Part 1

77.3K 2K 58
                                    

Tak ada yang seindah cahaya malam yang ditemani para bintang, seperti sebuah takdir yang memberikan kita kesempatan untuk bersama.

_

___________________________________

Happy Reading...

Pesantren Al-Habsi adalah pesantren yang terletak di daerah solo. Pemiliknya adalah Kiyai Mahmud Al-Habsi. Mahmud Al-Habsi mempunyai dua orang anak perempuan yaitu Farah Ainun Al-Habsi dan yang bungsu bernama Alfatunisa Karinia Al-Habsi.
Pesantren itu telah di dirikan oleh keluarga Al-Habsi semenjak tahun 1990 hingga kini.

Pesantren itu telah terkenal hingga anak seorang alim ulama juga pesantren disana, anak itu namanya Ilham Fauzi. Dia Pesantern disana karena keinginannya sendiri. Berbeda dengan teman yang lainnya yang pergi kesana karena keinginan kedua orangtuanya.

Seorang anak laki-laki remaja yang sangat tampan baru saja keluar dari mobilnya, dia diantar oleh kedua orangtuanya.

"Jaga dirimu baik-baik disini yah nak," kata seorang perempuan paruh baya itu kepada anaknya. Dialah uminya Ilham yang belum bisa merelakan anak satu-satunya itu pergi ke pesantren.

"Iya umi, Ilham sudah besar jadi bisa menjaga diri Ilham sendiri," ucap Ilham berusaha meyakinkan sang umi untuk mengaji di pesantren tersebut.

"Sudahlah umi, biarkanlah anak kita ingin belajar mencari ilmu, jangan terlalu memanjakan dia, sekarang dia sudah 16 tahun jika umi lupa, kini dia sudah bisa memilih pilihannya sendiri," seru Abinya sambil merangkul bahu sang istri.

Uminya hanya menganggukkan kepalanya sambil bersandar pada bahu sang suami. Dia belum rela melepaskan anaknya ke pesantren asalkan nanti anaknya akan berbakti pada nusa dan bangsa.

"Tidak terasa yah bi, anak kita sudah besar. Yasudah kalau begitu kamu jaga dirimu baik-baik di pesantren ini, semoga saja kamu betah, kalau gak betah hubungi umi yah nanti umi akan menjemputmu untuk pulang," gumam uminya.

"Insya Allah, aku betah kok umi. Lagian ini adalah keinginku sendiri untuk berada disini. umi do'akan saja semoga aku sehat selalu dan bisa membawa ilmu bermanfaat dari sini nanti," ucap Ilham untuk meyakinkan uminya kalau dia akan betah di pesantren.

"Iya, ayo kita pergi dari sini," kata abinya mengajak pergi uminya setelah Ilham bersalaman kepada kedua orangtuanya.

Sebelumnya abinya telah menitipkan Ilham kepada Kyai Mahmud Al-Habsi, jadi abinya bisa tenang sekarang meninggalkan anak satu-satunya itu.

Ilham melihat kepergian umi dan Abinya yang masuk kedalam mobil. Dia melambaikan tangannya kepada kedua orangtuanya sebagai tanpa perpisahan.

"Hati-hati umi sama abi," ucap Ilham sambil melambaikan tangannya kepada kedua orangtuanya sebagai tanda pamitan dia.

Setalah kepergian kedua orangtuanya, dia memilih untuk berkeliling melihat apa saja yang ada di pasantren itu, mulai dari kolam ikan dekat tempat wudhunya, pepohonan yang diukir oleh tulisan arab hingga semuanya terlihat indah.

Di tengah-tengah acara melihat pesantren, tiba-tiba ada yang menabrak tubuh Ilham sehingga Ilham linglung dan terjatuh ke tanah bersama seseorang yang menabraknya tadi.

"Aduh," ringis wanita itu sambil memegangi sikutnya yang sepertinya terluka karena baju yang dikenakannya kotor.

Ilham yang melihat itu semuanya jadi khawatir dan meminta maaf pada orang yang sudah di tabrak. Bagaimana pun itu adalah salah dirinya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Ilham menghampiri wanita itu dan bermaksud untuk menolong wanita tersebut.

Wanita itu mundur saat Ilham mencoba mendekatinya, "Aku tidak apa-apa, maaf akhi aku tidak sengaja tadi, permisi Assalamualaikum," pamit wanita tadi meninggalkan Ilham.

Seindah Cahaya Takdirmu (Tamat) Where stories live. Discover now