14

9.4K 364 24
                                    


Daisy menatap pantulan dirinya didepan cermin westafel, semakin lama Andrew semakin menunjukan keberanian untuk menggodanya. Dan bodohnya Daisy tidak tega menolak mentah-mentah pria itu seperti yang dilakukannya kepada pria lain.

Karena Andrew terlalu muda dan lugu, atau karena sesuatu... hingga membuatnya tidak tega.

Daisy melihat kearah kedua matanya, memastikan sesuatu bahwa itu tidak benar terjadi. Ia takut akan sesuatu yang dapat merenggut kebebasannya, takut jika sesuatu diluar seks akan membuatnya merubah pola pikirnya selama ini yang membuatnya merasa nyaman.

Tapi dalam lubuk hati Daisy yang paling dalam, ia menginginkan sesuatu itu terjadi....

Ckle...

Pintu kamar mandi terbuka, Daisy terkejut setengah mati melihat pria itu menerobos masuk meski kondisi toilet wanita kini tengah kosong.

"Andrew, apa yang-"

Pria itu memojokan Daisy kesudut ruangan hingga punggung mungil itu menghentak tembok. Daisy tidak menyangka pria itu mengikutinya hingga ketoilet wanita.

Dengan nafas memburu Andrew kembali meraup bibir seksi itu, Daisy sempat memberontak namun kedua tangannya terangkat keatas dan Andrew mencengkramnya dengan kuat.

Daisy menyengir, "oh, kau mau bermain kasar Andrew?" Tanya Daisy disela ciuman panas mereka, tubuh Andrew terlalu menempel dengan buah dada yang tertutup dress tipis tersebut.

"I want you..." Daisy mendesah, suara bariton yang biasa ia dengar kini tengah serak dan melemah. Seolah gairah meruntuhkan segala wibawa dan pesonanya. Well, sepertinya Daisy mulai menyukai pria ini...

Persetan jika ia lebih muda darinya dan tidak segagah pria yang rela mengantri untuk meniduri dirinya...

"You want me?" Desah Daisy, tubuh langsing dan seksi tersebut mulai meliuk. Membuat Andrew makin dapat merasakan hawa panas yang menjalar dibalik setelan kerjanya.

"Yes Miss..." Andrew hampir tak kuasa menahan gairahnya, sementara Daisy tak berhenti menggodanya dengan membusungkan kedua dada yang ukurannya sangat pas itu. .

"Lepaskan tanganku!" Ujar Daisy, Andrew menggeleng.

"Kau akan lari seperti tadi, kau yang membuatku seperti ini semenjak ciuman palsumu itu Miss..." Daisy menyeringai.

So Childish...

"Aku berjanji, aku tidak akan lari..." kata Daisy meyakinkan, perlahan ia merenggangkan cengkramannya dikedua pergelangan tangan Daisy.

Jemari lentik itu tiba-tiba meraba celana kerja Andrew, pria itu terlihat pasrah dan kedua matanya kian menggelap, Daisy menyunggingkan senyum. Wajah pria ketika dilanda gairah ternyata sangat manis... seolah Daisy ingin melahapnya.

Jari-jari Daisy bergerak nakal, membuka resletingnya dengan perlahan dan mengeluarkan sesuatu yang ternyata telah mengembang sempurna didalam sana.

Daisy melotot...

Kagum dan terkejut menjadi satu, pria itu memiliki kejantanan yang sangat besar. Jika Andrew terbilang pria yang liar, sudah dapat diduga bahwa semua wanita akan mengejarnya.

"Well, you have a very big d*ck Andrew" ujar Daisy, pria itu sudah tidak dapat berkata apapun karena gairahnya yang telah memuncak.

Daisy menjilat bibirnya sendiri guna menggoda Andrew, lalu ia berjongkok dihadapan Andrew sambil memainkan kejantanan yang berwarna merah jambu.

"Oh.... such a good taste...." racau Daisy, kepala Andrew mengadah keatas dan kedua matanya terpejam menikmati semua yang diberikan Daisy kepadanya.

Damn... Daisy ternyata sangat mengerti cara memanjakan pria, dilihat dari caranya mengulum, meremas sekaligus mengelus miliknya dengan lihai.

Andrew menggeleng, tak kuat lagi menahan sesuatu yang ingin keluar dari dalam dirinya.

Daisy yang seolah mengerti akan hal tersebut mulai mempercepat temponya, tubuh Amdrew bergetar hebat ketika pelepasannya.

Ia mengelus pipi dan rahang mulus Daisy saat cairan itu berhamburan diwajah cantik wanita itu, miliknya yang besar diwajah cantik bosnya, bukankah itu fantasi yang sungguh nikmat?

Daisy tersenyum puas, ia masih mengelus milik Andrew dengan jemarinya.

"Do you still want me Andrew?"

"Yeah..." ujarnya dengan suara serak.

"Good, i will show you after prom tonight...."

"I always ready for you, Miss..." sahut Andrew, Daisy tersenyum lebar, lidahnya terjulur mencari sesuatu yang masih menetes dari milik pria itu.

Bermain dengan Andrew sepertinya tidak buruk, lagipula pria itu selalu mematuhi perintahnya.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang