🍂🍂🍂
07:44
Bulshitt! Kurang satu menit gerbang sekolah sudah di tutup.
Sampai di kelas yang gaduh dengan nafas yang tak beraturan, sesegera Lia duduk di bangku nomor dua dari depan yang berada di tengah.
"Pasti lo tadi pagi nunggu sarapan bokap sama nyokap lo lagi kan? Sampai ngos-ngosan gitu. Gue mah hafal wkwk. Untung lo belum terlambat masuk kelas, kalo terlambat nanti lu di jemur bawah tiang bendera noh sama Pak Ali". Kata teman sebangku-nya bernama Sindy yang terkenal sangat cerewet.
"Haha nggak lucu". Sambung Lia singkat.
"Pagi." Sapa Pak Ali yang baru saja masuk ke kelas Sebelas MIPA Satu dengan wajah-nya yang tegang seperti biasa.
Seketika suara gaduh beralih menjadi hening.
"Pagi Pak." Sahut para penghuni kelas yang sudah duduk rapi beraturan.
"Sekarang kita mulai melanjutkan materi pada minggu kemarin. Ketua kelas, bantu ngumpulin tugas yang saya berikan minggu kemarin!".
"Baik Pak." Sesegera Irwan berdiri dan meminta buku tugas ke teman-temannya.
"Mampus gue."
"Kenapa lo? Masih sehat gitu bilang mampus, kan nggak lucu." Tanya Sindy ke Lia.
"Buku tugas gue masih di bawa sama Andre. Kemarin dia pinjem karna ada pr yang sama dari Pak Ali. Karna gue pikir kita ngumpulin tugas itu minggu depan, jadi yaudah gue pinjemin aja buku gue ke Andre." Jelas Lia.
"Yaampunn baby.. Gimana sih lo Lia.. Kan tugas itu udah dari minggu kemarin, masa lo lupa. Gue aja yang nggak pernah belajar bisa inget."
"Tumben kali lo inget. Biasanya juga boro-boro."
"Mana buku lo?". Tanya Irwan ke Lia.
"Ketinggalan Wan.."
"Yaudah gue nggak urusan. Urusan lo sama Pak Ali." Sambil melanjutkan keliling kelas mengumpulkan buku siswa yang lain.
"Sudah Pak."
"Trimakasih. Apakah ada yang belum ngumpulin tugasnya?" tanya Pak Ali kepada murid-nya.
"Sa..sayya pak." Acungan tangan dari Lia, satu-satunya siswa yang belum mengumpulkan tugas dari Pak Ali.
"Kenapa belum ngumpulin?"
"Em..itu pak"
"Itu itu apa? Sana keluar kamu, nggak usah ikut pelajaran Bapak."
Mampus
🍂🍂🍂
YOU ARE READING
"Sepucuk Rindu" Yang Kering Berserakan
Teen FictionSebuah kata "Rindu" yang sempurna hingga pada akhirnya kini tak lagi berguna karena seseorang yang mengaku mencintai dirinya kini tak lagi memberikan cinta untuknya. "Terimakasih sang waktu yang telah menunjukan siapa Dia yang sebenarnya, juga menu...
