Four

1.5K 279 26
                                    

Sidewalk




"Boleh aku minta nomor teleponmu? Jika ada sesuatu yang mendadak aku bisa menghubungimu," ujar Hyunsuk sambil mengeluarkan ponselnya.







"Oh, boleh,"








Byounggon memperhatikan jemari Hyunsuk yang bermain di layar ponselnya. Entah kenapa segala perlakuan Hyunsuk membuat Byounggon sangat tertarik.









"Itu nomorku, simpan saja sebagai Hyunsuk keren atau Hyunsuk tampan, tidak masalah," ujar Hyunsuk sambil cengengesan.









Byounggon terkekeh, "akan kusimpan sebagai Hyunsuk menggemaskan kalau begitu,"









Hyunsuk mengedipkan matanya beberapa kali sebelum benar-benar mencerna ucapan Byounggon.








"Wow, jokes yang bagus kawan," ujar Hyunsuk.








Byounggon mengangkat alis, lalu memperlihatkan ponselnya.








"Aku tidak bercanda," ujar Byounggon sambil memperlihatkan kontak Hyunsuk yang sudah ia namai sebagai 'cutie Hyunsuk'







"Pak, sepertinya anda harus menggantinya sekarang," protes Hyunsuk sambil mencoba untuk mengambil ponsel Byounggon.









"Wow, lihat siapa yang memprotes padahal ia yang memulainya terlebih dahulu,"









Hyunsuk mengendus, "baiklah. Punyamu akan kuganti sebagai 'Byounggon menyebalkan',"









"Wow, nama yang bagus,"







.
.
.









Mata Byounggon terbuka lebar. Senyumnya tertarik ke atas begitu membuka ponselnya pagi ini.









Ia terkekeh sambil membalas pesan yang dikirimkan oleh Hyunsuk.









Cutie Hyunsuk

Selamat pagi Byounggon menyebalkan.

Kelasmu pukul 9 sampai 12, mungkin kita bisa keliling kampus pukul 1 hingga kau puas.

Bagaimana?


Apa kau menawarkan pilihan lain?


Ah, aku tidak salah untuk memanggilmu menyebalkan.






.
.
.








"Menyebalkan," desis Hyunsuk sambil menatap ponselnya. Ia melahap sarapannya dengan sebal.








Duh, pagi-pagi sudah membuat suasana hatinya tidak menyenangkan.







Ingatkan Hyunsuk untuk meninggalkan Byounggon sendirian di perpustakaan jika mereka ke sana.






"Siapa yang menyebalkan Hyung?"







Hyunsuk menoleh, menatapi wajah bangun tidur adik tingkat kesayangannya. Sebut saja Park Jihoon.







"Ah, seandainya aku siap untuk memfotomu tadi. Akan kukirimkan kepada kekasih Kim-mu itu,"








Jihoon berdecak. Ia berjalan lesu ke kursi depan Hyunsuk dan menjatuhkan bokongnya di sana.









"Rasanya aku tidak mau mengurusi anak pindahan hari ini," curhat Jihoon.







Hyunsuk tertawa, "kenapa? Bukannya kau yang menginginkannya?"







Jihoon menatap Hyunsuk dengan kesal.









"Kalau saja tidak termakan tipu muslihatmu, aku tidak akan pernah gabung dalam bidang itu,"










Yup. Hyunsuk dan Jihoon sama-sama berada di bidang yang mengurusi kepindahan mahasiswa terutama di jurusan mereka.










"Seharusnya aku ikut saja Junkyu di humas,"







"Kau rela meninggalkanku sendirian?"







Jihoon memasang wajah jijiknya begitu melihat ekspresi menyebalkan Hyunsuk. Oh, tatapan memohon itu.







"Ah, aku lapar!"








Hyunsuk tertawa melihat Jihoon yang dengan kesalnya mengambil mangkuk nasi.







Sidewalk

[✔️] Sidewalk (Lee Byounggon x Choi Hyunsuk) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang