+. Pembersihan kota.

67 16 2
                                    


Malam itu, Haechan dan ketiga temannya pergi ke pesta ulang tahun salah satu teman sekelas mereka. Malam itu, sekitar pukul 11 malam Haechan dan ketiga temannya baru saja selesai menikmati pesta. Haechan sudah mengajak mereka untuk pulang, namun salah satu temannya-Jaemin mengajak mereka untuk nongkrong sebentar di tempat karaoke, karena Haechan nebeng mobil milik Jaemin ya mau-mau saja, walaupun dia lebih suka untuk pulang.

"kenapa kita gak pulang aja sih Na? Papa aku tadi nyuruh buat langsung pulang." Renjun mendumel dk belakang. Tidak setuju dengan ide nongkrong Jaemin.

"kita cuma sebentar kok, lagian masih jam 11." jawab Jaemin. Menancap gas pergi ke tempat karaoke. Selama perjalanan, Haechan memilih untuk diam dan mengistirahatkan badannya, menyandar pada bahu Renjun yang duduk di sebelahnya.

"kok sepi? Biasanya club itu rame." celoteh Jeno saat melihat club yang biasanya sangat ramai mendadak sepi. Jaemin hanya menanggapi dengan gumaman lalu memarkirkan mobilnya.

"ini tutup kali Na, sepi banget kok." ucap Renjun celingukan, meneliti keadaan sekitar yang ia asumsikan tempat karaokenya sudah tutup karena tempat parkir pun sepi.

"tutup apanya, lo gak liat tulisannya? Buka 24 jam. Udah, ayo masuk." Jeno, Renjun dan Haechan hanya mengikuti Jaemin tanpa melayangkan protes. Lebih baik mengikuti Jaemin saja, agar dia tidak mengomel.

"pelayannya gak ada Na, pasti ada yang aneh deh." Haechan buka suara saat tidak menemukan pelayan yang biasa menyambut mereka saat datang.

Jeno yang merasa tidak enak pikiran pun memutuskan untuk mengecek ke dalam. Melarang teman-temannya untuk mengikuti.

"disini dulu, Jaemin jangan gegabah ya!" ujar Jeno lalu masuk ke dalam. Jaemin yang diperingatkan oleh Jeno pun mencebik kesal.

Saat masuk kedalam, yang Jeno temukan hanya suara-suara musik tanpa penyanyi. Ia yakin jika ada yang salah dengan ini. Maka dengan inisiatifnya ia membuka pintu salah satu ruangan, ia menemukan pengunjung itu terbaring lemah dengan luka tusukan di beberapa perutnya, belum lagi salah satu matanya menghilang.

"Kak Yuta?"

-ternyata itu Yuta, tetangganya.

Jeno menutup kembali pintu itu dengan kasar lalu kembali menemui teman-temannya.

"ada apa Jeno?" Renjun bertanya saat melihat air muka Jeno menjadi pucat.

"malam ini ada pembersihan. Kita harus segera pergi dari sini." jelas Jeno pada teman-temannya. Jaemin, Renjun dan Haechan mematung, malam ini ada pembersihan, dan mereka sedang berada di luar, bagaimana mereka bisa selamat?

"nggak! Nggak mungkin. Lo bercanda kan? Baru kemarin kita ada pembersihan." Haechan yang tidak percaya pun meminta kepastian, bisa saja kan jika Jeno hanya bercanda.

"itu satu tahun lalu Haechan. Ini adalah musim pemilihan, jadi emang udah waktunya kota mengalami pembersihan." jelas Jeno, memberi penjelasan.

"terus-terus kita harus gimana?" tubuh Jaemin bergetar, dia ketakutan. Dia sangat membenci pembersihan, orangtuanya tewas saat pembersihan kota tahun lalu. Renjun buru-buru memeluk Renjun, dia tahu jika temannya itu sangat trauma dengan pembersihan kota.

"kita harus segera pulang. Ayo ke mobil."

Dan dengan gerakan hati-hati mereka berjalan menuju mobil, berusaha tidak membuat suara sekecil apapun.

Mereka sudah berada di dalam mobil. Jeno mengambil alih kemudi, Jaemin bersama Renjun ada dibelakang dan Haechan didepan bersamanya.

"kayanya kalo kita pulang, gak mungkin kita bisa selamat. Gimana kalo kita balik ke rumah Han aja? Kita bisa lewat rute C tanpa ketahuan sama petugas." usul Haechan dan disetujui oleh yang lain.

"semoga Mama baik-baik aja." doa Haechan dalam hati.

•••

Dua orang pemuda itu mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, berusaha cepat untuk menuju tempat yang aman.

Mark dan Jisung, mereka baru mengetahui jika malam ini ada pembersihan kota saat Chenle, kekasih Jisung memberi tahu.

"Kak, kita gak bakal bisa sampe rumah. Distrik F udah di jaga ketat." ujar Jisung, dia baru saja mendapat pesan dari Chenle. Mark mengumpat, dia baru beberapa hari di Seoul tapi kenapa kota ini sudah mengalami pembersihan?

"kita ke Distrik C." Mark memutar mobilnya, menuju Distrik C yang merupakan tempat terakhir dilaksanakannya pembersihan.

"kakak bawa senjata?" Mark mengangguk menanggapi Jisung. Lalu dia mengedarkan pandangannya ke jalan raya, disini masih ada mobil yang berlalu lalang, yang Mark asumsikan mereka juga mencari tempat aman.

"sialan!" umpat Mark saat dia melindas mayat yang tergeletak di begitu saja di jalanan.

"bensinnya cuma cukup buat 10 kilometer." dan Mark harus menyiapkan diri untuk menyelamatkan dirinya dan juga Jisung.

Pembersihan kurang 1027 jiwa lagi.

"kita harus isi bensin dulu kak,"

"gak bisa Jis, kalo udah ada pemberitahuan itu artinya mereka lagi beraksi."

"awas di depan kak!!!" dengan secepat kilat, Mark memutar kembali mobilnya. menuju jalan yang bahkan dia pun tidak tahu.





























08 Februari 2019

City Cleaning + NCTحيث تعيش القصص. اكتشف الآن