#2! MY POSSESIVE JUNG

22.2K 2K 253
                                    

"Aku pulang terlebih dahulu," Taeyong berkata sambil menyusun barangnya, Jaehyun mengacuhkannya dan Taeyong berang akan itu. Dia memukul punggung Jaehyun dengan brutal.

"Menurutmu apa aku memberimu izin? ayo pulang. Apa kau ingin melihatku memenggal kepala teman kencanmu?" Taeyong mendengus tentu saja, namun jauh di dalam hatinya dia merasa bahagia.

Pertemanan yang rumit, Taeyong yang tidak bisa jauh dari Jaehyun dan Jaehyun yang akan mati bila dipisahkan dengan Taeyong.

*

Taeyong terduduk tidak nyaman ketika hidangan mereka tiba, duduk gelisah dan cenderung takut. Bulir keringatnya jatuh membasahi kening hingga dagunya.

"Kau pasti akan menyukai menu yang aku pilih Taeyong, ini enak sekali. Cobalah," Taeyong berusaha menggerakan kepalanya, ketika beberapa campuran makanan yang dia hindari tersaji dalam satu tempat.

Satu sendok suapan tepat di depan mulutnya, dia merasa tidak enak menolak namun dia tidak ingin merasa mati lagi.

BRAKKKKKKK!!

Itu Jaehyun.

"Kau ingin membuat Taeyong mati dengan makanan aneh yang didalamnya ada kacang hijau dan wijen?" Jaehyun menarik kerah pemuda yang sedang mengencani Taeyong, beberapa pasang mata melihat tepat ke arah mereka.

Dia meraih sendok diatas piring Taeyong, menyendok sedikit makanan itu dan memaksa masuk ke dalam mulut teman kencan Taeyong.

"Kau harus lebih giat mencari tahu tentangnya, kau akan selalu berhadapan denganku."

Mengeluarkan beberapa lembar bernilai, dan meletakkannya di atas meja, dia menyeret Taeyong pulang dari restaurant itu.

Mereka bahkan sangat tahu satu sama lain, hal-hal yang membuat beberapa orang menyerah bahkan sebelum berperang.

*
Jaehyun hanya mampu tersenyum, melihat ibunya dijemput oleh pria idamannya. Membawa beberapa koper besar dan barang-barang yang disusun dalam beberapa tas lainnya.

"Baik-baiklah sayang, jangan menyusahkan ayahmu. Seringlah berkunjung oke, ibu akan mengirimimu uang setiap bulannya."

Jaehyun mengangguk dan tersenyum, ini kebahagiaan ibunya kan?

Dia melambaikan tangan dan menarik nafasnya dalam, berusaha setenang mungkin ketika memasuki kediamannya.

"Jaehyun," dia menatap ke arah ayahnya yang berusaha turun dari tangga.

"Ayah, ayah akan tinggal di apartement dekat kantor. Sepertinya akan lebih mudah, bibi wang dan suaminya akan menemanimu dirumah. Tidak apa kan?"

Jaehyun hanya tersenyum dan terus berjalan ke arah kamarnya.

Dia tidak bisa tertidur hingga hampir dini hari, dia hanya duduk menumpu kepalanya diatas lipatan tangan yang diletakkan diatas lututnya.

Cklekkkk

Tubuhnya seketika diraih ke dalam pelukan hangat, punggungnya di dekap dengan sangat erat. Tengkuknya diusap dengan nyaman, ini Taeyong.

"Maaf aku terlambat," Taeyong semakin mengeratkan pelukannya.

Di pagi buta itu, Taeyong asik memeluk bayi besarnya di atas ranjang. Dia juga cukup banyak meneteskan air mata ketika mendengar tangis sahabatnya itu.

Mereka mengenal satu sama lain lebih dari siapapun, yang satu akan rapuh ketika yang lainnya rapuh.

*

"Taeyonggggg..ah! ah! Fuckhhh lee"

Dia menghentak semakin dalam, dan menekan dengan kuat ketika melihat putih. Seseorang dibawahnya yang masih bernafas dengan tersengal-sengal berusaha mendorong tubuh besarnya.

UN COLPO [JAEYONG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang