Muffin

4.7K 442 140
                                    

Muffin 1 - Ingin

Disuatu hari yang cerah dengan burung - burung berterbangan diangkasa luas, matahari dengan semangat menyinari bumi. Dengan wajah bayinya serta ketawaan khas bayi, matahari muncul dibalik bukit.

"Mana teletubbies ya?"

Sayang sekali teletabis sedang cuti. Capek katanya, apalagi Po anak bungsu yang selalu dihina menjadi pocong oleh anak - anak.

Begitu juga dengan keluarga kecil ini di ruang keluarga, menikmati hari libur. Levi sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca berita di tabletnya. Sedangkan disebelahnya Eren terlihat membaca novel dengan serius.

Namun, tiba - tiba tanpa angin apalagi hujan Eren membanting novelnya. Untungnya jari - jari suaminya itu sudah terlatih memegang cangkir sehingga tidak jatuh karena terkejut.

Dirasakannya kepala istrinya dipahanya. Levi menaruh cangkir serta tabletnya. Menaruh fokusnya kepada si manis.

"Ada apa Eren?" Tanyanya sambil mengelus surai brunet. "Aku ingin gulali." Jawab Eren sambil menikmati apa yang dilakukan Levi.

"Gulali?" Tanya Levi memastikan. "Huuh..."

"Yasudah, nanti kuminta Farlan membelinya ya..." kata Levi. "Tapi kau harus ikut!" Ujar Eren.

"Kenapa harus?" Tanya Levi. "Soalnya aku ingin gulalinya pedas dan warnanya pelangi!" Jawab Eren sambil tersenyum lebar.

Elusan dirambut Eren berhenti. Levi menatap Eren penuh tanya.

"Ya?" Senyuman yang mencuri hati Levi masih tertampang. "Kenapa harus begitu? Kau tahukan, kau tak tahan pedas..." Levi mengingatkan. 'Lagipula mana ada...' lanjutnya dalam hati.

"Tapi aku ingin..." jawab Eren. Senyumannya mulai hilang. "Ugh... baiklah..." jawab Levi. Levi ingat kata Kuchel yang mengatakan kalau Eren mau sesuatu harus dituruti, kalau enggak bayinya ileran. Entah lah dapat dari siapa info itu.

"Yeay!" Pekik Eren senang. "Berangkat gih!" Suruh Eren. "Iya - iya." Levi beranjak dari duduknya setelah Eren berdiri. "Hayu!" Eren menarik tangan Levi.

"Farlan san!" Teriak Eren mencari Farlan. "Hush Eren,  bisa kah kau jangan teriak - teriak?" Tanya Levi. "Hehe... maaf." Ujar Eren.

Saat sampai di dapur, terlihat Farlan dan wanita bersurai merah bata sedang menyiapkan sesuatu. "Farlan san!" Panggil Eren.

"Ya?" Balas Farlan. "Temenin Levi nii dong! Carikan aku gulali.~"pinta Eren. "Hm? Ok." Jawab Farlan. "Tapi yang pedas ya!" Lanjut Eren.

Farlan membatu. Menatap Levi dibelakang Eren. "Sama yang pelangi warnanya!" Lanjut Eren lagi. Wanita bersurai merah bata dibelakangnya tertawa.

"Cariin gih!" Celetuknya. "Iya iya!" Balas Farlan ke wanita tadi. "Ayo berangkaat!" Eren mendorong - dorong punggung Farlan dan Levi.

"Iyaa..." sahut Levi. Mereka berdua mulai berjalan menuju keluar dapur.

"Ada - ada aja sih kalau lagi mengandung tuh." Keluh Farlan. "Yah begitulah. Parahnya kenapa aku harus ikut. Kan aku bisa hanya menyuruhmu yang mencarinya." Balas Levi. Keduanya mengobrol sambil berjalan. "Sialan." Umpat Farlan.

"Yasudah. Jalankan misi dari princess..." kata Farlan. Farlan berbelok untuk mengambil kunci mobil.

Levi menunggu. Sambil menunggu dia berfikir hingga ingat sesuatu. Langsung ia putar badannya kembali ke dapur dengan tergesa - gesa.

Terlihat Eren sedang mengobrol dengan wanita surai merah bata tadi.

"ISABEL! JANGAN BERIKAN EREN ALKOHOL!" Ingatnya.

- [Completed]Where stories live. Discover now