas, kau! Akan ku-"

"Tidak perlu dilaporkan. Sakit seperti itu cukup dipijit, selesai. Jangan berlebihan. Kau pria, bukan?"

Setelah itu, dua gadis ini benar-benar pergi. Meninggalkan kerumunan tidak bermutu di sana.

Gadis pemberani itu tentu tak luput dari pandangan pria yang sedari tadi hanya diam tanpa ikut serta dalam perdebatan.

.

"Kau tidak apa-apa?"

Tanya gadis dengan tampilan kelaki-lakian itu pada gadis yang hampir saja kena kejahilan empat pria terkenal itu.

"Tidak. Tidak apa-apa. Terima kasih"

"Sama-sama. Lain kali jangan lakukan ini lagi. Jaman semakin modern. Jangan gunakan surat untuk menyatakan cinta. Apa lagi untuk pria kurang ajar seperti mereka. Mereka hanya akan menghinamu"

"Baiklah. Aku tahu. Ah, aku memang ceroboh. Mungkin aku terlalu sering melihat drama"

"Playful Kiss?" Tanyanya diikuti tawa. "Bukankah disana Oh Hani juga dipermalukan? Kenapa kau ikut-ikutan?"

"Benar. Aku memang bodoh"

"Jangan seperti itu. Oh, ya. Siapa namamu?"

"Seung Wan, Son Seung Wan. Kau sendiri?"

"Rae Na, Jang Rae Na. Kelas desain grafis"






To be continued

Tp mau lanjut apa gak ding?

Ramaikan ya.....

Biar tahan lama di wattpad sebelum hiatus tiba-tiba.

Lavyu

Ryeozka

Pieces Of Me / ENDWhere stories live. Discover now