Chapter 1

863 91 10
                                    




Gelap

Hidupnya hanya diselimuti kegelapan,yang dilakukan kedua tangannya hanyalah membunuh. Namun hidupnya yang gelap itu diselimuti oleh uang,selama ada uang maka semuanya akan baik-baik saja katanya.

Tak terhitung oleh jari berapa nyawa yang telah melayang ditangannya, ia tak segan membunuh siapa saja yang mengusik ketenangannya. Kegiatan sehari-hari-nya adalah duduk diatas kursi mahal memantau kegiatan anak buahnya.

Banyak orang yang ingin bekerja sama namun mereka berhianat dan akhirnya berakhir dimansion putih tak tersentuh miliknya. Mansion dengan benteng menjulang berukuran tinggi 3 meter. Tak ada satu pun yang tahu sekedar apa warna cat mansion itu kecuali orang-orang dalam,kepercayaannya.

Ia kejam. Jangan salahkan dia,salahkan masa lalunya. Semua berawal dari sang Ayah yang memiliki profesi sama dengannya. Semasa kecil yang ia lihat hanyalah pertumpahan darah dan perebutan kekuasaan. Semua kejadian brutal yang tak layak dilihat oleh anak dibawah umur telah terekam jelas dibenaknya,ia tidak lupa sama sekali.

Ia disegani didunia bisnis,segala macam bisnis telah ia lakoni semuanya berbuah manis. Uang,tahta,dan kekuasaan berada digenggamannya.

Taehyung duduk dikursi belakang,duduk dengan tenang membiarkan sang supir membawa mobil mewahnya. Suara ponsel pintar yang agak nyaring mengusik gendang telinganya,lantas ia menekan tombol "receive".

"Hyungsik menggagalkan rencanamu,tanah yang akan kita beli telah dimiliki pengusaha asal Gwangju. Mereka akan membuat konveksi"

Rahang Taehyung mengeras, ternyata masih ada anak buahnya yang berani berhianat. Taehyung benci penghianatan.

"Sekap dia,jangan lakukan apapun sebelum aku datang"

Mobil bercat merah tiba disebuah mansion bergaya eropa klasik,Taehyung memasuki mansionnya dengan langkah angkuh.

"dimana dia" tanya-nya dengan suara rendah dan mata berkilat mengisyaratkan kemarahan.

"diruang bawah tanah"

Taehyung menuruni anak tangga berkeramik coklat dengan tenang hingga langkahnya terhenti didepan pintu usang bercat putih lantas ia membukanya.

Hyungsik tengah terduduk dengan dua tangan yang terikat diudara. Taehyung tersenyum tipis.

"Bagaimana kabarmu Park"

Hyungsik tak menjawab ia memalingkan wajahnya

"Selain bedebah kau juga tunarungu,hidupmu sungguh tak berguna"

"Tak berguna, sama seperti hidupmu" elak Hyungsik. Taehyung mengeram marah,ia menarik dagu Hyungsik dan menekannya kuat.

"Bajingan!"

"Sekarang katakan padaku siapa orang yang telah menyuruhmu bajingan!"

"Tidak ada yang menyuruhku"

"Keparat!katakan siapa!"

Hyungsik menggelengkan kepalanya membuat Taehyung semakin mengeram

"Minhyung bawakan cutter! " Titah Taehyung.

Minhyung membawakan Taehyung sebuah cutter dengan pisau yang baru saja diganti,tajam.

"Jika kau tak bicara maka lidah sialanmu itu akan kupotong"

Tak kunjung bersuara,akhirnya Taehyung menarik paksa lidah hangat Hyungsik dari mulutnya. Ia mengiris bagian kiri lidah Hyungsik pelan hingga mengeluarkan tetesan darah segar. Hyungsik memekik kesakitan.

"argh L-Luna yang menyuruhku"

Taehyung menghentikan aksi brutalnya dan beranjak.

"Bunuh dia" ujar Taehyung pada Minhyung.

PluviophileWhere stories live. Discover now