wiken 16 feb 19

6 0 0
                                    


Tema: Kembar yang terpisah jauh
Keyword: Pinang, pesugihan, gubuk buluk, gagal keren, pak bos.
Divisi : Campuran
Genre : romens

----------
Menemukannya
----------

Dengan tubuh yang bergetar hebat aku menepikan mobilku di depan sebuah gapura. Gapura kumuh bertuliskan Desa Matahari Meronah. Sebuah desa yang terletak aksa dari ibukota, dengan jarak tempuh lebih dari 9 jam.

Aku menarik napas dalam lalu menghembuskannya. Beberapa kali hingga membuat tubuhku tenang dan rasa lelahku berkurang sedikit. Udara pedesaan memang berbeda. Sangat berbeda. Matahari mulai menampakkan wujudnya. Dan mataku kembali menatap gapura tersebut lalu ke arah jalan yang berada di depanku. Jantungku berdetak dengan keras, merasa tak sabar akan sesuatu yang ingin aku jumpai.

Aku menghidupkan mesin mobil dan kembali menjalankannya dengan kecepatan pelan. Beberapa penduduk mulai terlihat bermunculan dan aku memutuskan untuk bertanya di mana letak persisnya tempat yang ingin kutuju. Desa yang kecil membuat aku menyimpulkan bahwa mereka pasti saling mengenal. Dan terbukti, ketika aku menanyakan tujuanku, seorang bapak-bapak langsung memberi tahu.

Membutuhkan waktu 25 menit lagi untuk sampai ke tempat tujuanku. Dan respon bapak yang kutanyai tadi masih bisa kuingat dengan jelas. Tercengang seolah baru saja melihat hantu, membuatku menjadi semakin tak sabaran.

Aku menemukannya.  Aku menepikan mobil, mematikan mesinnya dan segera keluar dengan terburu-buru hingga tak sengaja kulitku abrasi oleh tepian pintu mobil. Menghiraukan kulitku yang sedikit mengelupas. Aku melangkahkan kaki mendekati tujuannku.

Sebuah gubuk buluk yang berada di tepi jalan kecil, kiri dan kanannya di apit oleh beberapa petak sawah sebelum kemudian terisi kembali rumah penduduk. Di gubuk itu, tepatnya diterasnya, di atas sebuah bangku kayu duduk seseorang.

Dia.

Rasanya seperti melihat diriku. Bagai pinang dibelah dua.

Dia? Ada! Benar-benar ada. Duduk tak jauh dari tempatku berdiri.

Saudaraku.

Saudara kembarku yang keberadaannya baru kuketahui tak kurang dari 12 jam, ini. Kenyataan yang mungkin tak akan pernah kuketahui kalau saja aku tak sengaja menguping pembicaraan ayah dan kakekku. Aku mencaci mereka seperti anggara sebelum memutuskan langsung mengunjungi kembaranku. Setelah aku mengancam akan bunuh diri jika mereka tak memberitahu.

Aku menarik napas dan menghembuskannya, mengumpulkan keberanian sebelum akhirnya mendekatinya. Dan ketika langkahku semakin mendekat--

"Siapa, di sana?" Tanyanya, yang dengan sigap berdiri sambil mengambil tongkat yang berada di sampingnya. Suara yang sanggup membuatku menahan napas. Suara yang entah kenapa langsung merasuk ke dalam sanubariku dan dengan segera membuatku bergetar. Kerinduan menghantamku dengan dahsyat.

Aku tak menjawab pertanyaannya. Yang kulakukan sekarang adalah menatapnya. Seseorang yang ....

Hatiku berdenyut sakit dan tanpa kusadari air mataku mengucur dengan deras. Dia tampan, sudahkah kubilang itu? Dia tampan, dan aku cantik. Bukankah kami kombinasi yang sempurna?

Teganya mereka ....

Kenapa? Kenapa orangtuaku tega membuat kami terpisah! 25 tahun! Jahat!
Menjadikan dia korban pesugihan untuk membuat keluarga kami kaya. Ablepsia yang harus ditanggungnya. Mereka mengambil penglihatannya, tepat diusianya yang pertama. Dan setelahnya ..., seperti di dunia khayalan, kondisi keluarga kami meningkat drastis. Roda berputar begitu cepat, pindah ke kota yang jauh, dengan rumah megah dan bisnis property yang mumpuni.

Meninggalkan kembaranku yang malang di asuh oleh sanak dari pihak ayahnya dalam keadaan melarat. Digubuk buluk ini.

Aku tak bisa menahannya lagi, kakiku melangkah cepat mendekatinya dan dalam hitungan detik tubuhku memeluknya erat.

Seharusnya dia menolak, bukan? Respon yang wajar ketika kau tiba-tiba dipeluk oleh orang tak dikenal. Namun, yang kudapati adalah, tubuh yang hanya sedetik menegang sebelum kemudian membalas pelukanku tak kalah eratnya.

"Hallo ... Adikku sayang! Apa kabar?" Ucapnya pelan membuatku tak kuasa menangis kuat.

Tuhan ... dia mengenalku!

Apa ini yang dinamakan ikatan batin saudara kembar? Aku terhura.

Dan, Ya, Tuhan ....

Abaimanaku bergetar, rasanya aku ingin berteriak. KENAPAA? KENAPA DISAAT MENGHARU BIRU INI? PERUTKU MELILIT. YA, TUHANN! GAGAL KEREN, PAK BOS! GAGAL ... BANGCAT!

Aku tak tahan lagi, SIALAN!

"Tung-tunggu, Ba-im. Anu, sakit perut, mau cepirit!" Aku melepas pelukan kami dan segera berlari memasuki gubuk tanpa menunggu responnya.

DAN, DI MANA TOILETNYA?

The end

PseuCom





You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tahun baru 2019Where stories live. Discover now