"Seandainya aku bisa mengatakan semua maka akan aku katakan, aku ingin membela hatiku yang terus terluka, dan membela diriku bahwa rasa itu tak salah"
▪▪▪Sudah seminggu sejak perkenalan Tzuyu dengan Mingyu. Di kelas, ada topik baru yang Tzuyu bicarakan, apalagi jika bukan tentang Mingyu. Jam istirahat juga banyak Tzuyu habiskan bersama Jooyeon, bahkan tak jarang sepulang Sekolah, mereka akan pergi berdua, walau hanya untuk membeli es krim.
Jungkook dan Yerim?
Entahlah, sudah seminggu ini juga menjaga jarak dengan mereka. Sesekali Tzuyu bertemu dengan Jungkook atau Yerim, atau keduanya, tapi Tzuyu lebih senang menghindar, Yerim selalu membujuk Tzuyu agar mereka kembali bersama, tapi Jungkook selalu mengatakan, tidak apa-apa, biarkan saja dia.
Seperti saat ini, Tzuyu dan Jooyeon mendatangi sebuah perguruan atau klub beladiri Taekwondo, bukan tanpa alasan. Jooyeon mengatakan bahwa Mingyu adalah salah satu atlet beladiri, dan hari ini ada kegiatan amal yang dilakukan, mereka akan memperlihaykan jurus-jurus yang mereka miliki, sekaligus merekrut anggota baru.
Keadaan sangat ramai, gelanggang ini cukup penuh, sejak duduk bersama Jooyeon, Tzuyu masih sibuk menatap brosur yang diberikan saat mereka masuk. Ia tersenyum saat melihat foto wanita yang merupakan atlet nasional dari cabang olahraga itu.
"Tzuyu, lihatlah," ucap Jooyeon menunjuk, Tzuyu mengalihkan pandangannya, ia bertepuk tangan saat satu persatu atlet itu masuk dengan baju putih mereka, tentu dengan warna sabuk yang berbeda-beda, bahkan ada seorang anak kecil lelaki yang mengenakan sabuk berwarna putih di sana, menggemaskan sekali.
Suasana sangat ramai, penonton kembali bersorak dan bertepuk tangan saat para atlet itu berhasil melakukan aksinya. Dan sekarang giliran Mingyu, ia bersiap untuk mematahkan balok dengan tangannya. Mendadak dua gadis itu merasa tegang melihat Mingyu yang bersiap untuk memulai aksinya.
"Hiaatt!"
Prek!
"Uuuhhh!" sorak mereka berdiri karena Mingyu berhasil, lelaki itu membungkukkan tubuhnya dan kembali ke belakang.
"Bukankah itu hebat?" tanya Jooyeon merasa bangga, Tzuyu mengangguk.
"Jooyeon, sepertinya aku ingin bergabung," ucap Tzuyu kembali melihat brosurnya, Jooyeon membulatkan matanya, ia menarik lengan Tzuyu.
"Kau serius?" Tzuyu mengangguk.
"Tapi Tzuyu, kau akan babak belur nanti,"
"Hm, tidak masalah, itu memang resikonya bukan?"
"Tapi Tzuyu--"
"Jooyeon, aku tak ingin menjadi wanita lemah yang mengharapkan perlindungan dari lelaki," Tzuyu menatap sendu, mengatakan hal itu ia kembali mengingat Jungkook.
"Kau ingat saat Bambam Sunbae menamparku waktu itu?" Jooyeon menatap Tzuyu serius.
"Aku ingin bisa membalas tamparannya, bukan untuk membalaskan dendam, tapi aku ingin dia mengerti bahwa dia tidak bisa semena-mena pada orang lain, terutama wanita," jelas Tzuyu membuat Jooyeon tersenyum.
"Baiklah, aku akan mendukungmu Tzuyu,"
*
*
*

KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless [COMPLETED]
Fiksi Penggemar|Sebagian part telah dihapus| Ini hanya sebuah kisah sederhana, kisah yang juga menjadi milik bersama. Lelaki dan wanita bersahabat, tak mungkin jika tidak ada cinta diantaranya, mungkin tidak pada keduanya, tapi pasti ada pada salah satunya. Memang...