Budut or Romance

527 34 14
                                    


.
.
.

Akhir musim dingin sungguh menyiksa, apalagi pada awal bulan Febuari di sibukkan dengan deadline yang entah mengapa semakin dikerjakan semakin banyak.

Samatoki Aoutsugi mengela nafas kasar.

Ditangannya terpegang gemas sebuah kotak kecil merah hati.

Ini sudah awal Febuari, namun belum sekali dia menemukan bagaimana cara untuk melamar sang kekasih hati agar terkesan romantis di tanggal yang romantis juga.

14 Febuari. Hari Valentine.

"Ah... Bagaimana ini? Apalagi tu bocah ngambek gara-gara deadline yang bertabrakan!?" katanya pada diri sendiri.

Dia memutar-mutar kursi putar yang dia dudukki. Membuat semua orang di dalam ruangan tersebut heran.

Kepala editor komik shonen yang terkenal emosian namun serius bila bekerja, menjadi seperti anak kecil peminta mainan baru. Ponsel di dalam saku berbunyi nyaring, membuat samatoki menghentikan kegiatan itu.

Wajahnya menampilkan senyum tipis sebelum menjawab panggilan masuk tersebut.

"Oi, kenapa email gue gak lu bales?!" kata seseorang diseberang sana.

"Lagi sibuk, dodol. Bukannya lu juga sibuk karena event bulan ini?" jawab Samatoki yang kini mulai memutar kursinya lagi.

"MAKANNYA BALES EMAIL GUE, DODOL!!"

"OI---"

Sambungan diputus sepihak. Samatoki menatap layar ponsel yang menampakan notifikasi email masuk. Nama kekasihnya ada disana. Buru-buru dia membaca email tersebut.

Sesaat setelah membaca email, dia bergegas membersihkan meja kerjanya. Menuliskan satu, dua catatan yang kemudian dia berikan ke asisten editor diruangan tersebut.

"Maaf, aku pulang cepat hari ini. Kalian bisa meletakan revisi name para sensei dimejaku dan segera pulang setelah selesai."

Samatoki meneteng tasnya ringan menuju lift setelah mengatakan itu kepada para bawahannya di dalam ruangan.

Email dari kekasihnya menjawab kerinduan dibenak pemuda berambut silver ini. Setelah beberapa minggu tidak bersua, akhirnya malam ini bertemu dengannya walau alasan yang digunakan sang kekasih sangat konyol.

Lift membawanya dari lantai 20 ke bastmen untuk mengambil mobilnya.

Tak disangka, sang kekasih telah berdiri disamping mobil berwarna putih miliknya. Perasaan ingin memeluk segera tertahankan ketika seseorang mengajak sang kekasih berbicara.

"Ah, Pak Aoutsugi. Selamat malam." sapa orang tersebut.

Kekasihnya yang semula memunggunginya menoleh menatap Samatoki.

"Lu lama banget, sih!"

"Lu itu yang bikin kaget tiba-tiba ngirim email kayak gitu! Emang gue punya waktu luang banyak apa?!"

"Hah?! Maksud loe?!"

Samatoki menatap kekasihnya marah, tapi emang begitulah sang kekasih. Terlalu dini untuk mengakui kalo dia rindu pada Samatoki.

"Haha, kalian ini memang gak pernah rukun ya walau sudah di pindah devisi."

Samatoki menatap orang yang menjadi lawan bicara sang kekasih dengan wajah datar. Lalu, Samatoki segera membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya. Sang kekasih berpamitan kepada orang tersebut, menyusul Samatoki masuk ke dalam mobil.
.
.
.
.

Suasana hening menyelimuti mereka. Hingga Samatoki membuka suara.

"Ichiro,"

Yang dipanggil menoleh kearah Samatoki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marry Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang