Ali Bin Abi Thalib's Profil

186 4 0
                                    


'Alī bin Abī Thālib (: علي بن أﺑﻲ طالب, : علی پسر ابو طالب)

 (lahir sekitar 13 23 SH/ Masehi – wafat 21 40 Hijriah/ Masehi) adalah khalifah keempat yang berkuasa pada tahun 656 sampai 661. Dia termasuk golongan dan salah satu . Secara silsilah, 'Ali adalah sepupu dari Nabi Muhammad. Pernikahan 'Ali dengan juga menjadikannya sebagai menantu Nabi Muhammad.

Sebagai salah satu pemeluk Islam awal, 'Ali telah terlibat dalam berbagai peran besar sejak masa kenabian, meski usianya terbilang muda bila dibandingkan sahabat utama Nabi yang lain. 'Ali mengikuti semua perang, kecuali , pengusung panji, juga berperan sebagai sekretaris dan pembawa pesan Nabi. 'Ali juga ditunjuk sebagai pemimpin pasukan pada .

Sepeninggal Nabi Muhammad, 'Ali diangkat sebagai khalifah atau pemimpin umat Islam setelah Abu Bakar, 'Umar, dan 'Utsman. Dalam sudut pandang , 'Ali bersama tiga pendahulunya digolongkan sebagai . Di sisi lain, kelompok memandang bahwa 'Ali yang harusnya mewarisi begitu mangkatnya Nabi Muhammad atas tafsiran mereka dalam , membuat kepemimpinan tiga khalifah sebelumnya dipandang tidak sah. Masa kekuasaan 'Ali merupakan salah satu periode tersulit dalam sejarah Islam karena saat itulah terjadi dalam tubuh umat Muslim yang berawal dari terbunuhnya 'Utsman bin 'Affan, khalifah ketiga. Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai status 'Ali dan hak kepemimpinannya atas umat Islam, Sunni dan Syi'ah sepakat mengenai pribadinya yang saleh dan adil.

Kelahiran

Ali dilahirkan di , daerah , , pada tanggal 13 . Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun Masehi atau (perkiraan). Muslim percaya bahwa Ali dilahirkan di dalam . Usia Ali terhadap Nabi masih diperselisihkan hingga kini, sebagian riwayat menyebut berbeda 25 tahun, ada yang berbeda 27 tahun, ada yang 30 tahun bahkan 32 tahun.

Dia bernama asli Assad bin , bapaknya Assad adalah salah seorang paman dari Muhammad . Assad yang berarti Singa adalah harapan keluarga untuk mempunyai penerus yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani di antara kalangan .

Setelah mengetahui anaknya yang baru lahir diberi nama Assad, Ayahnya memanggil dengan Ali yang berarti Tinggi (derajat di sisi Allah).

Kehidupan Awal

Ali dilahirkan dari ibu yang bernama , di mana merupakan anak dari , sehingga menjadikan Ali, merupakan keturunan dari sisi bapak dan ibu.

Kelahiran Ali bin Abi Thalib banyak memberi hiburan bagi Nabi karena dia tidak punya anak laki-laki. Uzur dan faqir nya keluarga memberi kesempatan bagi Nabi bersama istri dia untuk mengasuh Ali dan menjadikannya putra angkat. Hal ini sekaligus untuk membalas jasa kepada yang telah mengasuh Nabi sejak dia kecil hingga dewasa, sehingga sedari kecil Ali sudah bersama dengan . Ketika Nabi Muhammad menerima wahyu, riwayat-riwayat lama seperti menjelaskan Ali adalah lelaki pertama yang memercayai wahyu tersebut atau orang ke 2 yang percaya setelah istri Nabi sendiri. Pada titik ini Ali berusia 10 tahun. 

Masa Remaja

Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Nabi karena sebagai anak asuh, berkesempatan selalu dekat dengan Nabi hal ini berkelanjutan hingga dia menjadi menantu Nabi. Hal inilah yang menjadi bukti bagi sebagian kaum Sufi bahwa ada pelajaran-pelajaran tertentu masalah ruhani (spirituality dalam bahasa Inggris atau kaum Salaf lebih suka menyebut istilah 'Ihsan') atau yang kemudian dikenal dengan istilah yang diajarkan Nabi khusus kepada dia tetapi tidak kepada Murid-murid atau Sahabat-sahabat yang lain.

Karena bila ilmu atau hukum-hukum agama Islam baik yang mengatur ibadah maupun kemasyarakatan semua yang diterima Nabi harus disampaikan dan diajarkan kepada umatnya, sementara masalah ruhani hanya bisa diberikan kepada orang-orang tertentu dengan kapasitas masing-masing.

Didikan langsung dari Nabi kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam baik aspek zahir (eksterior) atau syariah dan batin (interior) atau tasawuf menggembleng Ali menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak.

Kehidupan di Mekkah sampai Hijrah ke Madinah

Ali bersedia tidur di kamar Nabi untuk mengelabui orang-orang yang akan menggagalkan hijrah Nabi. Dia tidur menampakkan kesan Nabi yang tidur sehingga masuk waktu menjelang pagi mereka mengetahui Ali yang tidur, sudah tertinggal satu malam perjalanan oleh Nabi yang telah meloloskan diri ke Madinah bersama .

Kehidupan di MadinahPernikahan

Setelah masa hijrah dan tinggal di , Ali menikah dengan , putri Nabi Muhammad. Ali tidak menikah dengan wanita lain ketika Fatimah masih hidup. Tertulis dalam Tarikh , setelah itu Ali menikah dengan , , , , , , , dan .

Julukan

Ketika Muhammad mencari Ali menantunya, ternyata Ali sedang tidur. Bagian atas pakaiannya tersingkap dan debu mengotori punggungnya. Melihat itu Muhammad pun lalu duduk dan membersihkan punggung Ali sambil berkata, "Duduklah wahai Abu Turab, duduklah." Turab yang berarti atau dalam . Julukan tersebut adalah julukan yang paling disukai oleh Ali.

Pertempuran yang diikuti pada masa NabiPerang Badar

Beberapa saat setelah menikah, pecahlah perang Badar, perang pertama dalam sejarah Islam. Di sini Ali betul-betul menjadi pahlawan disamping , paman Nabi. Banyaknya yang tewas di tangan Ali masih dalam perselisihan, tetapi semua sepakat dia menjadi bintang lapangan dalam usia yang masih sangat muda sekitar 25 tahun.

Perang Khandaq

Perang Khandaq juga menjadi saksi nyata keberanian Ali bin Abi Thalib ketika memerangi Amar bin Abdi Wud . Dengan satu tebasan pedangnya yang bernama dzulfikar, Amar bin Abdi Wud terbelah menjadi dua bagian.

Perang Khaibar

Setelah Perjanjian Hudaibiyah yang memuat perjanjian perdamaian antara kaum Muslimin dengan Yahudi, dikemudian hari Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut sehingga pecah perang melawan Yahudi yang bertahan di Benteng Khaibar yang sangat kukuh, biasa disebut dengan perang Khaibar. Di saat para sahabat tidak mampu membuka benteng Khaibar, Nabi bersabda:

"Besok, akan aku serahkan bendera kepada seseorang yang tidak akan melarikan diri, dia akan menyerang berulang-ulang dan Allah akan mengaruniakan kemenangan baginya. Allah dan Rasul-Nya mencintainya dan dia mencintai Allah dan Rasul-Nya".

Maka, seluruh sahabat pun berangan-angan untuk mendapatkan kemuliaan tersebut. Namun, temyata Ali bin Abi Thalib yang mendapat kehormatan itu serta mampu menghancurkan benteng Khaibar dan berhasil membunuh seorang prajurit musuh yang berani bernama Marhab lalu menebasnya dengan sekali pukul hingga terbelah menjadi dua bagian.

sumber :  https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_bin_Abi_Thalib

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Inspirational Quotes Ali Bin Abi ThalibWhere stories live. Discover now