Opening

2K 217 26
                                    

"Hiro,cepat turun. Makan malam sudah siap"

Panggilan dari ibunya di lantai dasar membuat si remaja 16 tahun tersebut bergegas untuk turun menemui ibunya.

Langkah kakinya terayun ringan seraya bibirnya terlihat tengah menggumamkan sesuatu -ia tengah menghafal untuk tes akademi- dan sesekali langkahnya akan terhenti saat ada kalimat yang ia lupakan. Begitu ia sampai di ruang makan, senyum cerah sang ibu terlihat menyambutnya.

"Ayo cepat. Nanti makanannya dingin". Ucap ibunya. Senyum tetap tertera di wajah cantik itu sembari tangannya mulai menyiapkan makanan untuk remaja yang kini sudah menempatkan diri di kursi makan. Hiro menatap ibunya yang tengah berkutat dengan apapun itu di meja makan dihadapannya. Matanya menelisik tiap-tiap kegiatan yang ibunya lakukan hingga ibunya duduk dan balik menatapnya heran. "Ada apa, Hiro? Kenapa kau menatap mama seperti itu?"

Ditanyai seperti itu membuat remaja yang di panggil Hiro tersebut sedikit terkesiap. Aih, bahkan ia sendiri jatuh pada kecantikan sang ibu. "Eum, Ma. Bolehkah aku bertanya sesuatu?". Ibunya mengangguk. "Tentu. Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Bagaimana cara mama dan ayah bertemu?". Junkyu -ibunya- menghentikan kegiatannya yang akan menyendokkan nasi untuk Hiro. Keningnya berkerut tanda heran. "Kenapa kau menanyakan hal itu, Hiro?". Hiro mengendikkan bahu. Tubuhnya menegap disaat mulutnya mulai mengeluarkan pertanyaan yang lain. "Aku hanya penasaran. Bukankah harusnya Alpha menemukan matenya di usia 18 tahun? Kakek juga pernah bilang kalau seorang Alpha akan mendapat lambang dari matenya saat mereka sudah di karantina sebagai seorang Alpha. Tapi kenapa mama dan ayah melakukan bonding saat umur ayah sudah menginjak 20 tahun? Apa mama dan ayah bukan mate lalu kalian melawan takdir?"

Junkyu tertawa mendengar pertanyaan beruntun yang dilontarkan anaknya itu. Kemudian melanjutkan meyiapkan makanan dan duduk di depan anaknya. "Apa kau benar-benar ingin tahu?". Anaknya mengangguk. "Baiklah. Akan mama ceritakan sesudah kau makan. Jadi, bisa kita makan sekarang?"

Wajah rupawan itu perlahan mendatar mendengar jawaban ibunya. Dia sudah terlanjur penasaran dan ibunya terlihat ingin bermain main dengannya. "Oh ayolah, Ma. Aku penasaran"

Ibunya menggeleng. "Tidak sebelum makananmu habis". Ibunya mengucapkan kalimat tersebut dengan wajah yang kelewat tenang dan santai. Mengabaikan wajah keruh anaknya. "Baiklah. Apa mama janji?". Ibunya tersenyum dan menganggukkan kepala. "Apa mama pernah berbohong padamu? Mama janji"

-opening closed-

Unmei no Akai ItoOù les histoires vivent. Découvrez maintenant